31. Bertemu Kembali

99 6 0
                                    

Gue cuma mau bilang. Yang dua itu cukup mata, telinga, tangan, sama kaki. Muka jangan ngikut!

•Andrian Stevan Bramasta•

•••

Yoga terdiam cukup lama saat ia mendapat pesan misterius dari nomor tidak dikenal. Yoga membaca pesan itu berulang-ulang, mencoba memahami apa maksud dari pesan tersebut.

+62xxxxxxxxxxxx

Lo masih kenal gue?
Udah lama kita nggak ketemu
sejak lo pindah ke luar negeri dulu.
Ketemuan? mau?

Decakan kesal keluar dari mulut Yoga. Otaknya berpikir keras siapakah orang itu? Kenapa dia mengenal Yoga dan seperti sangat akrap.
Yoga memilah siapa saja orang yang dulu akrap dengannya. Sahabat Yoga? Kemungkinan ini sangat besar. Namun, siapa? Sahabat Yoga tidak hanya satu orang.

Ting!

Notifikasi kembali terdengar dari handphone Yoga. Mata Yoga kembali menangkap satu pesan yang tertera di layar benda kotak itu. Tampak dari nomor yang sama.
Kali ini pesan itu seperti membawa Yoga untuk bernostalgia, terutama mengingat masa kecilnya.

flashback on

Taman bermain merupakan tempat yang sangat disukai oleh anak-anak. Salah satunya Yoga yang sedang bermain ayunan bersama gadis kecil bergigi ompong yang ada di sampingnya, yaitu Eiga. Gaun pink Eiga melambai saat ayunan yang didudukinya mulai berayun kencang.

Yoga tertawa saat adiknya itu ketakutan karena ayunan yang didudukinya berayun dengan cepat.

"Hentikan, Kak Yoga!"

Eiga merengek, ia menangis. Menyadari itu Yoga segera menurunkan laju ayunan hingga ayunan itu berhenti.

Yoga mengelus rambut Eiga yang tergerai. Melihat adiknya menangis, Yoga berusaha membujuknya dan meminta maaf kepada Eiga.

"Kakak minta maaf, Eiga nggak usah nangis, ntar digigit sama kucing, loh."

Mendengar itu, bukanya berhenti menangis, malah Eiga semakin menangis keras. Yoga menggaruk kepalanya bingung.

Mata Yoga menangkap penjual es cream. Melihat itu Yoga tersenyum dan segera menarik tangan adiknya.

"Gaga mau es cream rasa apa?" tanya Yoga sehalus mungkin agar Eiga kecil tidak lagi menangis.

Telunjuk Eiga mengarah pada gambar es cream berbentuk unicorn. Melihat itu Yoga terkekeh geli.
Penjual itu memberikan dua es cream kepada Yoga. Yoga segera membayar es cream yang ia beli.

Yoga dan Eiga berjalan menuju sebuah kursi. Namun, langkah mereka terhenti saat melihat anak laki-laki yang sedang menangis. Anak laki-laki itu menangis sembari meneriaki 'Mama'. Sungguh aneh, pengunjung taman yang lewat di depan anak kecil itu sama sekali tidak memberi secuil simpati. Mereka tampak acuh dengan keberadaan anak laki-laki tersebut.

"Kakak, ayo kita tolong anak itu," ajak Eiga menarik tangan Yoga. Yoga hanya mengikuti Eiga yang berlari untuk menemui anak laki-laki itu.

"Kamu tidak apa-apa?" Yoga bertanya kepada anak laki-laki itu. Bukanya menjawab pertanyaan dari Yoga, anak itu malah kembali menangis dan bergumam 'mama'.

Melihat itu, Yoga malah semakin iba. Yoga bingung harus apa, begitupun dengan Eiga.

"Kamu mau es cream?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEIGA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang