Hai 👻
.
Hujan di musim semi.
Andara menatap rintikan hujan yang turun diluar jendela melalui kaca besar dari dalam ruangan putih yang dipenuhi dengan bau obat-obatan yang sangat menyengat. Pikiran nya melayang saat kemarin dia menarik Aylmer untuk keluar bersama nya. Merenungkan apa yang ayahnya ucapkan ,"Daddy akan selalu berharap untuk kebahagiaan mu dan adikmu Andara , meskipun kamu membenci Daddy tapi Daddy bahagia karena bisa bertemu dengan putri Daddy untuk yang terakhir kali bahkan bisa memeluknya. Mungkin Daddy akan masuk neraka namun Daddy akan berharap bertemu dengan ibumu agar bisa mengatakan bahwa putri kecilnya dulu kini telah beranjak dewasa dan menjadi wanita cantik dan baik sepertinya. Daddy selalu mendoakan mu nak , jaga dirimu baik-baik. Daddy menyayangimu dan Jeslyn"
Andara mengusap air matanya yang tiba-tiba jatuh begitu saja. Apakah dia menyesal? Tentu saja jawabannya adalah tidak!
Tapi mengapa kini dia merasakan ada kekosongan dihatinya? Apakah ini efek dari kehilangan ayahnya atau kehilangan Aylmer?
Ah , ngomong-ngomong tentang Aylmer , pria itu tengah berada diruangan perawatan untuk beberapa luka yang ada diwajah dan tubuhnya kemarin. Andara telah menyiapkan mentalnya sendiri untuk nanti menghadapi bagaimana reaksi Aylmer setelah pria itu mengetahui semuanya. Andara mengusap perutnya pelan , dia hampir lupa jika didalam sana juga ada kehidupan untuk janin kecilnya. Andara bersyukur karena bahkan dia memiliki janin yang kuat setelah bahkan kemarin dia terlempar saat gedung itu meledak namun dokter mengatakan bahwa itu tidak mempengaruhi janinnya sedikitpun.
Jika nantinya ia akan membesarkan bayi ini sendirian , itu bukan masalah untuknya. Dia akan meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua akan baik-baik saja. Tapi memikirkan itu semua saja sudah cukup membuat sesak dadanya. Andara merutuki dirinya sendiri yang dengan bodoh bisa termakan oleh permainannya sendiri dimana dia kini telah jatuh cinta pada Aylmer. Andara mengakui nya dan dia tidak akan menyangkalnya sedikitpun.
"Mom apakah kau sudah bertemu dengan lelaki brengsek itu?" lirihnya tersenyum kecut , "Apakah dia mengatakan bahwa dia mati karena anaknya sendiri?" ucapnya lagi melayangkan pertanyaan pada angin yang berhembus dalam diam.
"Apa kau marah padaku mom karena aku membunuhnya? Aku harap kau disana puas mom karena apa yang pernah kau rasakan sudah terbalaskan" ucapnya lagi-lagi berbicara dengan angin.
"Tapi setelah semua selesai kenapa terasa sakit mom. Rasanya Ara ingin menangis" lirihnya pelan pada hujan yang seakan semakin melebar disana.
Cklek!
Andara membalikan badannya kearah pintu dan melihat Aylmer yang tengah berdiri dalam diam disana. Andara duduk dan menyandarkan dirinya kemudian balas menatap datar kearah pria itu.
"Mau apa kesini? Ingin mencaci maki saya? Silahkan saya akan dengarkan" ucap Andara dengan nada dingin meskipun dalam hatinya ada sayatan tak kentara disana.
Aylmer berjalan mendekat. Terlihat tangannya yang masih diperban dan di punggung tangannya terdapat bekas darah kering yang artinya pria itu melepas paksa selang infus nya.
"Kenapa?" tanyanya dengan pelan namun masih bisa didengar oleh Andara.
"Kenapa kau melakukan ini semua Andara?! Kenapa kau melibatkan ku dalam hal ini! Kau bahkan melibatkan perasaan ku disini!" cercanya kemudian mendekat kearah Andara dan dalam sekali gerakan dia memeluk wanita itu dalam diam.
Andara terkejut , ini bahkan tidak sesuai dengan ekspektasi nya. Yang dia bayangkan adalah Aylmer mencaci maki dan meninggalkan nya , bukan malah memeluknya seperti ini.