15. AKHIRNYA

108 29 0
                                    

Karena senyummu, adalah duniaku.

•-Dico Jean Pratama-•

•••

Lila bergegas menemui tim pencarian yang sedang bersiap untuk melanjutkan pencarian.
"Aku akan ikut," sahut Lila tiba-tiba. sembari memakai jaketnya.

Melihat Lila yang datang tiba-tiba, tim pencarian yang sedang bersiap pun mengalihkan perhatian mereka ke Lila. Salah satu dari mereka menggeleng. "Tidak, sebaiknya kamu jangan ikut," timpalnya.

Lila mendengkus kesal. Sebenarnya ia ingin sekali ikut, tapi mereka tidak mengizinkannya.

"Aku akan ikut, ingat itu," protes Lila. Tidak diundang, pak Suripto mendatangi tim pencarian yang siap-siap untuk berangkat untuk kembali mencari Eiga dan Dico yang hilang.

Pak suripto melihat Lila. "Jangan ikut. Kamu sebaiknya di sini, Lila."

Lila menoleh,mendapati pak Suripto yang di sampingnya. "Tapi-"

"Sudah ... kamu jangan ikut."

Lila kembali mendengkus kesal, tapi tidak apa-apa baginya. Mungkin ini cara yang bagus untuk lebih cepat menemukan Eiga.

***

Dico membuka matanya, ia tahu kalau ini sudah pagi. Ekor matanya mendapati Eiga yang masih belum sadar. Melihat itu, Dico tambah panik.

"Eh, Eiga, lo belum sadar juga. Sadar dong, gue khawatir sama lo." Dico menatap Eiga. Mengguncang tubuh mungil Eiga yang masih dibalut dengan selimut.

Suasana masih dingin, bahkan kabut masih menyelimuti pandangan. Dico tidak tahu harus melakukan apa, selain berdoa. Wajah Eiga semakin memucat, tangannya semakin dingin dan putih pucat.

Dico terus menggosok tangan Eiga dan sesekali meniupnya, menjaganya untuk merasakan kehangatan darinya.

"Gue berharap, lo baik baik saja, Ga. Selagi ada gue dan Tuhan, lo akan selalu aman."

"Pesen gue cuma satu sekarang. Gue mau lo buka mata, gue mau lo sehat gue nggak mau lo kaya gini terus."

"Eiga Reika, lo cewek yang gue kagumi pertama kali dalam hidup gue. Lo paling spesial buat gue, lo paling berbeda buat gue."

"Ga, buka mata lo."

Dico bergumam dalam hatinya sembari menatap wajah Eiga. Menunggunya untuk membuka mata.

"Eiga!"

Namun, indra pendengaran Dico samar-samar menangkap ada yang memanggil nama Eiga dari kejauhan.

"Eiga!"

Dua kali Dico mendengar nama Eiga dipanggil. Tidak salah lagi itu pasti tim pencarian yang mencari mereka berdua. Dico bergegas keluar dari dalam tenda dan mendapati dua orang pria lebih yang sedang berteriak meneriaki nama Eiga.

Tanpa berlama-lama, Dico pun menghampiri mereka dan memberitahukan kalau Eiga bersamanya. Dengan sigap pria itu memanggil kelompoknya dan berlari untuk menemui Eiga.

"Kenapa dia?" tanya salah satu dari mereka melihat keadaan Eiga yang tidak baik. Dico tidak membalasnya, ia tetap menatap wajah Eiga dengan tatapan sayu yang menyedihkan.

Tanpa berpikir panjang, tim pencarian mengangkat Eiga ke blankar dan membawanya pergi dari sana untuk kembali ke tempat camping.

Dico segera berlari, tidak lupa mengambil tas dan barang-barang lainnya. Sungguh, Dico bernapas lega karena tim pencarian telah menemukan berdua. Artinya, Eiga akan aman sekarang.
Jujur, Dico sangat panik. Ia seakan diterpa badai yang kencang saat melihat keadaan Eiga yang sangat mengkhawatirkan.

DEIGA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang