Vol 2 Chapter 3

1.2K 79 0
                                    

Semoga kalian suka...

***

Unedited

"Alex, kamu jadi kan ke rumah eyang hari ini?"

"Iya, yah. Jadi kok. " jawab Alex yang kini sedang berbicara dengan ayahnya lewat telepon.

"Oke. Ayah udah gak sabar ketemu cucu-cucu ayah. Kamu yang bener bawa mobilnya. Jangan ugal-ugalan. Hati-hati di jalan. Ingat, sekarang kamu sudah punya anak." ucap Dean dari seberang telepon menceramahi anaknya.

Ya meskipun Alex tak pernah mengalami kecelakaan lagi, namun sebagai seorang ayah, perasaan cemas akan anaknya tetap saja akan selalu dirasakan Dean selaku orang tua. Setiap orang tua pasti akan selalu mencemaskan anaknya di mana pun dia berada.

Apalagi sekarang anaknya itu kini sudah berkeluarga dan punya anak. Jadi sudah sepantasnya Alex lebih menjaga dirinya.

Kala Alex masih kuliah dulu, ia pernah mengelami kecelakaan mobil. Akibatnya, ia bahkan sempat terbaring koma beberapa hari di rumah sakit. Hal itu menyebabkan Dean sangat khawatir bahwa anaknya itu akan pergi meninggalkannya. Tapi ternyata Tuhan masih menyanyanginya.

"Iya, yah. Aku tahu. Aku bakalan hati-hati."

Alex yang mendengar ceramah ayahnya itu hanya tersenyum lemah. Ia tahu ayahnya mengkhawatirkan dirinya karena kejadian yang dialaminya dulu.

"Hmm. Oiya, Lex. Tadi eyang kamu tanya ke ayah, apa ada makanan yang ingin dimakan Delilah? Nanti ayah suruh bikin sama Bi Ijah."

Bi ijah adalah asisten rumah tangga eyang yang baru. Dan masakannya selalu dipuji enak oleh eyang dan ayah. Mendengar pertanyaan ayahnya, Alex teringat bahwa istrinya itu doyan dengan opor ayam.

"Kalo gitu yah tolong bilangin sama Bi Ijah buatin opor ayam. Kalo bisa juga, tolong minta Bi Ijah bikinin salad buah."

"Itu saja, Lex?"

"Iya, itu aja, yah."

"Oke. Nanti ayah bilangin ke Bi Ijah. Ayah tutup dulu teleponnya, Lex."

Setelah menutup telepon ayahnya, Alex yang sedang berada di taman belakang, menarik kakinya berjalan masuk ke dalam rumah.

Sebelum ke kamarnya, Alex terlebih dulu pergi ke dapur. Ia ingin melihat Delilah dan dua jagoannya.

"Woah, jagoan ayah pinter banget makannya." Alex tersenyum sayang begitu ia melihat anak kembarnya sedang asik memainkan makanan mereka.

Jayden yang paling tua kini sedang meremas-remas makanannya sembari sesekali mencicipinya. Sedangkan Jordan, anak itu tengah asyik menjilati makanannya yang menempel di tangannya.

"Kamu mau aku gantiin, babe?" Alex menawarkan diri ketika melihat Delilah yang sedang berusaha menyuapi Jayden dan Jordan.

"It's okay, babe. I got this."

"Beneran kamu gak mau aku bantuin?"

"Gak perlu, babe. Kamu mandi gih sana, siap-siap, terus abis itu sarapan." Perintah Delilah.

Mendengar ucapanya istrinya, Alex lantas mengecup pipi Jayden dan Jordan. Tak lupa, ia juga mengecup pipi Delilah sebelum akhirnya melenggang pergi ke kamar mandi. 

Jam sudah menunjukan pukul setengah sembilan pagi ketika Alex selesai sarapan. Tiba-tiba ponselnya yang ada di atas meja makan berdering. Kali ini sang penelpon bukanlah ayahnya. Melainkan eyang Alex.

"Hallo, eyang?"

"Alex, kamu berangkat dari sana jam berapa?" tanya Sean tapa basa-basi.

"Sekitar jam 12, eyang."

My Boss, My Husband [MBMH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang