Bab 12. Kepercayaan

1.7K 182 7
                                    

BAB 12.
KEPERCAYAAN

***

SIANG itu ruang psikiater mendadak menjadi berisik karena kehadiran Aditya. Beberapa menit setelah waktu menunjukkan jam istirahat, Aditya yang kala itu usai melaksanakan operasi pengangkatan benda tajam pada pasien kecelakaan, langsung menuju keruangan Sofia. Tidak hanya itu, Alex juga bergabung dengan mereka. Kebisingan itu disebabkan oleh perdebatan Aditya dan Viona.

"Mana ada? Yang cewek dong salah. Kalau dia cewek baik, dia nggak bakal buka hati buat cowok yang udah punya pasangan," protes Aditya.

Sofia hanya menghela nafasnya mendengar perdebatan tak penting antara mereka, tentang siapa yang salah di antara orang yang selingkuh. Sedangkan Alex sibuk dengan ponselnya.

"Cowok yang salah. Udah tau punya cewek, masih aja selingkuh. Nggak tau diri." Viona nggak mau kalah.

Keduanya baru berhenti ketika mendapat pesan masuk dari masing-masing ponsel. Sebuah notifikasi dari grup khusus dokter dan pegawai rumah sakit. 

"Ah iya. Lusa tepat 7 tahun rumah sakit ini berdiri." Kata Aditya.

"Pantas saja direktur sibuk siapin ini itu." Viona menimpali, sambil memakan camilan yang ia beli tadi pagi.

"Well, kita harus menyiapkan pakaian terbaik kita." Sahut Alex yang sejak tadi terdiam. Ia kemudian menatap Sofia di sampingnya yang tampak tak minat dengan obrolan ini. "Kau akan ikut merayakannya hari ini kan?" Tanyanya.

Alex berharap Sofia mengangguk mengiyakan. Sofia tidak pernah datang dalam perayaan berdirinya rumah sakit Cendana sejak pertama kali ia menjadi psikiater di sana. Ia tidak memiliki ketertarikan datang pada sebuah pesta besar dan berbicara dengan banyak orang penting.

Namun sayangnya Sofia menggeleng. "Tidak bisa. Jika aku datang, siapa yang akan menjaga Arjuna."

Semua yang ada di ruangan itu menghela nafas kesal. Dan tiba-tiba saja Aditya dengan gaya ceplas-ceplosnya berkata. "Bawa saja Arjuna."

"Kau bodoh? Mana bisa?!" Viona memukul kepala Aditya.

"Bisa. Tidak ada larangan membawa kerabat bukan?" Alex menatap Sofia lagi. "Bawa saja Arjuna."

🌻🌻🌻

Sofia tahu tidak seharusnya ia menuruti ide dari rekan-rekannya. Ia bisa saja tidak berangkat dan lebih memilih menghabiskan waktunya dengan Arjuna di apartemen. Namun ia dan Arjuna sudah terlanjur tiba di lokasi. Arjuna tidak bisa lepas dari gendongannya sejak memasuki hall.

"Junaaa!!" Suara melengking Viona membuat Arjuna sejenak menoleh. Ia tersenyum melihat kehadirannya. "Kenapa tidak mau turun? Banyak kue enak di sini. Mau ikut kak Viona tidak?" Tawar Viona.

Alih-alih menjawab tawarannya, Arjuna justru membalikkan badan, enggan menatapnya. Anak itu menyembunyikan wajahnya pada leher Sofia. "Maaf ya. Mood Juna sepertinya sedang tidak bagus hari ini."

"Kau terlalu memanjakannya, Sof. Makanya dia jadi seperti itu." Alex tiba-tiba saja datang sambil membawa minuman di tangan kanannya.

Dahi Sofia mengernyit tidak suka. "Ada apa denganmu? Sejak kapan kau peduli?"

Alex terkekeh. "Wow, tenang saja. Aku hanya menyarankan untuk tidak terlalu memanjakannya. Dia sudah memasuki umur 5 tahun."

OBSESSED [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang