CHAPTER 11

270 14 0
                                    

AWAL pagi lagi Dinara sudah terpacak diruang dapur , menyediakan sarapan pagi buat Iris kerana tahu Iris akan pergi bekerja pada pukul 8.00am . Berpeluh dia dipagi itu , letih juga mulai terasa . Dinara duduk berehat seketika , lenguh badannya .

" Haha kau biar betul Ris "

Kedengaran suara orang ketawa , pantas Dinara bangkit berdiri lalu menghidangkan pinggan ke atas meja buat Iris . Ketiga lelaki itu baru muncul diruang dapur , berkerut kening memandang Dinara yang sudah tercegat di situ

" Kau dah sediakan sarapan? " Soal Iris , Dinara mengangguk tak bersuara .

" Selamat pagi Dinara " Sapa Saqeef , Dinara diam membisu tanpa senyuman .

Ketiga lelaki itu kemudian duduk di meja makan . Tetapi , Dinara hanya hidangkan sarapan pagi buat Tengku Iris . Lantas , lelaki itu mengamuk serta merta . Pinggan di tolak ke tepi hingga terjatuh ke atas lantai , bunyi pecahan menggema ruang dapur .

" Kan aku dah cakap! Kau tu pembantu rumah sial!! Yang kau hidangkan tuk aku aje kenapa?? "

Pekik Iris , Dinara tersentak kecil mendengar suara nyaring itu . Mencangkung , mengutip serpihan kaca yang bertaburan di atas lantai .

" Hoi perempuan!! " Ucap Iris , menendang bahu Dinara . Terduduk gadis itu

" Ku Ris "

Fairuz bersuara . Diendahkan sama sekali oleh Iris . Dinara bangkit berdiri , serpihan kaca berada di atas telapak tangan . Jemarinya terguris luka , Iris tak peduli .

" Hidangkan sarapan untuk kami bertiga . Bukan aku je! Faham? "

Dinara angguk tak bersuara . Serpihan kaca itu di buang ke dalam bakul sampah . Lalu menghidangkan sarapan buat ketiga lelaki itu .

" Kau berdiri sana . Kau tak layak makan semeja dengan aku . Kau tu kotor dan miskin! Ingat sikit kedudukan kau "

Cacian dan hinaan Iris , ditelan bulat-bulat oleh Dinara . Dia berdiri di tepi sinki , hanya menundukkan pandangan ke lantai . Matanya berkaca , air mata yang jatuh mengalir mengenai kaki nya yang terluka . Belum pun sembuh luka akibat Iris memijak tangannya , serpihan kaca itu menambahkan pedih di telapak tangannya .

Usai ketiga lelaki itu bersarapan . Fairuz dan Saqeef meninggalkan ruang dapur , Iris menghampiri Dinara bersama sepinggan mee goreng .

" Sarapan untuk kau . Tapi ni sisa kami je . Kau nak tak? " Ujar Iris , Dinara menelan liur pandang dia .

" Ceraikan aku Iris "

Ucap Dinara menambahkan api kemarahan Iris lalu sepinggan mee goreng itu disembamkan ke atas kepala Dinara seperti dulu .

" Kau ni betul-betul perempuan tak tahu malu!! Sampai mati pun , aku takkan ceraikan kau! "

Iris menolak Dinara , gadis itu terduduk ke atas lantai . Dinara menyentuh perutnya , menatap Iris bersama tangisan seribu . Iris mencangkung , mencengkam kuat kedua belah pipi Dinara .

" Kau tengok aku kenapa? Benci? Meluat? Ni akibatnya sebab kau cuba lari dari aku!! Kau ni memang dasar pelacur tak tahu malu "

Dinara menepis tangan Iris , tangisannya mula bersuara .

" Terserah kau nak anggap aku apa Iris . Kau anggap aku pelacur kan? Ya memang aku pelacur!! Jadi ceraikan aku!! "

" Waa sekarang kau dah pandai melawan ya? . Kau memang tak guna!! "

Iris menampar Dinara , mengheret gadis itu . Dinara meronta kesakitan . Iris seperti kerasukan , tak bersimpati pada perempuan yang tengah mengandungkan anaknya .

BUTAKAH CINTA (COMPLETE)✅Where stories live. Discover now