CHAPTER 3

256 13 0
                                    

TEPAT pada jam 9.00am , Tengku Iris sudah berada di dalam bilik pejabatnya . Merenung ke dinding kaca yang menampakkan menara-menara tinggi dan megah di kota metropolitan .

Ketukan di daun pintu dari Saqeef , sama sekali tidak di dengari oleh Iris . Lantas Saqeef memulas tombol pintu lalu pintu terkuak luas . Saqeef terkedu melihat Iris yang tengah mengelamun . Saqeef menghampiri Iris , menayangkan muka hairan setelah memandang wajah Iris .

Saqeef pandang wajah Iris . Ada kesedihan di situ . Kemudian , Saqeef menyentuh perlahan bahu Iris . Segera Iris berpaling memandang Saqeef dengan terkedu .

" Kau kenapa Ku Ris? " Soal Saqeef , tersentak lembut dengan air muka Iris yang dipamerkan itu .

" Kau ni! Terkejut aku " Ucap Iris . Saqeef menghela nafas lega .

" Aku ingat , fikiran kau dah terbang di bawa bunian "

Ucap Saqeef sambil mengurut dada sendiri . Lega . Saqeef tersenyum kacak pada Iris tatkala Iris mengetap bibir menahan marah padanya . Iris duduk di Kerusi Kulit berwarna gelap . Lemah duduknya , tidak melihat ke wajah Saqeef .

" Ku Ris . Kau kenapa Ris? Ada masalah ke? "

Soal Saqeef , merapati meja kerja Iris . Iris menggelengkan kepalanya . Saqeef menarik kerusi moden berwarna coklat putih itu , duduk sambil bersidekap dada dan menatap Iris yang muram .

" Kau rindu Mimie ke? "

Soal Saqeef pada Iris . Iris berpaling melihat Saqeef , pandangan mereka menjadi satu . Sekali lagi Iris menggelengkan kepalanya buatkan Saqeef terkerut kening . Tak faham dengan Iris .

" Dah tu? "

Lanjut Saqeef menyoal bersama hinggutan bahu . Sejak tadi Iris hanya berdiam tanpa sebarang suara bila dia mengajukan pertanyaan .

" Aku rasa ... Aku sukakan Dinara "

Ucap Iris , Saqeef melopong dengan mata yang terkebil laju . Dinara adalah nama yang Saqeef tidak kenali gerangannya .

" Dinara? Siapa tu? " Soal Saqeef , ingin tahu . Iris menelan liur , mendengus kasar .

" Penyanyi di Cafe Fairuz "

Jawab Iris , selamba . Bingkas berdiri sambil menjinjit laptop berwarna Navy Blue. Saqeef mengikuti gerak langkahnya sambil menayangkan muka hairan pada Iris .

" Kau dah tahu nama perempuan tu? Kau dah jumpa ke dengan dia? "

Soal Saqeef kembali . Menarik lengan kemeja Iris lalu langkah kaki serentak berhenti tepat di muka pintu bilik pejabat Iris . Iris mengangkat anak mata naik ke atas , mencebik geram pada Saqeef .

" Aku dah jumpa dengan dia beberapa hari yang lalu "

Ucap Iris . Kembali meneruskan langkah kaki menuju ke bilik mesyuarat . Laptop tersebut bertukar tangan . Dari Iris ke Saqeef . Saqeef menggaru kepala , bingung dengan sahabatnya itu .

" Baguslah . Mana tahu , pertemuan kau dengan Dinara dapat melenyapkan kenangan pahit kau yang tercorak atas perbuatan Mimie . " Ucap Saqeef . Iris tersenyum .

" Inshaallah " Ucap Iris , gelak kecil .

////

Puan Sabira memusingkan kepala , melihat ke arah tangga selepas mendengar bunyi tapak kasut . Bebola matanya membulat besar , pantas dia berdiri dan mendepangkan kedua tangannya .

" Kau nak ke mana? "

Soal Puan Sabira pada anak gadisnya Diana . Dari atas hingga ke bawah dia melihat Diana . Diana mengerling tajam sambil menyentuh rambutnya .

BUTAKAH CINTA (COMPLETE)✅Where stories live. Discover now