27. KESALAHAN?

124 27 14
                                    

Selama ini, gue nggak percaya dengan namanya banci. Tapi detik ini gue percaya, karena gue lihat sendiri cowok banci yang hanya berani dengan cewek gue, Eiga.

__Dico Jean Pratama__

••••

Eiga terdiam, mulutnya sedikit terbuka serta bergetar saat melihat dua laki-laki yang ada di hadapannya itu bertengkar hebat. Tentu, Eiga sangat mengenali siapa orang yang tengah menghajar Alex dan membabi buta Alex di depannya tanpa ampun

"LO EMANG BERENGSEK!"

Orang yang Eiga kenal, terlihat dingin melepaskan amarahnya dengan meninju ulu hati Alex. Alex langsung tersungkur kesakitan, tangannya terus memegang ulu hatinya yang terasa nyeri.

Tidak lama, Alex pun terbatuk-batuk, wajah Alex berhadapan langsung dengan lantai. Eiga dapat melihatnya, Alex terbatuk-batuk dengan keras, Eiga melihat beberapa ceceran darah yang keluar dari mulut Alex.

Eiga menutup mulutnya, tubuhnya  bergetar. Mata Eiga mengerjap sangat cepat, ia takut dan panik.

Laki-laki itu kembali menarik baju putih Alex. Alex langsung berdiri berkat tarikan dari lawannya. Alex berdiri dengan gontai, baju putihnya telah ternodai oleh cairan merah miliknya.

"NGAPAIN LO GANGGU DIA?!"

Bugh!

Laki-laki itu kembali menghantam Alex di bagian pipinya. Alex kembali tersungkur ke lantai. Dengan cekatan, satu tarikan menarik baju Alex. Alex berdiri kembali, wajahnya  babak belur juga lebam, sudut bibirnya robek dan mengalirkan darah.

"LO BERANI SAMA CEWEK? BERENGSEK LO!"

Bugh!

Satu hantaman keras melayang di pipi Alex. Alex tersungkur lagi, wajahnya telah mencium lantai. Alex tidak tinggal diam dalam pertengkaran sengit ini, ia berdiri walaupun dengan gontai.

Tangan Alex melayang, hendak meninju wajah orang yang sedang ia hadapi. Namun, dengan cekatan laki-laki otu mencekal tangan Alex serta menangkisnya, tangan Alex ditekuk ke belakang. Alex meringis kesakitan saat itu juga.

"LO MAU PUKUL GUE?"

Satu dorongan yang diberikan oleh laki-laki itu berhasil mendorong Alex hingga tersungkur di lantai. Alex terdiam tak bergerak. Alex dapat melihat lantai darahnya tercecer di lantai.

Namun, Alex tetap berusaha bangun lagi. Ia kini berhadapan langsung dengan orang yang sangat dibencinya selama ini. Alex tersenyum sinis walaupun bibirnya sudah mulai membiru dan di sudutnya terdapat darah mengalir.

"Ha ha ha, lo bilang gue berengsek?" Alex bertanya sinis, ia menyunggingkan senyum miring.  "Lo yang brengsek! Dico Pratama!"

Ya, kalian sudah tahu siapa laki-laki itu. Dia adalah Dico. Dico tidak terima dengan ucapan Alex, ia kembali meninju wajah Alex. Tidak hanya sekali, tapi beberapa kali.
Tangan Dico dihiasi darah milik Alex. Setelahnya, Dico menarik kerah baju Alex, ia menyeret Alex entah ke mana.

Eiga masih berdiri, tubuhnya bergetar saat melihat Dico dan Alex bertengkar hebat di depannya sendiri. Mata Eiga meneteskan kristal putih yang tadi ia pendam, Eiga menangis.

Tubuh Eiga perlahan-lahan merosot, ia tidak lagi berdiri, melainkan berjongkok. Matanya terus memandangi lantai yang dihiasi oleh darah Alex. Eiga sangat shock.

"EIGA!"

Sebuah teriakan menembus telinga Eiga, tapi ia masih terdiam.

Lila menghampiri Eiga yang berjongkok sendirian.  Lila yang melihat kondisi Eiga langsung panik.

DEIGA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang