Pantulan cahaya mentari pagi memasuki celah jendela kamar seorang gadis cantik yang masih bergekut di alam mimpi. Angin pagi berhembus memasuki fentilasi. Tidur gadis itu terusik karena dering ponsel pertanda ada ada telepon dari seseorang. Rasa malas menguasai otaknya sehingga gadis tersebut sangat malas meraih ponsel dan tanpa menatap siapa nama si penelpon ia langsung mengangkat telpon tersebut.
"Halo?"
"Morning"
BUAR!!
Mata indah yang tadinya masih terpejam malas seketika terbuka lebar dan tubuh mungil itu terduduk dengan sendirinya karena terkejut mendengar suara Si Penelpon. Ada apa? Apakah itu polisi yang akan menahannya di balik jeruji besi? Seorang tentara yang akan menembak hatinya seperti sosok Yoo Sijin di drama Descandent Of The Sun? Oh ayolah, ini bukan drama yang akan membuat para readers baper. Atau seseorang yang ingin membunuhnya? Apa? Membunuh? Ya Tuhan, ini bukan Film Psychopath atau Action yang di gemari para manusia di bumi. Oke kembali ke inti cerita.
Gadis mungil itu menetralkan jantungnya yang mungkin saat sekarang ini terasa ingin copot (?) Uuuu.. Sangat berlebihan.
"Halo? hei, kenapa diem?" Sang gadis tersadar dari gugupnya. Suara seorang pria di seberang sana membuat dirinya gugup dan tidak tahu ingin menjawab apa. Ada apa pria itu menghubungi nya sepagi ini? Wait, apakah benar ini masih pagi?
"Y-ya? Kenapa?" Gugup, itulah yang di rasakan sang gadis.
"Hei, Bella? are you okay?" Ya, Bella lah si gadis yang sedari tadi gugup entah karena apa.
"Yeah, I'm okay. Kenapa Vin? Kok tumben nelpon sepagi ini?" Kevin, pria itu lah yang menelpon dan membuat Bella mati kegugupan sehingga tidak tahu ingin menjawab apa.
"Pagi? Lo gak liat jam? Ini udah jam sembilan lewat loh, masih di bawah selimut?" Kevin terkekeh.
"What?! Jam sembilan?! Seriusan?! Astaga gue gak nyadar!" Bella terkejut dan langsung turun dari ranjangnya untuk menuju kamar mandi. Hufft, pagi yang menyebalkan menurutnya.
"Gue mau mandi dulu, gue tutup ya?" pamit Bella.
"Eh bentar, lo mau gue lumutan di depan rumah lo?"
Oh God, apa lagi sekarang?
"Ap-Apa? Depan rumah gue? Lo di depan rumah gue?!"
"Iya, why?"
"Gila, Kevin napa gak bilang dari tadi sih hah?!" Bella berlari keluar kamar, menuruni tangga dan menuju pintu utama dengan masih berpakaian tidur dan rambut yang entah berantah. Hei, itu Bella Saphira, Gadis cantik yang tomboy dan tidak terlalu peduli dengan penampilan walaupun di dekat seorang pria yang ia cintai atau ia sukai, kalimat sederhana nya adalah Wanita apa adanya.
Sesampai di pintu utama, Bella membuka pintu itu dan melihat sesosok pria yang kini sedang membelakanginya dengan style memakai tshirt berwarna putih dan celana jeans berwarna hitam di sertai sepatu sport yang berwarna senada dengan baju Kevin. Itu sangat santai dan perfect menurut gadis yang kini menatap pria itu.
Kevin membalikan badan dan memandang Bella dengan senyum manis dan gemas. Ia melihat penampilan Bella yang acak acakan dan menurutnya itu sangat lucu. Bella yang merasa di perhatikan menjadi was was dan menatap Kevin pun dengan was was.
"Kenapa ngeliatin gue kayak gitu?" tanya Bella.
"Kenapa? Ada yang salah dari tatapan gue?"
"Tatapan lo aneh, kenapa lo natap gitu?"
"Lo lucu, liat deh, baju tidur pink gambar Tata bt21, gue kirain lo separuh cowok, ternyata suka pink juga?" Kevin menggoda Bella sehingga gadis itu terlihat kesal dan memukul perut Sixpack milik Kevin. Ya kalian pasti tahu, pukulan Bella tidak akan terasa oleh pria seperti Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRONG GIRLS
Teen FictionKisah enam gadis bersahabat yang memiliki bakat dan prestasi, mewujudkan impian bersama. Siswi nakal dan pembuat onar namun memiliki prestasi sehingga membuat nama baik sekolah mereka melunjak. Dipenuhi dengan kisah cinta masing masing yang membuat...