7 : The Truth Behund Leave

1.5K 231 12
                                    

Hallo! maaf ya aku baru bisa publish lagi bab yang udah aku hapus kemarin, enjoy ceritanya ya ><


.


Aku terlalu tak pantas untuk bersanding dengan Hara, aku begitu brengsek sedangkan dia begitu baik. Aku mencoba mendiskusikan keputusan apa yang harus aku ambil dengan member lain. Dan mereka memilih Nayoung dengan alasan dialah yang lebih membutuhkan sosok aku.

Aku mengerti bagaimana kecewanya member lain denganku, terutama Yoongi Hyung. Bagaimana dia dengan tulus memberikan kepercayaan padaku waktu lalu. Bagaimana dia dengan bangga menyambutku dan Hara saat pulang dari Ilsan. Dan bagaimana dia bahagia saat melihat Hara tertawa bersamaku. Aku ingat jelas itu.

Sedangkan sekarang, tidak ada senyum di wajahnya seperti waktu lalu, yang ada wajahnya yang dingin dan tatapan tajamnya semakin tajam. Aku terlalu takut bahkan untuk sekedar berbicara padanya. Kami selesai berdiskusi masalah serius ini, juga SeokJin Hyung yang memberitahu bahwa jangan ada kejadian yang sama untuk terulang lagi. Karena begitu menyesakkan.

Aku pamit, meninggalkan dorm. Tujuanku adalah Apartemen Hara, disana aku ingin berbicara dengan baik dengannya tentang keputusanku. Ku harap semuanya berjalan dengan lancar.

Saat aku berada di depan pintu apartemennya aku mendengar sebuah pertengkaran yang membuat aku tersulut. Aku membuka apartemennya, dan aku benar-benar terkejut menyaksikan bagaimana keributan itu terjadi.

Min hara menyudutkan serta membentak Nayoung. Serta Nayoung yang tidak sama sekali membela diri, sungguh jika aku bisa aku tidak akan membela keduanya, namun disana Nayoung meneteskan air matanya. Aku terlalu benci saat melihat air mata seorang gadis.

"Min Hara cukup!" mereka berhenti. Bahkan Nayoung sempat tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Aku menghampiri mereka membawa Nayoung ke kamar. Setelah itu kembali lagi pada Hara.

"Inikah sikapmu yang tidak pernah aku tau Ra, apa ini yang harus kau lakukan?" sebisa mungkin aku mencoba untuk tidak marah.

"Tidak Joon, kau salah paham. Dia lebih dahulu yang membuatku harus berbuat seperti itu. Membuatku marah." Aku tau Hara mencoba untuk menahan amarah, tapi sungguh aku sangat membenci ini.

"Hara! Aku disini menitipkan Nayoung bukan tanpa alasan, aku percaya kau bisa mengesampingkan egomu, tapi apa yang kuliat ini sungguh membuatku muak serta marah. Kau membentaknya, kau menyudutkannya, seharusnya kau lakukan itu padaku bukan Nayoung! Karena semua akar permasalahan ada padaku Ra..."

Diam.

Itulah yang dilakukan Hara, aku tak tau apa yang ada dipikirannya sekarang, aku melihat jelas bahwa ada air yang menggenang di matanya, aku sungguh minta maaf. Bukan ini tujuanku, tetapi ego sialan ini benar benar membuat semua semakin menjadi berantakan tak terkendali lagi

"Namjoon... terima kasih, aku sangat tak menyangka bahwa malam ini adalah malam terburuk bagiku. Aku tak menyangka bahwa datang ke Korea akan sangat menyesakkan juga semenyesal ini. Aku tak pernah menyangka Namjoon yang aku kenal, tidak mempercayai apa yang kukatakan, dan aku sangat muak atas segala janjimu. Joon, jangan halangi aku untuk pergi. Ada kalanya aku lelah dengan semua ini, dan ada kalanya aku akan kembali menuntut sebuah penjelasan yang entah akan aku dapatkan atau tidak."

Hara mengutarakan semua perasaan yang dipendamnya, aku melihatnya di sana ada Min Hara yang telah menyerah. Aku tau ini adalah awal dari akhir segalanya. Aku tak bisa menyanggahnya lagi. Hara pergi ke kamarnya, dan aku memilih untuk pergi ke kamar Nayoung.

Miris memang.

Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang, aku benar-benar tak tau. Aku.... Tak bisa menjelaskan dengan kepala dingin, dan lagi aku justru semakin melukai hatinya lagi. Aku tak melakukan apapun sampai aku tertidur dengan penuh kekhawatiran diatas sofa.

Paginya aku terbangun dengan perasaan yang sangat tidak enak, ada sesuatu yang menurutku hilang. Namun aku tidak terlalu memikirkannya. Aku berjalan ke menuju dapur, untuk sekedar meneguk segelas air, namun yang aku dapatkan adalah sebuah Note yang membuat aku kehilangan akal.

"Tolong katakan pada Namjoon, bahwa aku memilih pergi, meninggalkan segalanya. Karena disini bukan hanya tentang aku dengannya tetapi juga tentang kita bertiga dan aku memilih pergi. Selamat tinggal"

Hancur. Hatiku benar benar terkoyak, pikiranku kosong, yang aku pikirkan sekarang hanya menelponnya. Namun saat aku menelponnya yang kudapatkan adalah ponselnya yang ditinggalkan di dalam kamar. Aku terjatuh, menangisi keadaan dengan bodoh. Marah akan keadaan, marah pada diriku sendiri, membuat aku gila. Sesegera mungkin aku menelpon Yoongi Hyung.

"Hyung, Hara pergi... maafkan aku."

왜난?  • knj ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang