I

2.7K 167 34
                                    

Saat acara makan berlangsung, Reva menyekoki ku sebuah makanan. Gua ga tau makanan apa, pastinya dia pesen itu. Ini enak, cuma agak aneh.

"Enak kan?" Tanya Reva.

"Not bad." Ucap gue. Reva menyuapi gue lagi, gue gak tau maksudnya apa. Dia nyoba nyogok gue pake makanan kah?

Daddy tersenyum tipis melihat tingkah Reva, jangan sampe kalo Daddy pikir Reva itu berubah lebih baik.

Acara makan malam sudah selesai, kini para orang tua sedang mengobrol mengenai bisnis. Sedangkan anak-anak nya hanya diam memperhatikan. Jujur, gue ga ngerti apa-apa.

Sudah 1 jam berlalu. Daddy masih betah ngobrol. Papi Baek juga ikut-ikut ngobrol. Dasar orang tua.

Eh eh. Gue ngerasain gatal dibagian lengan, kaki dan leher gue. Juga jantung yang berdebar-debar dan nafas gue sesak.

"Luna, muka kamu kenapa? Kok ada ruamnya?" Tanya Seokjin.

"Gak tau, Kak."

Daddy langsung memalingkan pandangannya ke gue, dengan tatapan panik.

"Sayang, kamu kenapa? Sesak nafasnya?" Tanya Daddy sambil berdiri. Gue mengangguk pelan.

"Kamu gak makan seafood kan?" Gue menggeleng dan sampe akhirnya gue inget.

"Ah iya, Reva kamu suapin makanan apa tadi ke Luna?" Tanya Daddy.

"Udang asam manis." Mata Daddy membulat.

"Dad, sesek." Keluh gue sambil menangis, sumpah. Kalau kalian ngerti nih ya, rasanya seperti dada kalian diikat dengan tali dengan sangat kuat. Sakit banget.

"Om langsung ke rumah sakit aja, ayo saya anter. Om kasih Luna panduan nafas dulu. Suruh tarik nafas dan buang pelan-pelan." Ucap Yoongi.

Daddy langsung mengangkat gue ala bridal style mengekori Yoongi yang sudah berjalan di depan.

"Dad, sakit banget huhu. Aku gak bisa nafas." Keluh gue, pandangan gue mulai memburam.

"Sabar ya sayang, tarik nafas dan buang pelan-pelan." Tiba-tiba semua pandangan gue menggelap.

"Luna! Luna!!" Ucap Daddy.

*DADDY*

AUTHOR
Yoongi menjalankan mobilnya dengan terburu-buru untuk ke rumah sakit terdekat.

"Maaf kalo ngerepotin ya, Yoongi." Ucap Sehun pada Yoongi yang pandangannya fokus ke jalanan.

"Gak apa-apa, Om. Om coba perhatiin deh, Luna nya nafas atau nggak." Sehun buru-buru mendekatkan sisi telunjuknya dibawah hidung Luna.

Luna bernafas, akan tetapi udara yang keluar sangat sedikit.

"Sedikit."

"Ah, saat ini Luna cuma bisa mengandalkan cadangan oksigen di paru-paru nya. Kalau cadangannya habis ini bisa gawat." Tak lama berselang pun mobil Yoongi berhenti di depan rumah sakit bagian Instalasi Gawat Darurat.

Setelah dibawa ke dalam ruang IGD, Sehun mengintip dari kaca, disitu.. Anak satu-satunya, memakai masker oksigen dikelilingi oleh dokter dan suster yang sedang memberi pertolongan pertama.

Sehun menyandarkan kepalanya di tembok, tubuhnya merosot perlahan.

"Leona, baru 3 hari anak kita sama aku. Dan aku udah buat dia kritis. Aku gagal, Leona." Sehun meminta maaf pada mendiang istrinya karena sudah merasa gagal menjaga anak mereka satu-satunya.

Segelas kopi tersodor dihadapan Sehun. Itu Yoongi.

"Om, ini minum dulu." Ucap Yoongi.

"Terimakasih ya, Yoongi." Balas Sehun sambil menerima kopi dari Yoongi.

"Saya pamit pulang ya, Om. Besok saya harus sekolah. Semoga Luna cepat sembuh, selamat malam." Sehun menjawab dengan anggukan. Yoongi pun beranjak dari tempatnya menyisakan Sehun yang benar-benar sendiri saat ini di koridor rumah sakit.

Sambil berharap agar putri kecilnya bisa bangun kembali. Suara langkah kaki yang terburu-buru dan tidak teratur tertangkap di telinga Sehun.

Itu Chanyeol, Kai, Baekhyun, Dyo, dan ada tambahan Suho.

"Gimana keponakan gue?" Tanya Suho menggebu-gebu.

"Dia masih kritis didalem."

"Ini semua gara-gara Reva." Desis Baekhyun.

"Jangan ambil asumsi terlalu cepat, Cabe. Bisa aja si Reva gak tau kalo Luna alergi seafood." Balas Dyo.

"Reva tau, Luna pernah bilang di depan kami semua saat makan malam. Saat itu dia maki-maki gue, menganggap gue lupa kalo dia alergi seafood dan gak suka makanan pedas. Itu tepat di malam kalian berempat datang." Jelas Sehun.

"Emang ya, emak sama anak sama-sama psycho." Celetuk Chanyeol.

"Udah, mending kalian berdoa biar keponakan kita bisa sembuh dengan cepat."

"Aminn.."

2 jam kemudian, bunyi nyaring yang panjang terdengar sampai keluar ruangan.

Sehun langsung terperanjat kaget, dia berlari ke depan ruangan untuk mengintip. Matanya berkaca-kaca, dalam hatinya ia berharap agar sesuatu yang buruk tidak terjadi pada Luna.

Dokter bergegas keluar dan menepuk pelan pundak Sehun.

"Maaf Pak, Oh Luna telah tiada, waktu kematian Selasa, 14 Maret 2018 pukul 20:18 WIB." Tubuh Sehun, Baekhyun dan Dyo meluruh ke lantai.

*****

SUDAH YA DOUBLE UPDATE NYA..
.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT, ITU BAKALAN MEMBUATKU SEMANGAT HEHE.
.
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA CERITA AMPAS INI.

THE END













































































TAPI BOONG HEHE.

Daddy•OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang