"Percuma kita memiliki rasa yang sama, jika kita akhirnya tak bisa bersatu"
-
Percuma saja kita saling mengenal, bercerita seolah-olah aku adalah orang yang pada akhirnya menjadi tempat pulangmu.
Percuma saja kita saling berdekatan, bila pada akhirnya rasa yang sama kita miliki seolah tidak menjadi nyata.
Dirimu kini menjadi asing, sebab kenyataan telah memukul telak dihadapan kita.
Dengan kenyataan yang sama sekali tidak pernah kita bayangkan bersama.
Lalu, untuk apa pertemuan ini? Untuk apa segala kenyamanan yang mengisi sesama relung hati kita, jika pada akhirnya rasa ini harus kita lupakan.
"Aku harus pergi, maafkan aku yang bodoh meninggalkanmu seperti ini. Nyatanya, sampai kapan kita akan bertahan pada akhirnya semua kenangan bersama akan menjadi luka , bukan?"
Sungguh aku tak sanggup, untuk apa Tuhan mempertemukan kita. Dengan semua kebersamaan yang terjalin, lalu dengan semua hal yang sama kita sukai.
Memang benar, jarak terjauh perihal cinta yaitu Tuhanmu dan Tuhanku nyatanya berbeda.
Kau selalu khusyuk dengan shalatmu setiap saat, dan aku selalu khusyuk berdoa pada Tuhanku. Tak lupa disetiap doa-doa kita selalu menyelipkan nama kita untuk kita bersama.
Namun pada kenyataannya kita sama-sama seorang hamba yang sedang saling mencintai. Namun , melupakan hal yang besar untuk kisah kita.
Namun juga, kita tak bisa menyangkal bahwa kita tetap memiliki rasa yang dan menepiskan rasa itu karena kenyataan yang pahit juta tak bisa bersatu
Tak apa, tenang saja. Kau tetap menjadi sebuah kenangan manis yang ada dan kita masih tetap menjadi kawan selayaknya silaturahmi sesama hamba ciptaan Tuhan.
---------------------------------------------------------
Jangan lupa tinggalkan jejak comment dan ketuk tanda bintang dibawah :)
Tertanda sayang,
-dan
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYUKA RASA
ChickLit"tentang rasa,yang tak pernah terucap. seperti sekedar beberapa kata yang selalu ku rangkai agar bisa aku ucapkan"