L (Special Author)

2.2K 133 6
                                    

HAI ZHEYENKK!! APA KABAR? MAAP YA UPDATE NYA LAMA:))..

WARNING!

15+ (terdapat kata-kata bersifat ambigu) 🌚

~~~

Luna menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, masih mencari letak kelas nya. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Luna kan?" Tanya seorang gadis yang berada disebelah pemuda berwajah imut.

"Iya, siapa ya?"

"Gue Jisoo, dan ini Xiumin. Kita jadi temen sekelas, yuk ikut kita ke kelas." Balas Jisoo.

"Oh jadi ini Jisoo sama Xiumin yang dibilang Papi Do tadi.." Batin Luna.

"Anjir. Xiumin boleh juga wkwkw. Imut. Aduh gemayy." Batin Luna.

Xiumin berjalan mengekori Luna dan Jisoo, ia mengekori Luna bukan tanpa alasan, ia ingin menjalankan misi nya sebagai agen junior. Ia diam-diam menempelkan sebuah chip kecil di salah satu sisi ransel yang dibawa Luna.

Ia melakukan hal itu dengan sangat bersih dan rapih.

"Sial, Boss. Target dikawal oleh dua agen junior itu."

"Bagaimanapun caranya, cepat atau lambat, kamu harus dapatkan Luna!"

.

Sehun menatap beberapa lembar foto di meja kerja nya. Suzy dan seorang lelaki. Jeno yang sedang memberikan sebungkus plastik kecil berisi serbuk putih, juga di foto yang lain Jeno memberikan sebungkus plastik berisi pil. Dan di sebuah foto, ada Reva yang sedang duduk di paha seorang laki-laki paruh baya.

Sehun memijat dahinya. 3 orang itu tak lepas dari pantauan nya. Ditambah lagi dengan adanya Luna saat ini. Ia harus lebih mengetatkan pantauannya. Takut sesuatu akan dilakukan oleh Suzy, Jeno atau Reva.

Yang terburuk adalah, jika sampai ia kehilangan orang yang ia cintai untuk kedua kalinya.

"Permisi, Pak. Ada seseorang mencari Bapak. Katanya ini menyangkut urusan hidup dan mati." Ucap Gheo, sekretarisnya.

"Suruh dia masuk." Gheo mengangguk. Sepeninggal Gheo, Sehun menekan tombol darurat yang terhubung pada security.

Entah mengapa, hanya saja kali ini perasaannya ada yang mengganjal.
Seseorang memasuki ruangan Sehun, tampilan nya yang angkuh membuat tangan Sehun gatal untuk memukul rahangnya.

Koo Junhoe alias June. Musuh bebuyutannya sejak di bangku kuliah. Mereka bermusuhan dalam hal apapun, prestasi, kemajuan perusahaan, bahkan dulu June hampir menghancurkan acara pernikahan Sehun dengan Leona.

.

Bel pulang telah berbunyi. Xiumin dan Jisoo ikut menunggu Sehun untuk menjemput Luna.

Diam-diam mata Xiumin menangkap sebuah gerakan dari arah belakang mereka. Ia tahu, ini adalah salah satu ancaman.

Xiumin melirik Jisoo, dan memberikan kode.

"Luna! Mau makan es krim? Xiumin yang bayar."

"Loh kok gue?"

"Gausah bacot, ayo. Panas nih, enaknya kan makan es krim."

Luna mengangguk, dan berjalan disamping Jisoo untuk berjalan ke kedai es krim yang ada di seberang sekolah mereka.

Xiumin dan Jisoo menyuruh Luna untuk duduk di salah satu kursi. Sedangkan mereka berdua memesan es krim.

"Lo kenapa tiba-tiba ngasih tanda bahaya?" Tanya Jisoo.

"Gue gak mungkin lakuin itu tanpa alasan. Ada pergerakan dari bambu-bambu di deket kita berdiri. Dan bayangan seorang pria jelas ada disitu. Dan gue ngerasa, itu adalah sebuah ancaman."

"Inget Xiumin! Kita ga boleh gegabah soal keselamatan Luna."

.

"Jadi gimana kabar anak lo?" Tanya June.

"Luna baik, sangat baik." Balas Sehun.

"Mau tau sesuatu?" June mulai menampakan senyum miringnya. Entah mengapa hati Sehun saat ini benar-benar panas.

"Apa? Tolong jangan buang waktu." Sehun mulai menatap tajam lawan bicaranya. Seakan ia tahu bahwa ada suatu hal yang membuat dirinya terancam.

"Lo gak curiga?"

"Curiga dengan apa?" Sehun mengernyit.

"Mendiang Leona dan Luna."

"Apa yang harus gue curigain dari mereka? Mereka istri dan anak kandung gue."

"Tau kan hal yang terjadi satu bulan sebelum Leona hamil?" Rahang Sehun mengeras saat itu juga. Pikirannya kembali pada masa lalu, disaat ia melihat istrinya mendesah dan mencoba berteriak dibawah kukungan June yang sedang sibuk memuaskan kebutuhan biologis nya.

"Lo terlalu buang waktu. Bilang aja maksud lo kesini apa. Ga usah berbelit-belit bisa kan?"

"Gue mau lanjut, saat itu kayaknya kondom yang gue pake dalam keadaan bocor." Sehun menatap June dengan tatapan tajam.

"Apa maksud lo ngomong kayak gitu?" Tanya Sehun.

"Cuma ingin memastikan suatu hal."

"Hal apa? Lo buang-buang waktu!"

"Luna itu anak kandung gue."

"Dan Leona."

Daddy•OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang