J (Special Author)

2.7K 168 24
                                    

SURPRISE HEHEHE!!!!
.
.
.
.

Luna menatap sekeliling, ia berada di ruangan hampa berwarna putih, matanya sakit karena ruangan tersebut tidak menampakkan warna selain putih.

Pandangannya terpaku pada sesosok wanita dengan surai hitam dan gaun putih yang melekat di tubuhnya. Meski wanita tersebut memunggunginya, Luna tahu, itu adalah wanita kesayangan nya. Han Leona, ibunya.

"Mami!!!" Luna berlari menuju ke arah wanita tersebut dengan senyum gembira.

Wanita tersebut menolehkan kepalanya dengan senyum manis tercetak di bibirnya.

"Luna, sayang..." Luna berlari dan memeluk Leona dengan erat.

"Mami, Una kangen sama Mami." Ucap Luna sembari mengeratkan pelukannya.

"Mami juga, sayang. Kamu baik-baik aja kan sama Daddy?" Tanya Leona.

"Una bimbang, Una seneng ketemu Daddy lagi, tapi Suzy sama Reva bikin Una menderita. Una aja tadi gak bisa nafas gara-gara Reva." Leona melepaskan pelukannya, beralih menangkup kedua pipi putri kecilnya itu.

"Reva? Suzy? Keluarga baru kamu?" Tanya Leona.

"Aku gak mau ngakuin mereka, Mam. Tapi sumpah deh, Mam. Mereka tuh jahat banget, mereka pengen ambil alih perusahaan Daddy." Celotehan Luna membuat Leona terkekeh pelan.

"Kamu tau kan kalo mereka jahat? Kalo kamu sudah tau, berarti Tuhan suruh kamu untuk bertindak." Luna menatap Ibunya bingung.

"Hah? Tapi Una gak tau harus apa."

"Kembali ke pelukan Daddy, Om Baekhyun, Om Kai, Om Dyo, Om Chanyeol, jangan lupa dengan Om Suho. Mereka akan jagain kamu." Ucap Leona.

"Una gak mau, Mam. Una maunya tinggal sama Mam aja, disini gak apa-apa deh meskipun warnanya putih semua dan ngebosenin. Tapi ada Mam yang buat aku gak bosen." Leona menyubit pelan hidung anaknya.

"Gak bisa, Una. Kalo sudah waktunya, pasti kita akan ketemu. Dan ada waktunya keluarga kita akan utuh kembali." Mata Luna berkaca-kaca.

"Tapi kapan, Mam?" Tanya Luna dengan bibir yang bergetar.

"Nanti, disaat takdir mempersatukan keluarga kita lagi. Kamu masih muda, perjalanan kamu masih panjang, kamu harus isi hidup kamu dengan warna dan pengalaman yang menyenangkan. Mami hanya minta, kamu berdoa sama Tuhan agar kamu, Daddy dan Mami di pertemukan lagi di kehidupan selanjutnya." Luna menggeleng.

"Mami bakalan kecewa kalo kamu gak ngelakuin itu dan balik ke tempat seharusnya kamu berada." Ucap Leona, tentunya Luna tidak ingin ibunya kecewa terhadap dirinya.

"Oke, Mam. Tapi inget ya, Mam. Mami ga boleh cari suami baru disini. Jangan punya anak lagi, kecuali anak Mam sama Daddy." Leona tertawa mendengarkan anaknya.

"Untuk apa? Mami udah bahagia kok, walaupun kalian jauh. Mami tetep disini." Leona menunjuk ke dada Luna.

Luna kembali memeluk Leona, "I love you, Mam."

"I love you more, babygirl." Leona mengecup puncak kepala Luna.

"Sudah, kamu buka pintu berwarna biru disana. Dan kamu jalan pelan-pelan, oke?"

Luna menengokkan kepalanya ke belakang dan terkejut, pasalnya dia tidak menemukan pintu itu pada awalnya.

"Tapi mam-" Ketika dia menoleh, ibunya tidak ada di posisinya. Air matanya jatuh dengan derasnya, dengan langkah perlahan seiring air matanya jatuh ia menuju ke pintu biru tersebut.

Daddy•OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang