Budayakan menekan bintang sebagai tanda apresiasi kalian pada penulis. Terima kasih.
***
Unedited
Kesunyian menyelimuti ruang tamu orangtua Delilah ketika Alex mengatakan maksud dari tujuannya datang berkunjung. Delilah dan Alex kini sedang berada di rumah orangtua Delilah. Di Bogor.
"Saya datang kesini dengan maksud untuk meminta ijin dari Om dan Tante untuk menikahkan putri Om dan Tante, Delilah, dengan saya." tegas Alex dengan wajah serius.
Sehabis pulang kantor, sesuai kesepakatan mereka berdua, hari ini adalah hari dimana Alex akan melamar Delilah.
Minggu lalu, ia dan Delilah sudah terlebih dulu mengatakan prihal rencana pernikahan mereka pada keluarganya. Ayah dan eyang nampak tercengang dan begitu terkejut dengan berita tersebut. Namun selang tak berapa lama, senyum dan tawa pun tak henti-hentinya menghiasi wajah mereka.
Eyang bahkan sampai menyuruh mereka berdua untuk memajukan tanggal pernikahan mereka karena begitu senangnya. Yang kemudian ditolak keras oleh Delilah dan Alex.
Eyang.. Eyang...
Mengingat kondisi kesehatan eyangnya saat ini, hati Alex sakit dan bersedih. Dan alasan itulah yang mendorong Alex untuk mengabulkan permintaan konyol eyang itu. Jika eyang ingin Alex segera menikah, that's okay. Alex akan menurutinya walaupun itu sebatas kawin kontrak saja. Meski begitu, memilih Delilah sebagai istri kontraknya ternyata bukan suatu pilihan yang buruk.
Dan kali ini, giliran keluarga Delilah yang akan mendengar berita besar tersebut.
Alex yang pada dasarnya jarang sekali merasa khawatir, kali ini mulai berkeringat dingin. Walaupun wajahnya nampak tidak menunjukan apa yang ia rasakan kini, namun debaran jantungnya yang begitu cepat dan kuat, tidak bisa berbohong. Ia merasa cemas.
Entah kenapa, berhadapan dengan orangtua sekretrisnya ini membuat Alex sedikit merasa gugup. Dengan kedua telapak tangan diletakan di atas paha, Alex duduk tegak memandangi pasangan suami istri yang ada di depannya itu.
Markus, Ayah Delilah menatap Alex lama sebelum akhirnya bersuara.
"Kamu serius ingin menikahi anak saya?"
"Saya serius, Om."
"Pekerjaanmu apa?" selidik ayah Delilah.
"Saya bekerja di perusahan yang sama dengan Delilah."
"Di bidang mana?" tanya Markus lagi ingin lebih mengetahui tentang calon suami putrinya sebelum ia menyetujui permintaan Alex.
Pertanyaan ayah Delilah menyebabkan Alex melirik Delilah sesaat.
"Saya bertugas mengatur, merencanakan, mengelolah dan menganalis segala aktivitas yang terjadi di perusahaan."
"Jadi kamu seorang menejer?"
"Semacam itu, Om." jawab Alex tidak membantah dan tidak juga membenarkan ucapan ayah Delilah.
Ayah Delilah mengangguk mengerti. Sama sekali tidak menyadari bahwa apa yang baru saja diutarakan Alex adalah semua tugasnya sebagai seorang pimpinan sebuah perusahaan.
"Jadi kalian berdua ketemunya di kantor? Kenapa enggak bilang-bilang Ibu kalo kamu sudah punya pacar, Del." timpal Ruth, ibu Delilah dengan senyuman mekar menghiasi wajahnya.
Delilah yang mendegar pertanyaan Ibunya itu menoleh pada pria yang sedang duduk di sampingnya itu
Pacar?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss, My Husband [MBMH]
RomanceSEBAGIAN CHAPTER SUDAH DIHAPUS KARENA SUDAH DIBUKUKAN. Tidak ada kata PERNIKAHAN dalam kamus Alexander Williams. CINTA? Apalagi! Bagi Alex, hidupnya sudah sempurna. Wanita? Uang? Ha, dengan mudah Alex bisa mendapatkannya. Akan tetapi, permintaan Eya...