Bab 8. Bayangan Hitam

2.5K 250 9
                                    

Bab 8.
BAYANGAN HITAM

***


DI MALAM Rabu, hari kelima Arjuna tinggal bersamanya. Semua terasa normal. Sofia bekerja seperti biasanya. Ia akan menitipkan Arjuna pada tetangga sebelahnya, atau Kevin. Namun hari ini, Sofia merasakan sesuatu. Tidak enak. Lain dari biasanya. Namun ia tidak dapat menemukan alasan dibalik ia merasa seperti itu. Arjuna dihadapannya sedang memakan makan malamnya dengan tenang. Raut bahagia tercetak pada wajah bulatnya.

Setelah melewati semalam dengan Arjuna, keesokannya Sofia membawanya ke kantor polisi untuk melaporkan bahwa ia menemukan anak di depan pintu apartemennya. Tetapi begitu tiba di sana, ia harus rela menelan kekecewaan, lantaran tak mendapatkan apapun mengenai data Arjuna. Sofia dibuat pusing dengan segala sesuatu yang menimpa dirinya.

"Kak?" Sofia tersadar dari lamunannya ketika ia merasakan sesuatu sedang menggoyangkan lengannya. Ia melihat ke bawah, di mana Arjuna sudah turun dari kursi dan saat ini tengah menarik-narik lengan bajunya. "Aku ingin dibacakan cerita," lanjutnya.

Keduanya pergi ke kamar Sofia, selepas Sofia mengambil buku cerita di rak samping meja kerjanya. Arjuna dengan semangat mendudukkan diri di atas ranjang, menyelimuti kedua kaki kecilnya, lalu menunggu kedatangan Sofia.

"Anak lelaki dan bayangan?" Kata Arjuna terbata-bata mengeja judul buku cerita yang dibawa Sofia.

Tak lama, keduanya larut dalam alur cerita tersebut. Secara garis besar, cerita itu menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang begitu penasaran tentang bayangan yang selalu mengikutinya tiap kali ia berjalan dan itu selalu terjadi tiap bocah itu pergi jalan-jalan keluar di siang hari. Akan tetapi bayangan menghilang ketika malam hari.

Arjuna belum juga tertidur ketika Sofia selesai membacakan dongeng hingga akhir. "Kak, apakah bayangan suka menyelinap di malam hari?" tanya Arjuna setelah beberapa saat mereka terdiam.

Sofia mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Arjuna. "Tidak mungkin. Kan bayangan tidak terlihat di malam hari," jawabnya.

"Setiap malam, aku selalu melihat bayangan, seperti yang ada di gambar buku cerita itu. Bayangan itu berdiri di depan jendela kamar kakak." Arjuna membalas sambil menunjuk ke arah jendela.

Walau Sofia merasa kalut sekarang, ia berusaha tetap tenang. "Kau mungkin salah lihat."

"Tapi Juna benar-benar melihatnya. Bayangan itu tiap malam selalu berjalan bolak-balik di depan jendela itu." Arjuna tetap pada pendiriannya.

Jantung Sofia mendadak berdetak lebih cepat. Ia menolehkan kepalanya pada jendela kamar yang mengarah ke balkon. Sofia tidak pernah menutup gorden jendela kamarnya tiap malam. Karena ia lebih suka membiarkan bias cahaya bulan masuk ke dalam kamarnya. Namun kali ini, sepertinya ia harus menutup gorden, serta mengunci jendelanya rapat-rapat.

"Jendelanya sudah kakak tutup. Jadi, tidak akan ada lagi bayangan itu. Juna sekarang tidur ya." Arjuna menyamankan diri dalam dekapan Sofia. Kini Sofia sudah mulai terbiasa tidur dengan mendekap Arjuna. Sebelumnya ia sempat terkejut saat Arjuna tiba-tiba saja memeluknya.

Tengah malam, di mana sunyi mulai menyapa, sayup-sayup Sofia mendengar keributan di luar apartemennya. Ia terbangun, begitupun dengan Arjuna. Bahkan kini ia sedikit merengek karena terganggu tidurnya. Sofia menggendongnya keluar apartemen, memastikan apa yang terjadi. Di luar sudah ramai tetangganya yang sedang berkumpul, ada juga polisi patroli.

"Ada apa?" tanya Sofia pada salah satu tetangganya.

"Oh astaga. Apakah kami membangunkan kalian?" Tetangganya itu terkejut melihat kehadiran Sofia beserta Arjuna digendongannya. "Ibu Hana bilang dia mendengar sesuatu dari balkon kamarnya. Begitu beliau cek, ada seseorang berpakaian serba hitam turun dari balkon kamarnya sambil tergopoh-gopoh. Langsung saja suaminya memanggil polisi yang sedang berjaga. Anehnya polisi tidak menemukan orang yang mencurigakan selama perjalanan mereka ke sini."

OBSESSED [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang