"Tu.. Tuan Arlino?" tanya Pak Doni tergagap."Apa kabar semua?" sapa Arlino dengan senyuman sinisnya.
"Ba..baik pak." jawab Pak Doni.
"Ayo silahkan duduk pak." ajak salah satu guru di ruangan tersebut.
Arlino duduk dengan tenang di salah satu kursi, dan menyuruh Nauval,Arthur,dan Nadine untuk menunggu di luar.
"Nauv, lo kok tadi bisa sama om Lino?" tanya Arthur.
"Gue nganterin Alena pulang dan waktu balik kesini gue telfon Om Lino untuk datang." jelas Nauval.
"Alena? Kok Lena pulang kak? Bukannya ini masih jam pelajaran yah?" kali ini Nadine lah yang bersuara.
"Dia tadi emosi banget, dia bersikeras menyampaikan ke guru kalo lu berdua gak mungkin ngelakuin itu, dan di mobil tadi kayaknya dia lagi gak enak badan." jelas Nauval.
"Terus gimana keadaan Al?" tanya Arthur khawatir.
"Al gue suruh istirahat." jelas Nauval lagi.
"Alhamdulillah, syukurlah."
Tak lama kemudian, Arlino keluar dari ruangan kepala sekolah yang menyebalkan itu. Dengan senyuman Arlino berjalan menghampiri Nauval dan kedua sahabat pemuda itu.
"Om memberi kalian waktu beberapa hari untuk menyelesaikan masalah ini, cepat selesaikan kasus kalian dan buktikan jika kalian tidak melakukan kesalahan itu, ingat! Kalian itu jurusan Hukum, memegang keadilan dan mencari kebenaran, dari masalah ini ambil hikmah nya, jadikan pelajaran, paham?!" tegas Arlino dengan bijak.
Nauval, Arthur, dan Nadine mengangguk dan menjawab setuju lalu sangat berterima kasih kepada Arlino. Beberapa waktu setelahnya, Nauval, Arthur, dan Nadine memasuki kelas XII IPA B yang di sambut dengan tatapan tajam oleh semua murid di kelas tersebut.
"Bisa kalian stop gosipan dan tatapan tajam kalian? Atau keluar dari kelas ini." ketus Nauval.
"Kak Nauval kenapa ketus gitu? Kakak gak terima sahabat kakak dituduh kayak gitu? Ini fakta kak, dan udah ada dengan jelas di ponsel aku!" ujar Jihan.
"Jihan! Keluar kamu dari kelas saya!" geraman Nauval terdengar.
"Siapa kakak yang seenaknya nyuruh aku keluar?!" teriak Jihan.
"Saya? Keponakan dari pemilik sekolah ini."
Jawaban Nauval membuat sebagian dari murid di kelas itu teringat dan terpikirkan kalimat yang di lontarkan oleh Alena tadi siang.
"Gue? Pacar dari keponakan pemilik sekolah ini!"
Hening, hingga suara Tasya terdengar.
"Jadi yang di maksud Alena tadi it--"
"Kenapa? Dia pacar dari ponakan pemilik sekolah? Iya benar, itu saya, pacar dari Alena Sheyla Madison, puas?!" ketus Nauval.
Diam.
Semua di kelas diam tidak ingin membalas perkataan Nauval.
"Saya sudah gak ada mood untuk melanjutkan ini semua, jadi silahkan kalian bubar saja." ujar Nauval lagi lalu berjalan ke parkiran untuk mencari sebuah restoran kesukaan Alena agar bisa membawa kan gadisnga itu makanan.
Disisi lain, Della, Bella, Calla, dan Nadine duduk di sebuah caffe yang sering mereka datangi bersama Alena. Memang sedari tadi mereka sudah pulang sebelum waktu nya, karena apa yang mereka dengar dari Nauval akan di lakukan oleh mereka.
"Ayok ke rumah Lena!" ajak Nadine.
"Gak, jangan sekarang. Biarin dia tenang dulu." jawab Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRONG GIRLS
Teen FictionKisah enam gadis bersahabat yang memiliki bakat dan prestasi, mewujudkan impian bersama. Siswi nakal dan pembuat onar namun memiliki prestasi sehingga membuat nama baik sekolah mereka melunjak. Dipenuhi dengan kisah cinta masing masing yang membuat...