K

2.5K 154 11
                                    

Hai! Kangen tyda?🌚

.
Pandangan gue masih tertuju pada Suzy dan Reva, yang tersenyum miring di sana. Bahkan Reva ga ada rasa bersalahnya sama sekali setelah bikin gue kayak gini.

"Kalian ngapain? Ruangan ini harus steril, kalian gak boleh masuk. Sana pulang!" Suruh Papa Chan.

"Kita cuma mau lihat keadaan Luna kok, kan saya Mami nya Luna." Balas Suzy. Gue gak bakalan sudi ngakuin lo sebagai Mami gue, maaf-maaf aja.

"Luna gak bakalan mau punya Mami yang tingkahnya macam jalang kayak lo." Papi Do tiba-tiba nutup telinga gue dengan kedua tangannya. Padahal gue udah denger.

Ujung sepatu Papi Do menendang pelan kaki Papi Baek yang mengatakan itu tadi.

"Ada bocah, gimana sih lu?"

"Gak apa-apa, biar dia sadar diri." Balas Papi Baek.

Pintu terbuka untuk kedua kalinya, disana ada Daddy yang membawa sebuah kantong plastik berwarna putih. Ia nampak terkejut ketika melihat dua makhluk itu.

"Kok kamu disini sih?" Tanya Daddy, terlihat jelas kalau dia mencoba menormalkan ekspresinya.

"Aku mau nengokkin anak emangnya gak boleh?" Cih, 'anak' katanya.

"Kamu tau kan kalo Luna alergi seafood?" Daddy beralih ke Reva, suasana disini mendadak menengangkan.

"Aku gak tau, Pa."

"Kamu pasti tau, jelas-jelas beberapa hari yang lalu Luna mengingatkan Papa kalo dia alergi seafood."

"Papa kok jadi belain dia sih?!"

"Karena dia anak Papa!"

"Kak! Kamu kenapa sih? Gak pake kasar ke Reva bisa kan?" Suzy menarik Reva kebelakangnya.

"Gak pake kasar?! Luna kehilangan nyawanya tadi! Untung dia kembali! Dan kamu tau penyebabnya? Anak kamu yang nyekokin Luna pake seafood." Daddy menatap Suzy dengan tatapannya yang mengintimidasi.

"Mending kamu pulang deh! Aku gak mau debat sama siapapun, aku harus fokus sama Luna." Daddy menurunkan suaranya.

"Kakak gak bisa kasih perhatian buat Reva dan Jeno?"

"Mereka mendapatkan seluruh perhatian aku berbulan-bulan. Tapi Luna? 7 tahun dia kehilangan perhatian dari aku." Daddy berjalan kearah pintu dan membukanya.

"Udah, sana pulang. Aku pulang besok pulang ke rumah. Aku harus urus Luna dulu." Lanjut Daddy dengan nada yang dingin.

"Really? Ayo, girl.. Kita pulang." Suzy menarik tangan Reva untuk keluar dari ruangan gue.

Sepeninggal Ibu dan anak iblis itu, Daddy menatap Papa Kai, Papi Do, Papi Baek, Papa Chan dan Om suho dengan tatapan tajam.

"Kok mereka bisa masuk sih? Kan gue udah bilang, jangan biarin siapapun masuk." Ucap Daddy.

"Udah lah, Dad. As you can see, mereka gak nyakitin aku tadi."

"Tapi Reva udah bikin kamu kehilangan nyawa, untung kamu balik lagi." Whut? Balik lagi?

"Hummm.. Kita bisa pulang sekarang ga Dad?"

"Nggak, kamu baru sadar. Gak." Ucap Daddy dengan nada tajamnya, yang udah pasti ga bisa gue bantah.

"Terus aku kapan boleh pulang?" Tanya gue.

"Kalo kondisi kamu memungkinkan, kita harus obatin kulit kamu, kamu garuk terlalu kasar, jadinya banyak luka." Gue mengangguk paham.

*SKIP 1 MINGGU KEMUDIAN*

Ponsel gue yang berada di atas nakas berdering. Gue mengambilnya malas dan melihat ID 'Unknown' di layar.

"Halo?"

"Well, Luna. Sudah siap untuk yang selanjutnya?" Suara bariton seorang pria terdengar jelas.

"Ini siapa?"

"Kamu gak perlu tau siapa saya. Intinya kamu harus persiapkan diri kamu."

"Tap-" Telepon dimatikan sepihak oleh 'bapak-bapak' itu.

Dasar aneh. Ngomong-ngomong hari ini adalah hari pertama gue masuk ke sekolah baru.

Gue deg-degan gitu. Mau pura-pura sakit aja, biar gak masuk sekolah. Males ikut MPLS aduh, mending tidur. Di Australia gak ada tuh kayak gituan, cuma perkenalan, jalan-jalan sendiri di sekolahnya, but there's so much bullying. Can't relate:v

"Una? Udah siap?" Tanya Papi Do yang muncul di balik pintu. Omong-omong, gue masih tinggal di rumah Papa-Papi. Gak ada niat untuk tinggal di rumah Daddy. Karena alasan tertentu, kalian pasti ngerti.

"Yuk, Pi. Kita berangkat." Gue mengambil tas yang sudah berisi beberapa buku dan alat tulis.

"Oke, yuk." Papi Do mengangguk, gue mengekori langkah Papi Do ke arah halaman rumah, tempat dimana mobil sudah siap.

Perjalanan kami sedikit tersendat karena ada seorang ibu yang adu argumen dengan satu pemuda di tengah jalan.

"Pi, tadi ada orang yang telepon aku." Papi Do mengalihkan pandangannya ke gue.

"Siapa?"

"Gak tau, tapi yang telepon aku tadi tuh bapak-bapak."

"Dia bilang apa?"

"Dia cuma tanya, Luna sudah siap untuk selanjutnya, dia juga bilang ke Luna kalo Luna harus persiapkan diri." Mata Papi Do membulat sempurna.

"Kenapa Pi?"

"Waspada kalo berteman nanti, disana ada Xiumin dan Jisoo yang jadi teman kamu, dia keponakan dari teman Papi." Gue cuma mengangguk. Xiumin? Jisoo?

Beberapa menit berselang, kami telah sampai di depan gerbang sekolah.

"Nanti jam 2 siang Daddy yang jemput kamu." Gue mengangguk dan berpamitan pada Papi Do.

"Hati-hati, Pi!" Papi Do mengangguk. Gue pun turun dan berjalan ke arah kelas.

In other side...

"Saya melihatnya, dia baru memasuki sekolah barunya, Boss.. Sejauh ini, hanya itu yang bisa saya laporkan."

"Jalankan semua sesuai rencana."

"Baik, Boss.."

******
EH NGERASA GA SIH? PART INI GAK JELAS BGT? KYK OUT OF THE LINE GITU.. MAAPKEUN..

Daddy•OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang