kantin kampus.

1.7K 166 0
                                    

beberapa hari setelah peristiwa jenguk-menjenguk wendy dirumah sakit adiknya taeyong, jaehyun tak  bertemu rose lagi. katanya, dara itu sedang bermain kerumah kakeknya yang ada di pulau seberang.

jaehyun rindu, tapi bukan ranahnya untuk mengadu.

gue kan bukan siapa-siapanya rose, pikir jaehyun.

"kangen rose, ya?"

"kalo gue bilang iya, salah nggak sih?" jawab jaehyun

"enggak salah kalo lo sama dia ada ikatan pasti. soalnya diantara cowok-cewek saling rindu dalam ikatan teman itu nggak mungkin,"

"kenapa nggak mungkin kak?"

"karena cowok-cewek kalo cuma sekedar teman nggak bakal rindu jae,"

"maksudnya?"

"dasar nggak peka. kangen itu buat temen, itupun pasti kalo ketemu kalian berantem. beda perkara sama kata 'rindu' yang kalo ketemu pasti bakal seneng, nggak punya waktu buat berantem. kalopun ada, palingan akhirnya pasti pelukan,"

"anak psikologi, ada pelajaran itu juga ya?"

"nggak tahu, gue lupa. gue sih baca-baca di internet aja,"

jaehyun menganggukan kepala, berusaha memahami apa yang dara didepannya ini ucapkan.

"rose tuh, boleh pacaran kak?"

dara didepannya mengerutkan kening, bingung akan pertanyaan tiba-tiba dari seorang jaehyun.

"hm? gimana?"

"rose tuh, boleh pacaran sama orang tuanya kayak bang chanyeol sama teh wendy?"

"oh itu, setahu gue nggak boleh. di keluarga rose, anak perempuan nggak boleh pacaran. kecuali kalo awalnya emang karena perjodohan atau lewat ta'aruf gitu. kenapa nanya?"

jaehyun menggelengkan kepala. "nggak papa. kepo aja,"

"emang lo mau ngapain?"

"lo kayak bisa baca pikiran gue ya kak," kata jaehyun sambil menatap atap kantin. "hebat banget bang yuta bisa punya pacar kayak lo,"

"apaan coba? nggak ada hubungannya,"

"beruntung aja gue kenal sama lo kak,"

"random banget lo, cepetan bilang ngapain lo nanya gitu?"

"gue anaknya nggak bisa basa-basi kak, alias to the point. kayaknya dari awal ketemu rose, pesona rose udah bisa buat gue luluh."

"hm, terus? lanjutin dulu. ntar kalo udah selesai bilang ya, biar gue nggak motong cerita lo,"

"oke, gue lanjutin. jadi gue akhir-akhir ini—bentar, berapa bulan gue kenal rose? setengah tahun? setahun? lupa. tapi yang gue sadarin dari renungan gue adalah, gue sama rose itu takdir."

jisoo tersedak es nutrisari yang sedang ia minum, membuat jaehyun memberhentikan cerita cintanya. tapi yang namanya jisoo tak mau buang-buang waktu, hasta kanannya ia angkat ke udara untuk memberikan gestur agar jaehyun melanjutkan cerita cintanya.

jaehyun mengangguk sejenak, memahami isyarat dara cantik didepannya untuk melanjutkan cerita cintanya.

"jadi, waktu bulan depan angkatan kak jisoo sama bang taeyong wisuda, gue kan skripsi tuh. gue niatnya sambil namatin skripsi, gue mau lamar rose. tapi takutnya nggak kesampaian, apalagi keluarga gue kan setelah lamaran pasti ada acara 'dipingit' gitu. ya masa gue sama rose waktu wisuda nggak boleh ketemu?"

jaehyun menarik napas sejenak, kes sendiri dengan idenya yang membuat mulutnya susah tidak menggebu ketika bercerita.

"tapi yang gue tahu kak, nggak enak didepan bakalan lebih bagus dibelakang. jadi gue udah mutusin, kalo waktu kalian habis wisuda, kalian harus ikut keluarga gue ngelamar rose. eh bukan kalian yang cewek, yang cowok aja. kan yang cewek pasti nunggu dirumah rose, sekalian gue mau nyindir abang-abang yang sampai mau wisuda nggak ngelamar-ngelamar kalian kak. okay, cerita selesai,"

jisoo menghembuskan napas besar, netranya ia kedipkan. lantas dengan santai nya ia berkata.

"pertama, oke gue dukung keputusan lo. kedua, lamaran-nikah itu bukan soal matematika yang bisa lo karang waktu ujian. juga bukan soal bahasa yang tinggal lo tandain waktu nemuin jawaban. dua hal itu sakral, penting banget buat masa depan. ketiga, persiapan lamaran nggak main-main kudu matang dan nggak boleh ada kesalahan. keempat, kalo 'dipingit' itu tradisi keluarga. harus lo hormatin. kalo nggak bisa ketemu waktu wisuda, kan bisa ketemu waktu akad nikah? kelima, oke gue—bukan gue, kita semua bakalan bantuin lo ngelamar rose entah kapan pun kita siap. tapi lo jangan lupa kabarin kita. terakhir, keenam gue suka cara lo nyindir para bujang itu, gue dukung lo. tapi kalo sampai gue tahu rose nangis gara-gara lo, awas aja lo. siap-siap gue piting."

______________
R.

Secret ; Jaerose [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang