Part 10

1.4K 188 3
                                    

🎶Krist Perawat - ยิ่งรักยิ่งเจ็บ🎶
.

.

.

Krist berjalan dengan gontai menuju kampus. Dirinya sengaja tak menjemput Singto, karena tak ingin membuat Singto mengamuk karena membuat wajahnya babak belur. Tapi sebenarnya, ada satu hal yang menganggu Krist. Sejak dia dipukuli kemarin Singto sama sekali tak menghubunginya. Biasanya, begitu Singto merasa sakit sedikit dia akan ribut protes ke Krist. Krist berusaha berpikir positif kalau Singto kemaren hanya tertidur, tapi melihat reaksi mereka membuat dirinya takut. Dia tak ingin meninggalkan Singto masalah karena kelakuan dirinya dahulu.

"Aaarrggghh!! Apa ini karmaku karena merebut kekasihnya"
Krist mengacak kesal rambutnya. Memikirkan mengapa dia bisa terjebak di tubuh Singto sejak kecelakaan itu, dan syarat yang diberikan untuk kembali ke tubuhnya terasa amat sangat sulit untuknya. Sebenarnya dirinya sudah merasa aneh dengan sikap Singto beberapa hari terakhir, tapi dirinya tak berani berharap lebih. Krist hanya berfikir kalau Singto hanya merasa kasihan dengannya, tak lebih.

"Singto!" Ucap New sambil melompat ke punggung Krist.

"Oii! Berat sialan!" Bentak Krist sambil mendorong New sampai terjatuh. New terkejut, biasanya 'Singto' tak keberatan jika dirinya melompat seperti itu.

"Hin! Singto itu sedang tak enak badan dan kau langsung melompat ke punggungnya, dasar gendut" teriak Tay sambil membantu New berdiri. New langsung menatap tajam Tay, tak terima dirinya dipanggil 'gendut' oleh orang yang memiliki badan yang hampir sama besar dengannya.

"Er, kau harusnya memperingati ku dulu kalau ingin melompat seperti itu" ucap Krist. Dirinya melakukan kontak mata dengan Tay, dan Tay tampak mengangguk pelan.

"Ah, ayo kita ke kelas sekarang" ucap New kemudian berjalan mendahului mereka.

"Kau yakin dia tak akan curiga Krist?" Bisik Tay.

"Percayakan saja padaku, kau hanya perlu mengingatkanku harus bersikap seperti Singto di depan yang lain," balas Krist.

~Switch!~

Langit senja menghiasi kota Bangkok, semua orang tampak bergegas pulang ke rumah, termasuk mahasiswa di Bangkok University itu. Kecuali Krist. Dirinya tampak sangat khawatir karena Singto tak hadir dan tak menghubunginya sama sekali. Dirinya ingin sekali menghubungi Singto, tapi takut mengganggu Singto.

"Oi Sing, ayo pulang" panggil New, tapi Krist sama sekali tak menggubris nya dan sibuk menatap layar ponselnya.

"Singto?"
New melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Krist. Krist yang kesal langsung meremas tangan New dengan kuat.

"Oi Singto!" Teriak Tay. Krist tersadar, dan refleks melepas genggamannya pada New.

"Oiiiiii, kau benar-benar sedang tak enak badan atau jiwamu tertukar dengan orang lain hah? Kau bertingkah aneh sekali akhir-akhir ini" keluh New. Krist dan Tay tampak terkejut.

"Ah, ayo Hin, kau bilang ingin mencoba cake di toko baru itu?"
"Oh iya, ayo cepat sebelum toko itu penuh lagi, kami duluan ya Sing"

Krist menarik nafas lega, identitasnya hampir terbongkar di depan New. Jujur sebenarnya dia tak ingin ada yang tahu kalau jiwanya dan Singto sedang tertukar. Tapi karena dia membutuhkan bantuan Tay mau tak mau dia membongkar segalanya di depan Tay.

"Jadi kau adalah Krist? Bukan Singto?" Tanya Tay kebingungan.

"Iya aku Krist, Singto sedang tidur di rumahku sekarang"

[KristSingto AU] Switch! [End] [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang