CHAPTER 7

230 16 1
                                    

IRIS sedang dalam perjalanan bersama Dinara menuju ke rumah orang tua Iris . Walau mulutnya terkunci , tertahan dari bertanya , Dinara sudah dapat menduga . Iris hanya berwajah tegang , memberi tumpuan sepenuhnya pada lebuh raya . Dinara tak lekang memandang keluar tingkap .

Mereka tiba di kediaman itu , barang-barang mereka dibawa naik ke atas bilik pengantin yang sudah di hias . Dinara senyum , bertukar salam pada penghuni di rumah itu .

" Selamat datang menantu mama . Masuk jom "

Pelawa Puan Seri Suraya , memeluk lengan menantunya itu . Iris mengerling tajam pada Dinara .

" Iris dah fikir masak-masak ke nak tinggal dekat sini? " Soal Tengku Iqbal , berbual dengan Iris di ruang tamu .

" Dah papa " Jawab Iris , menggigit bibir sendiri . Geram melihat Dinara seakan mesra pada keluarganya sendiri .

Tengah Dinara mengemas pakaian masuk ke dalam almari , Iris datang tiba-tiba lalu menendang luggage berisi pakaian Dinara . Dinara hanya diam , berdiri melihat ke wajah Iris .

" Ada apa Iris? " Soal Dinara , tangis di hati

" Ada apa , ada apa! Kau jangan ingat nak jadi permaisuri dalam rumah ni! "

Dinara menelan liur , terhela nafas berat . Tiga helai pakaian di atas telapak tangan , diletak ke atas tilam .

" Iris . Awak dah salah faham dengan saya . Saya tak seperti yang awak cakapkan semalam " Ujar Dinara

" Mana ada pelacur nak mengaku yang dia tu pelacur! Hei perempuan! Kau dengar sini ya! Alasan kenapa aku tak ceraikan kau , sebab aku nak buat hidup kau menderita sampai mati! Kau jangan ingat begitu mudah aku nak lepaskan kau! Pelacur "

Ujar Iris bersama dada yang berombak , marah besar . Dinara berkalih pandang , air mata itu seringkali saja tumpah ke pipi .

" Hei pelacur! Asal kau diam " Ujar Iris , menolak-nolak dahi Dinara .

" Jawablah perempuan sial " Kesat nada dituturkan kembali . Pipi Dinara pula kali ini ditampar Iris .

" Saya nak turun bawah . Nak bantu mama siapkan makan malam "

Ucap Dinara , menyeka air mata di pipi dan langsung menghilang dari pandangan Iris . Iris masih tak puas hati , dia menggigit bibir sendiri .

//

Malam makan , asyik keluarga itu berbual mengenai pesta ulang tahun anak saudara Iris yang akan di adakan pada lusa hari .

" Dinara reti buat kek tak? " Soal kakak Iris , Tengku Irma

" Kak Irma nak Dinara buatkan kek untuk Tengku Irzan ? " Dinara menyoal kembali

" Haah . Kalau Dinara boleh buat , senanglah . Tak payah nak tempah-tempah lagi . Tinggal suruh Dinara je "

Ucap Irma , niat menyusahkan serta memandang rendah pada Dinara . Tetapi gadis itu tidak menyedari akan niat busuk itu .

" Boleh je kak . Takde masalah pun " Ucap Dinara , setuju tanpa berburuk sangka .

" Tak sangka menantu mama ni hebat . Bukan hanya pandai menyanyi , siap pandai buat kek lagi . Pandai iris pilih bini "

Kali ini , Puan Seri Suraya pula menyindir pedas pada Dinara . Tengku Iqbal jeling kecil pada isterinya .

" Dinara masih kerja di tempat Fairuz? Mama cadangkan , baik Dinara berhenti je . Iris tu mampu tanggung Dinara "

Ujar Puan Seri Suraya . Sekilas Dinara pandang Iris , ketat aje masa makan . Dinara hanya mampu membalas kata-kata itu dengan sebuah senyuman .

BUTAKAH CINTA (COMPLETE)✅Where stories live. Discover now