CHAPTER 15

351 13 0
                                    

PUAN Sabira terbangun dan dia dapati dirinya sedang menangis di dalam tidur . Puan Sabira bangkit duduk dan mengusap wajahnya perlahan . Bunyi guruh di waktu subuh itu menyapa pendengarannya lalu hujan turun membasahi bumi .

Puan Sabira bingkas berdiri , membuka almari pakaian seluas-luasnya . Kotak berbentuk hati itu di angkat keluar dan kembali dia duduk di atas tilamnya . Penutup kotak itu di buka lemah , kembali dia menangis melihat gambar lama sahabatnya

" Aku dah jaga anak-anak korang . Aku harap , korang tenang di syurga sana "

Ujar Puan Sabira , menangis . Hari ini adalah hari peringatan kematian orang tua Dinara , Dhafa dan Diana yang tewas di dalam sebuah kebakaran villa pada beberapa tahun lepas .

" Call Dinara . Bagitau dia hari ni nak melawat kubur "

Ujar Puan Sabira sebaik masuk ke ruang dapur dan langsung duduk di atas kerusi . Dia menikmati sarapan pagi yang telah Diana sediakan .

" Okey mak " Ucap Dhafa dan langsung menghubungi Dinara .

" Yela . Nanti kejap lagi aku datang " Ucap Dinara di dalam perbualan itu .

Mereka tiba di tanah perkuburan dan menziarahi ke tiga pusara itu dengan batu nisan yang bertulis nama ibu dan ayah ketiga anak yatim piatu itu .

" Boleh tak ,mak ceritakan pada kami . Apa sebenarnya yang terjadi pada ibu bapa kami?  Dan kenapa mak sangat dingin pada Dinara?"

Dhafa menyoal duduk di atas tikar itu bersama yang lain . Puan Sabira pandang wajah ketiga anaknya . Puan Sabira mula menggerakkan bibir untuk bercerita pada ketiga anaknya .

" Mak ayah korang meninggal dalam kebakaran . Malam tu kami meraihkan ulang tahun persahabatan kami di villa orang tua Zaidan . Punca kebakaran adalah dari litar pintas . Kami semua sedang sibuk menyelamatkan kamu bertiga ... Entahlah mungkin Tuhan sayangkan ibu ayah kamu "

Puan Sabira tiba-tiba menangis . Ketiga anaknya diam merenung dia , mata mula berkaca jua mendengar cerita Puan Sabira .

" Aku dan Faizal serta korang bertiga selamat keluar dari villa tu . Tapi ibu ayah korang tak dapat keluar sebab api dah mula marak di bahagian pintu depan . Faizal masuk ke dalam semula untuk selamatkan rakan yang lain . Tiba-tiba aku terdengar bunyi letupan dan ke lima sahabat aku berakhir di situ "

Kali ini tangisan Puan Sabira mula bersuara dan dia tersedu-sedu menangis . Dinara , Dhafa dan Diana sudah mengalirkan air mata . Tak tertahan lagi .

" Aku benci Dinara sebab ibu ayah dia yang plan majlis tu "

" Disebabkan itu , mak dera Dinara dari kecik hingga dewasa? " Soal Diana , tak percaya

" Sebab ibu ayah Dinara punca kebakaran itu berlaku! "

" Tapi itukan kejadian tak terduga ibu " Ujar Dinara , menangis dan kecewa

Puan Sabira tak bersuara lagi . Dia bangkit berdiri lalu mengorak langkah . Air mata dia hapus dengan rasa kecewa . Ketiga anaknya turut berdiri dan langkah Puan Sabira terhenti sendiri . Dia berpaling

" Memandangkan korang semua dah dewasa dan aku bukan mak kandung korang . Aku nak lepaskan dan bebaskan kamu semua . Pergilah jalani hidup kamu seperti yang kamu inginkan . Mak dah tua dan mak nak balik ke kampung mak "

Ketiga anaknya mendekat pada dia ...

" Ibu , kami masih perlukan ibu " Ujar Dinara

" Mak janganlah pergi . Kami nak tinggal dengan mak " Diana turut bersuara

" Ye mak . Biarpun mak bukan ibu kandung kami . Kami bersyukur dan sangat berterima kasih , sebab mak telah membesarkan kami dengan susah payah . Itu sudah cukup untuk kami "

BUTAKAH CINTA (COMPLETE)✅Where stories live. Discover now