Kisah enam gadis bersahabat yang memiliki bakat dan prestasi, mewujudkan impian bersama.
Siswi nakal dan pembuat onar namun memiliki prestasi sehingga membuat nama baik sekolah mereka melunjak.
Dipenuhi dengan kisah cinta masing masing yang membuat...
Nauval memasuki kamar Alena yang tidak terkunci. Saat melihat gadisnya sedang asik bernyanyi dengan petikan gitar yang di mainkan oleh jari lentik Alena. Nauval menutup pintu kamar dan bersender di pintu tersebut sembari memperhatikan Alena yang sedang bernyanyi dengan suaranya yang selalu membuat Nauval tenang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(kamar Alena, vila ini memang di buat khusus untuk Alena dan sahabatnya jadi mereka mempunyai kamar pribadi masing masing)
(Nyanyian Alena)
Nauval masih setia memperhatikan Alena yang sedang memainkan gitar sembari bernyanyi. Saat Alena sudah berhenti bernyanyi, ia menoleh ke arah pintu yang ternyata ada Nauval disana. Alena terdiam, kenapa Nauval tiba tiba ada disini?
"Kak Nauv?" tanya Alena.
Nauv tersenyum dan berjalan kearah Alena lalu duduk di sebelah gadisnya. Nauval mengambil gitar yang dipangku oleh Alena lalu meletakannya di samping nakas.
"Kenapa belum tidur?" tanya Nauval sembari mengelus puncak kepala Alena.
"Gapapa,belum ngantuk aja."
"Bohong." Nauval sangat tahu bahwa Alena saat ini berbohong. Ia tahu gadisnya ini mengantuk namun tidak bisa tidur karena banyak pikiran. Ia sangat tahu bahwa Alena tidak dengan kondisi yang baik.
"Bener kak, aku gak ngantuk."
"Mata kamu merah, udah ngantuk itu namanya. Tidur yah?"
Alena menggeleng.
"Aku gak bisa tidur, tugas kelompok aku gimana? Itu masih banyak banget yang harus di selesaiin, dan aku harus begadang untuk salin yang baru." jelas Alena.
"Jangan, kalo sempat kamu begadang cuma gara gara itu jangan harap aku bakal mau ngomong lagi sama kamu!" ancam Nauval.
"Kenapa?"
"Itu bukan salah kamu sayang. Bukan kamu yang basahin atau ngerusak tugas nya,kenapa kamu yang harus korbanin kesehatan kamu?"
"Trus siapa lagi yang ngerjain kalo bukan aku? Cuma aku yang mereka andalin."
"Aku gak peduli, ini namanya tugas kelompok, bukan individu. Jadi kenapa harus kamu doang yang ngerjain? Kalo gini caranya kamu berhak menuntut, Yang. Karna disini ada korban dan ada pelaku, ada juga saksi." jelas Nauval. Tentu saja pria tampan ini cerdas karena ia kuliah dengan jurusan hukum.