Hai 👻.
.
Andara berjalan menyusuri lorong apartement yang terasa sepi. Tentu saja , ini adalah jam kerja dan semua penghuni apartement disini bukanlah pengangguran. Bahkan Aylmer juga sudah berangkat sejak tadi karena harus ada meeting. Andara mengeratkan jaketnya saat tiba di basemen kemudian masuk kedalam mobil.
Hari ini , hari dimana dia akan mencapai apa yang telah lama dia rencanakan. Semuanya akan berakhir dan rasa sakit hati nya akan sedikit berkurang. Melajukan mobilnya dengan kecepatan yang sedang , ia mencoba meyakinkan kembali dirinya tentang semua yang akan dia lakukan pada hari ini. Dan masalah untuk hubungannya dengan Aylmer, dia akan mengesampingkannya, toh dia tidak pernah mengharapkan sebuah ending kebahagiaan didalam hubungan mereka.
Tepat didepan sebuah gedung tua dikawasan terpencil yang mempunyai jarak sangat jauh dari pusat kota London dan harus melewati sebuah hutan , akhirnya wanita cantik itu memberhentikan mobilnya. Disana , Licia dan anak buahnya sudah berdiri didepan gedung untuk melakukan penjagaan.
"Dimana Alexa?" tanya Andara yang membuat Licia mengendikkan bahu , "Mengurusi tikus nakal dia bilang. Dia akan menyusul" jawabnya yang diangguki Andara kemudian masuk kedalam gedung tersebut.
Gedung tua yang masih menjulang tinggi dan terlihat sangat kokoh itu mempunyai 7 lantai dan Andara harus berjalan menaiki tangga untuk sampai ditujuannya. Setiap anak tangga yang dia pijak rasanya tekat wanita itu semakin menguat. Tangannya mengepal menahan emosi dan rasa sakit yang menyeruak masuk menyebar keseluruh bagian tubuhnya . Semuanya harus diakhiri dengan sebuah ending menyedihkan seperti apa yang Andara persiapkan sejak dulu dan tentunya sama-sama menyedihkannya seperti apa yang dia lewati selama ini.
Andara menekan beberapa digit angka yang membuat pintu besi didepannya itu terbuka , senyum remeh sekaligus kejam dia sematkan dibibir indahnya saat melihat dua orang yang sangat teramat dia benci dalam keadaan berantakan disana. Kedua penjaga yang berada didalam ruangan tersebut pun langsung berdiri dan membungkuk sopan menyambut kedatangannya.
"Aku butuh seember air" ucap Andara kemudian dengan cekatan bawahannya pun memberikan seember air. Tanpa perasaan atau basa basi lagi Andara segera menyiramkan air tersebut hingga membuat dua orang yang tak lain adalah Kayonna dan Aldrich terbangun dengan terkejut.
"Sialan kau Andara!" umpat Kayonna dengan murka yang malah dijawab dengan kekehan ringan dari Andara.
"Selamat pagi juga Kayonna dan uhm- Dad . Ah Mr. Aldrich maksudku" sapa Andara dengan senyuman manisnya.
Kayonna mendengus dengan keras sedangkan Aldrich terdiam dengan kepalanya menunduk.
"Lihatlah hasil anak dengan jalangmu itu Aldrich! Dia bahkan lebih menakutkan dari seorang iblis!" cerca Kayonna kemudian menoleh kepada Aldrich , seakan-akan melupakan fakta bahwa dia sendiri juga seorang iblis.
Andara tersenyum miring , "Jadi secara tidak langsung kau mengakui bahwa kau takut padaku Kayonna?" tanya Andara dengan nada mengejek kemudian mengambil sebuah tongkat baseball lalu mulai berjalan mendekati wanita itu.
Bruak!
Satu pukulan telak Andara layangkan hingga membuat kursi yang diduduki wanita itu terjatuh miring. Kayonna sontak meringis merasakan sakit pada lengan kanannya. Aldrich terkesiap dan menatap tak percaya pada Andara , benarkah ini adalah sifat Andara yang asli?
"Itu satu balasan saat kau masuk kedalam rumah dan dengan kurang ajarnya kau memukul ibuku dengan balok" ucap Andara yang dalam pikirannya terputar kembali satu persatu rekaman hancur saat dimana Kayonna menyakiti ibunya. Jelas , Andara masih mengingat setiap inci dan gerakan yang wanita itu lakukan. Andara menoleh kearah Aldrich kemudian tersenyum tipis , "Aku akan menampilkan reka adegan dimana ibuku disiksa kemudian dibunuh oleh wanita ini , jadi selamat menikmati," Andara menjeda ucapannya kemudian tersenyum manis menampilkan senyuman indah yang selalu dia tampilkan ketika masih kanak-kanak dulu kearah Aldrich yang membuat laki-laki itu mendapat sebuah goresan luka yang teramat dalam namun tak terlihat didalam relung hatinya saat melihat senyuman Andara. Senyuman manis yang selalu putri kecilnya dulu itu tampilkan saat menyambutnya datang kerumah , "Daddy" lanjut Andara dengan tetap menampilkan senyumannya yang membuat hati Aldrich semakin terasa sakit dan secara tiba-tiba beban kesalahan menimpanya.