Suasana malam di kota London terasa semakin menyepi kala hujan turun dengan deras membasahi kota tersebut. Banyak para penduduk yang lebih memilih untuk tinggal dirumah dan menikmati coklat hangat atau apapun itu yang menghangatkan.
Namun , berbeda dengan sebuah rumah yang kini terdengar suara tangisan dan pekikan dari dalam. Andara menyentuh pintu tersebut dan berusaha membukanya pelan.
Nafasnya tercekat tatkala didepan pandangannya kini tersuguh seorang wanita yang tengah menyiksa wanita lain juga seorang anak kecil berumur kisaran 6 tahunan yang kini mendekap erat balita disudut ruangan.
"Ara , pergilah ,bawa adikmu pergi" pekik wanita tersebut.
"Ayo pergi bersama mom" jawab gadis kecil bernama ara itu dengan sesenggukan sembari berjalan menghampiri sang ibu.
"Bukankah seharusnya kalian pantas mati hum" ucap wanita tinggi kemudian menendang tubuh mungil gadis kecil tadi hingga terpental kembali ke sudut ruangan.
"Jangan sentuh putriku" geram wanita itu dengan lemah.
Andara hanya bisa menatap bagaimana siksaan demi siksaan yang wanita itu berikan. Andara ingin menolong namun bahkan dia tidak bisa menyentuh apapun saat ini.
Hingga pada akhirnya , sebuah pistol bertengger dikepala wanita itu yang membuat Andara menggeleng dan berteriak histeris.
Namun terlambat. Wanita jahat tersebut telah menembakkan pelurunya yang seketika membuat satu wanitanya lagi tergeletak tak bernyawa.
.
"TIDAKKKKKK!"
Andara terbangun dari tidurnya dengan napas tersengal dan keringat yang membanjiri tubuhnya. Ia mimpi buruk. Mimpi yang bagaikan kilas balik masalalunya.
Disiksa. Di bunuh. Andara mengeratkan tangannya mencengkram kuat selimut tebal berwarna putih. Menggeleng pelan sebelum menghapus air mata yang kini telah bercucuran. Seperti kaset rusak yang diputar kembali. Andara membenci mimpi tersebut.
Andara pun turun dari atas kasur dan mengeratkan pajamanya sebelum turun ke bawah untuk mengambil minum. Rambutnya ia biarkan berantakan toh dia sedang berada di apartemen sendirian karena Aylmer sedang ada pertemuan kerja dengan kliennya di Toronto.
Andara menegak segelas air putih hingga tak tersisa kemudian mendudukkan dirinya disebelah kaca jendela ,
Rintik hujan yang turun malam ini membuat Andara mendengus , dia benci hujan. Melebihi apapun.
Ting.