Five - Ability

2.6K 305 4
                                    

Suasana rumah yang sebelumnya tenang berubah menjadi mencekam. Semua orang menampilkan wajah serius ketika Suga meletakkan laptop yang menampilkan data seorang pria diatas meja.

"Namanya Ahn Jaehyuk, CEO utama A&Y Group. Istrinya seorang designer dan pemilik butik ternama. Dia suka bermain wanita. Sering pergi ke bar tanpa sepengetahuan istrinya."

"Akan bagus kalau kita mengeksekusinya di depan bar. Sekaligus membongkar keburukannya."

Mr Kim mengangguk. Mencerna perkataan Suga dan RM.

"Keamanannya bagaimana?" Tanyanya.

"Tidak terlalu rapat. Dia selalu pergi ke bar sendiri tanpa pengawal."

Mr Kim mengangguk lagi.

"Tunggu dulu!" Semua mata menatap ke arah J yang menyela. "Kalau tidak ada penjagaan kemampuanku tidak dibutuhkan kan? Apa aku bisa libur?" Ucapnya yang sedetik kemudian disesalinya setelah mendapat tatapan tajam Mr Kim.

"Kau pikir aku tidak butuh pengawal?"

"Mr kan bisa berkelahi..." suaranya semakin kecil. J merapatkan bibirnya setelah mendapat tatapan yang lebih tajam dari Mr Kim.

"Kapan dia akan ke bar lagi?"

Suga mengutak-atik laptopnya sebentar lalu kembali menunjukkannya pada semua orang.

"Dia sudah memesan ruangan bar untuk besok malam."

"Baiklah. Kita beraksi besok malam."

Semua orang mengangguk mengerti. Perintah mutlak sang tuan sudah terucap, artinya tidak ada kata santai lagi sebelum misi berhasil.

●●●○●●●

"Apa itu hyung? Bukti baru?"

Hoseok mendongak mengalihkan perhatiannya dari berkas yang ia baca. Ia tersenyum menyapa Jimin yang baru datang.

"Ini daftar polisi dan mantan polisi yang pernah bekerja sama dengan Kim Seokjin."

Jimin mengernyit lalu duduk di kursinya -disamping Hoseok.

"Kau masih beranggapan Seokjin hyung pembunuhnya?"

Hoseok menatap Jimin lalu mengangguk.

"Maaf Jim, hanya saja aku merasa ada yang aneh. Jadi aku akan selidiki ini dulu. Kalau kau tidak mau ikut tidak apa-apa, aku tahu sulit untukmu menyelidiki kakakmu sendiri."

Jimin tertegun. Memang benar, rasanya sulit dan tidak bisa dipercaya.

"Aku hanya merasa ini tidak masuk akal hyung. Bagaimana bisa orang yang sudah meninggal membunuh orang lain?"

Hoseok menggeleng tak mengerti. "Mungkin orang yang sudah meninggal sebenarnya tidak pernah meninggal?"

Jimin semakin mengernyit. "Mustahil hyung. Aku yang mengurus pemakamannya."

Hoseok memandang Jimin dengan tatapan misterius. "Mungkin saja yang kau makamkan itu bukan Kim Seokjin."

Jimin membuka mulutnya namun tidak mengatakan apapun. Ia kehabisan kata-kata. Semua kemungkinan itu membuatnya bingung.

Hoseok mengalihkan fokusnya kembali pada berkas yang ia pegang. "Kalau kau tidak mau ikut tidak apa-apa Jim, aku akan lakukan sendiri."

Jimin diam sebentar lalu menghela napas.

"Aku ikut. Aku bersamamu hyung."

Hoseok menatap takjub pada Jimin.

"Wah! Kau benar-benar setia kawan Kim Jimin."

Jimin tersenyum kecil. "Aku hanya melakukan tugasku sebagaimana mestinya."

●●●○●●●

"Iya hyung, aku sudah dirumah."

"Sudah makan?"

"Sudah tadi diluar dengan Jungkook."

"Baiklah. Hyung pulang malam lagi hari ini, jangan menunggu. Kalau sudah mengantuk tidur."

"Iya."

"Ya sudah. Hyung ada pekerjaan, tutup telfonnya."

"Iya. Jangan lupa makan."

"Iya."

Tuut

Taehyung menjatuhkan tubuhnya diatas sofa setelah mematikan sambungan telfon dari Jimin. Dia akan sendirian lagi hari ini. Memang sudah biasa Jimin lembur bekerja, meninggalkan Taehyung sendirian dirumah.

Taehyung menatap foto keluarganya yang terpajang besar diatas televisi. Didalam foto itu dirinya tersenyum bersama keluarganya. Eomma, appa, Jimin hyung, dan Seokjin hyung. Taehyung tersenyum mengingat betapa bahagianya ia dulu. Orangtua yang selalu menyempatkan waktu untuk mereka meskipun sibuk bekerja. Kedua kakaknya yang selalu menjaganya. Terasa sempurna. Kalau saja keluarganya masih ada, ia tidak akan sendirian seperti ini. Jimin hyungnya tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Haahh

Helaan napas keluar dari bibir Taehyung. Mengingat keluarganya memang menyenangkan tapi juga menyakitkan disisi lain. Karena sekarang keluarga sempurnanya hanya bisa diingat tanpa dirasakan.

●●●○●●●

Dimalam yang sunyi suasana terlihat berbeda dari arah sebuah bangunan besar dipenuhi hingar bingar dunia. Suara dentuman musik berpadu dengan cahaya lampu remang-remang.

Sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat didepan bar. Namun sebelum pemiliknya keluar, seseorang sudah masuk terlebih dahulu dan mengunci pintu mobil. Tak lama seorang yang tiba-tiba masuk itu keluar, melihat sekitar lalu mengaktifkan earingnya.

Bzzt bzzt

"Aku selesai. Urus sisanya." Titahnya datar diterima orang yang sedari tadi memperhatikan dari sisi lain yang tak terlihat.

●●●○●●●

Mohon maaf karena seminggu ini aku ngilang gak ada kabar 🙏🙏
Aku lagi UAS, makanya lupa up story ini

Selain itu aku juga lagi kobam produce x 101
Kalian nonton gak?
Bias kalian siapa?
Kalau aku wooseok, byungchan, dan seungwoo, (gak bisa milih salah satu, aku suka tiga tiganya)

Curhat bentar ya, kalau gak suka skip aja
Waktu aku denger seungwoo nyanyi "don't go today" rasanya aku sedih banget
Aku mikir, seungwoo ngerasa gagal jadi leader victon dan dia takut temen-temennya atau fans dia ninggalin dia
Apalagi waktu aku nonton video-video victon, rasanya 'seungwoo victon' sama 'seungwoo produce' itu beda.
Sumpah, aku denger seungwoo nyanyi berkali-kali dan nangis berkali-kali.

Maaf aku emang drama 😥😭
Maaf juga author note nya kepanjangan 🙏🙏

Makasih yang masih setia sama cerita ini
Borahae 💜💜

Mr. KIM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang