Seven - Hidden Message

2.3K 309 9
                                    

Maaf ya aku lupa up lagi T_T

______________________________________

"Periksa nomor ini. Sekarang!"

Beomgyu tersentak melihat seniornya -Jimin- tiba-tiba datang menyerahkan ponsel padanya.

"Nomor siapa sunbae?"

"Aku dapat pesan ancaman dari nomor ini semalam. Aku yakin itu dari si pembunuh."

Beomgyu membaca pesan text pada ponsel Jimin.

"Maaf sunbae, aku tidak yakin ini bisa membantu."

Jimin menaikkan alisnya. "Maksudmu?"

"Kalau dilihat dari strategi si pembunuh yang sama sekali tidak meninggalkan jejak, dia pasti sudah mempertimbangkan sebelum mengirim pesan ini padamu. Aku yakin identitasnya pasti palsu."

Jimin mendecak. "Setidaknya periksa dulu Choi Beomgyu! Jangan menyimpulkan dari kemungkinan!"

"Bukan begitu sunbae, hanya saja--"

"Lakukan saja! Setelah itu kau boleh mengomel."

Beomgyu menghela napas. "Baiklah."

"Kutunggu di mejaku. Secepatnya."

Jimin pergi ke ruangannya. Didalam sudah ada Hoseok yang tengah sibuk melihat berkas foto TKP.

"Yo! Kim Jimin! Akhirnya kau datang!"

Jimin memutar bola matanya malas lalu duduk di kursinya.

"Siapa yang menelfonku terus menerus memaksa agar aku segera datang?"

Hoseok menampilkan senyum cerahnya. Ia pergi ke kantor pagi-pagi sekali sebelum Jimin bangun kemudian meneror Jimin dengan telfonnya karena merasa sendiri di kantor.

"Aku hanya membantumu menjalankan tugasmu Jim. Apa aku salah?"

"Salah jika kau memaksaku datang bekerja setelah mendapat pesan ancaman mengenai adikku."

Hoseok tertawa. Menurutnya Jimin itu manis saat menyindir.

"Adikmu baik-baik saja Jim. Toh dia sekolah hari ini kan?"

Jimin menghela napas. Benar, Taehyung sekolah. Dia akan sendirian dirumah kalau tidak berangkat kerja.

"Aku akan membunuh si pembunuh itu."

Hoseok tertawa lagi.

"Berarti kau yang akan jadi pembunuh."

"Tidak apa. Tidak masalah masuk penjara asal aku bisa membunuhnya."

Lagi-lagi Hoseok tertawa.

"Santai kawan! Masih ada kemungkinan pembunuh itu adalah Kim Seokjin. Kau akan membunuhnya?"

Jimin terdiam. Ia melupakan fakta itu. Bagaimana kalau benar si pembunuh itu adalah kakaknya, atau setidaknya orang yang dia kenal?

"Tidak! Tidak! Tidak mungkin hyung! Seokjin hyung sudah meninggal. Aku juga tidak punya keluarga selain adikku. Tidak mungkin dia orang terdekatku."

"Bagaimana kalau ternyata dia adalah adikmu?"

Jimin melotot.

"Hyung!! Itu lebih tidak mungkin! Taehyung bahkan menangis saat tidak sengaja menginjak semut, bagaimana mungkin dia membunuh manusia! Jangan ngawur hyung!"

"Aku hanya menebak Jim. Santai dan jangan berteriak padaku."

Jimin menggerutu. Terkadang mulut seniornya ini keterlaluan.

Mr. KIM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang