Vol 2 Chapter 2

2.5K 140 3
                                    

Semoga kalian suka...

***

Unedited...

Silaunya cahaya matahari yang menebus kaca jendela kamar, menyebabkan Delilah yang sedang tertidur merasa terganggu dan akhirnya membuka matanya. Ia melihat ke arah samping ia tidur, tapi tidak menemukan suaminya.

"Hisss..." rintihnya pelan menahan sakit.

Semalam Alex tidak main-main ketika mengatakan bahwa dia akan membuat Delilah tidak bisa bangun. Dan sekarang terbukti. Seluruh badan Delilah terasa sakit semua. Alex menerkamnya seperti singa yang sudah seminggu tidak diberi makan. Pria itu seperti kelaparan. Ia melahap Delilah bukan hanya sekali saja. Pria itu melakukannya sampai berkali-kali. Dari malam sampai menjelang subuh. Berbagai macam gaya pun mereka lakukan di saat tubuh mereka bersatu. Delilah bahkan sudah tidak ingat lagi berapa kali persisnya mereka merasakan puncak kenikmatan. Dia sampai heran dengan stamina Alex yang tak pernah habis itu.

Sejujurnya, semenjak masih di awal mereka bercinta, Delilah sudah merasa mengantuk dan kelelahan. Tapi ia menahannya karena kasihan pada suaminya yang sudah cukup lama tidak merasakan kenikmatan duniawi itu. Akhirnya, Delilah membiarkan Alex melakukannya sampai dia merasa puas. Alex mengangkat, membuang, meramas dan mencium tubuhnya sesuka hatinya. Sekarang, Delilah menyesal karena telah memberikan kado ulang tahun seperti semalam pada Alex. Harusnya ia ingat bahwa suaminya sudah lama berpuasa dan lapar. Jadi, begitu ia merasakan kembali nikmatnya bercinta, ia berubah menjadi binatang buas.

Delilah merutuki keputusannya itu. Dengan menahan sakit, Delilah pun bagun dari kasurnya. Ia melirik jam yang ada di dinding dan mengernyit. 'Ternyata sudah jam sepuluh pagi. Kenapa Alex gak bangunin aku?' Batinnya.

Khawatir dan rindu dengan anak kembarnya, Delilah lantas berjalan menuju kamar mereka yang tepat berada di samping kamarnya dan Alex berada. Delilah memberengut begitu tak menemukan Jayden dan Jordan di kamar mereka. Ia kemudian kembali menarik kakinya dan berjalan ke arah ruang TV. Ujung bibirnya seketika melengkung begitu melihat ketiga laki-laki kesayangannya itu.

"Kamu kok gak bangunin aku, babe?" ucap Delilah pada Alex yang kini sedang menonton TV sembari duduk di lantai. Sementara Jayden dan Jordan merangkak di sekitarnya.

"Aku gak tega bangunin kamu, babe. Gimana badan kamu? Sakit?" tanya Alex perhatian dan sedikit menyesal atas perbuatannya semalam.

"Hm, udah lumayan gak sakit. Si kembar udah makan?" Delilah ikut duduk bersama mereka di lantai yang di sudah dilapisi dengan matras lantai khusus bayi.

"Sudah, babe. Udah aku kasi makan tadi. Kamu gimana? Laper? Mau aku buatkan nasi goreng atau mau roti panggang aja?" Tanya Alex sembari memijat pundak Delilah.

"Aku mau roti aja, babe."

"Oke, babe. Bentar ya, aku buatkan dulu." Alex berdiri dan berjalan ke dapur meninggal Delilah bersama si kembar.

Delilah memperhatikan kedua anaknya itu dengan hangat dan sayang. Pipi gembul mereka membuatnya merasa gemas dan tak tahan ingin menciumnya. Ia lantas merangkak mendekati mereka lalu memeluk Jayden dan mulai mencium pipi anaknya itu dengan rakus.

"Muach... muach... muach... muach..." ciumnya berulang-ulang.

Jayden malah tertawa geli begitu bundanya mulai menciumnya. Mungkin tak ingin kalah dan tak ingin kasih sayang ibunya didominasi oleh kakaknya, Jordan yang tadinya sedang sibuk bermain lego tiba-tiba melepaskan lego itu lalu dengan kaki kecilnya mulai merangkak menghampiri Delilah.

Melihat Jordan yang sudah berada di sampingnya, Delilah akhirnya melepas Jayden dan memeluk anak bungsunya itu. Ia kemudian mulai mencium pipi Jordan seperti yang ia lakukan tadi kepada Jayden.

My Boss, My Husband [MBMH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang