IRIS sedang dalam perjalanan bersama Dinara menuju ke rumah orang tua Iris . Walau mulutnya terkunci , tertahan dari bertanya , Dinara sudah dapat menduga . Iris hanya berwajah tegang , memberi tumpuan sepenuhnya pada lebuh raya . Dinara tak lekang memandang keluar tingkap .
Mereka tiba di kediaman itu , barang-barang mereka dibawa naik ke atas bilik pengantin yang sudah di hias . Dinara senyum , bertukar salam pada penghuni di rumah itu .
" Selamat datang menantu mama . Masuk jom "
Pelawa Puan Seri Suraya , memeluk lengan menantunya itu . Iris mengerling tajam pada Dinara .
" Iris dah fikir masak-masak ke nak tinggal dekat sini? " Soal Tengku Iqbal , berbual dengan Iris di ruang tamu .
" Dah papa " Jawab Iris , menggigit bibir sendiri . Geram melihat Dinara seakan mesra pada keluarganya sendiri .
Tengah Dinara mengemas pakaian masuk ke dalam almari , Iris datang tiba-tiba lalu menendang luggage berisi pakaian Dinara . Dinara hanya diam , berdiri melihat ke wajah Iris .
" Ada apa Iris? " Soal Dinara , tangis di hati
" Ada apa , ada apa! Kau jangan ingat nak jadi permaisuri dalam rumah ni! "
Dinara menelan liur , terhela nafas berat . Tiga helai pakaian di atas telapak tangan , diletak ke atas tilam .
" Iris . Awak dah salah faham dengan saya . Saya tak seperti yang awak cakapkan semalam " Ujar Dinara
" Mana ada pelacur nak mengaku yang dia tu pelacur! Hei perempuan! Kau dengar sini ya! Alasan kenapa aku tak ceraikan kau , sebab aku nak buat hidup kau menderita sampai mati! Kau jangan ingat begitu mudah aku nak lepaskan kau! Pelacur "
Ujar Iris bersama dada yang berombak , marah besar . Dinara berkalih pandang , air mata itu seringkali saja tumpah ke pipi .
" Hei pelacur! Asal kau diam " Ujar Iris , menolak-nolak dahi Dinara .
" Jawablah perempuan sial " Kesat nada dituturkan kembali . Pipi Dinara pula kali ini ditampar Iris .
" Saya nak turun bawah . Nak bantu mama siapkan makan malam "
Ucap Dinara , menyeka air mata di pipi dan langsung menghilang dari pandangan Iris . Iris masih tak puas hati , dia menggigit bibir sendiri .
//
Malam makan , asyik keluarga itu berbual mengenai pesta ulang tahun anak saudara Iris yang akan di adakan pada lusa hari .
" Dinara reti buat kek tak? " Soal kakak Iris , Tengku Irma
" Kak Irma nak Dinara buatkan kek untuk Tengku Irzan ? " Dinara menyoal kembali
" Haah . Kalau Dinara boleh buat , senanglah . Tak payah nak tempah-tempah lagi . Tinggal suruh Dinara je "
Ucap Irma , niat menyusahkan serta memandang rendah pada Dinara . Tetapi gadis itu tidak menyedari akan niat busuk itu .
" Boleh je kak . Takde masalah pun " Ucap Dinara , setuju tanpa berburuk sangka .
" Tak sangka menantu mama ni hebat . Bukan hanya pandai menyanyi , siap pandai buat kek lagi . Pandai iris pilih bini "
Kali ini , Puan Seri Suraya pula menyindir pedas pada Dinara . Tengku Iqbal jeling kecil pada isterinya .
" Dinara masih kerja di tempat Fairuz? Mama cadangkan , baik Dinara berhenti je . Iris tu mampu tanggung Dinara "
Ujar Puan Seri Suraya . Sekilas Dinara pandang Iris , ketat aje masa makan . Dinara hanya mampu membalas kata-kata itu dengan sebuah senyuman .
YOU ARE READING
BUTAKAH CINTA (COMPLETE)✅
RomanceBASIC ON TRUE LOVE STORY tapi bukan dari author 💕 Inspirasi dari sekeliling. sinopsis 👇 Kerana takut akan 'Kehilangan' , dia memilih untuk sehidup semati dengan TENGKU IRIS IRSHAD . Seorang lelaki yang bersifat pemalu dan pendiam . Namun , setelah...