9. Teka-teki

161 46 25
                                    


Kamu mulai merasakan ada yang berbeda dari dirimu saat ini. Saat itulah
Kamu mulai mencari yang sebenarnya.

_LOVE MYSELF_

***


Mata Eiga terbuka, iaa bergegas bangun.
Dengan rambut seperti sarang burung, Eiga berpikir bahwa semalam ia bersama Dico. Namun, satu hal yang membuat Eiga memutar pikirannya, kenapa saat ini ia sudah ada di kamarnya? Satu pertanyaan itulah yang membuat Eiga nyaris berpikir yang tidak-tidak.

Tidak mau mmemikirkan hal ambigu seperti itu, Eiga pun merapikan kasurnya. Namun, benda berupa boneka taddy bear milik Dico membuat perhatian teralihkan dari selimut yang hendak dilipatnya.

Eiga mengambil benda itu, ia menatapnya. "Lah? Boneka lo, kok?"

Tak mau ambil pusing, Eig berniat untuk mengembalikan boneka itu ke Dico. Tanpa berlama-lama, Eiga pun langsung bergegas mandi dan berangkat sekolah.

***

Gadis bernama Eiga itu masuk ke dalam kelas dengan tergesa-gesa. Setahunya ia sudah terlambat, padahal belum. Lila dan Silvia melihat Eiga yang berlari pun hanya mengernyit heran.

Napas Eiga tak teratur setelah ia duduk dan melempar tasnya ke meja begitu saja, tak mempedulikan tatapan aneh dari makhluk-makhluk yang ada di depannya.

"Kenapa lo-" Belum selesai Lila berbicara, Eiga menyahutnya.

"Kirain udah terlambat gue, astaga." Panik Eiga terus saja mengambil oksigen sebanyak mungkin, tangannya pun sibuk mengelap keringat yang muncul di dahi gadis itu.

Lila dan Silvia pun tertawa kecil melihat Eiga panik seperti itu.

Mengingat sesuatu, Eiga pun membuka tasnya, ia mengambil boneka taddy bear. "Lil, lo tau nggak, biasanya Kak Dico kalau lagi istirahat, dia nongkrongnya di mana?" tanya Eiga kepada Lila yang terlihat suka dengan benda yang Eiga pegang sekarang.

Sadar, Lila berpikir kenapa Eiga menanyakan hal itu kepadanya. "Ya, gue tau," jawab Lila sembari mengalihkan pandangannya ke Eiga.

Eiga sangat mempercayai sahabatnya itu. "Yaudah, nanti lo anter gue buat balikin boneka ini."

Lila melirik boneka yang di pegang Eiga. "Jadi,  Boneka tu milik Kak Dico?" Lila tertawa kecil, bagaimana bisa seorang Dico menyukai boneka?

"Sejak kapan Kak Dico suka ama boneka?" Silvia yang dari tadi ikut menyimak pembicaraan langsung menyahut. Gadis itu terkekeh pelan ketika membayangkan sisi lain yang mungkin Dico miliki, selain sifatnya yang dingin.

Eiga membuang napasnya, ia tak berpikiran sama dengan makhluk-makhluk yang ada di depannya. "Iya, ini punyanya si Es."

Mengingat satu hal, Lila pun bertanya, "Lo kemarin diajak ke mana sama Kak Dico? Ke taman? Ke bioskop? Atau ke KUA?" tanya Lila sembarang.

Malas, Eiga berdecih pelan. "Ke toko boneka," jawab Eiga tak mau panjang lebar.

"Lah, buat beliin siapa?" Lila bertanya lagi, tetapi dengan wajah dibuat biasa saja.

"Yaelah, Lil, kepo amat lo," sahut Silvia, matanya berputar jengah.

Eiga menggidikkan bahunya. "Gue nggak tau dia beliin siapa."

DEIGA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang