"Biarkan kita bertatap muka lalu mengurai semua rasa sesak yang ada, sebab perihal menderita aku sudah puas"
-
Hai, apa kabar denganmu?
Mari bertemu, aku ingin sekali bertatap mata denganmu untuk mengeluarkan semua rasa yang begitu sesak didalam dada, begitu menghujamnya kearahmu, berharap itu sama sakitnya kala kau menghunuskan luka tepat dihatiku.
Aku ingin bertanya denganmu tentang alasan apa yang kau punya atas pergimu, yang tak memberiku ruang untuk menahanmu, hanya memaksaku mengikuti maumu.
Aku ingin kembali lagi dipelukan itu.
Memelukmu dengan erat. Sampai memupus semua rindu yang ada.
Meluapkan tangis yang begitu pedih yang kurasa
Sampai suaraku lenyap, sampai lumpuh ragaku. Bahkan kalau aku harus mati pula hari itu.
Maaf, lagi dan lagi. Aku hanya ingin denganmu.
Aku ingin kau menjawab semua pertanyaanku, rasa takut yang tak sudah-sudah mengejarku.
Membuatku selalu terjaga, lupa mana malam mana siang.
Membuatku kehilangan,diriku; hidupku.
Aku ingin kau menjawab semuanya sebelum kau putuskan untuk membunuhku.
Mengapa harus aku?
Mengapa meninggalkan kalau dulu kau begitu menginginkanku?
Seberapa banyak dariku yang tak pantas dan seberapa banyak darimu yang tak pantas
namun ku pantas-pantaskan?
Mengapa harus aku?
Mengapa membiarkan semuanya diambil dariku? Raib begitu saja. Lalu,lenyap tak bersisa.
Aku cuma seeongok daging bernyawa yang tak punya jiwa dan bertahan untuk tetap bernafas.
Mengapa begitu kejam?
Kau dulunya alasan aku begitu mencintai kehidupanku, memberi makna mengapa aku mesti ada didunia ini sampai kau merenggut semuanya, membunuhku tapi tak benar-benar mati.
Mengapa? Mengapa kau biarkan aku setengah mati? Mengapa kau biarkan aku menderita saat kau sedang tertawa bahagia dengannya tanpa mengingat aku disini tengah merana?
Aku ingin sudah, sungguh. Aku ingin mampus saja. Aku ingin menyerah. Aku sungguh sudah gerah.
Nanti kala terakhir kita berjumpa. Tolong raih dan peluk aku lagi. Erat benar-benar erat. Lantas bunuh aku dengan belati yang kau punya. Renggut nyawaku sampai tandas.
Sebab perihal menderita. Aku sudah puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYUKA RASA
ChickLit"tentang rasa,yang tak pernah terucap. seperti sekedar beberapa kata yang selalu ku rangkai agar bisa aku ucapkan"