Special Epilogue

738 75 5
                                    


Kita tertawa bersama layaknya sepasang kekasih yang sangat bahagia, bercerita tentang semua masa lalu kita. Iya kita.

"Ra, ternyata aku dulu jahat banget ya?"

Hari ini sebenarnya bukanlah hari libur, tetapi juga bukan hari sibukku. Hanya berada di Mon studio, melakukan persiapan-persiapan Comeback. Benar, BTS tetap aktif hingga sekarang. Bisa dibilang sekarang itu comeback yang ke 3 setelah kejadian tersebut.

Terkadang aku absen dari kegiatan BTS, karena keadaanku. Bukan sakit, tetapi hatiku masih belum menerima kenyataan bahwa semuanya berlalu begitu tragis.

Dimana seorang yang amat sangat aku cintai pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Namun, kembali dengan sosok yang sama hanya saja ada yang berbeda. Ingat sekali waktu itu, saat BTS mengadakan konser di London. Aku tidak sengaja menemukannya kembali. Jujur saja, aku bahagia sangat bahagia.

Namun kebahagiaan itu sirna, saat aku berbicara dengannya. Dia benar Hara hanya saja dia melupakan semuanya. Aku ingin marah, tetapi bukankah itu bagus? Maksudku, Hara tidak lagi merasakan pilu dan sakit hatinya. Biarkan aku disini dengan penuh rasa sesal.

Tok Tok~

Aku menoleh, berpikir sejenak siapa yang mengetuk pintu di tengah jam istirahat. Aku membuka pintu, ternyata manager hyung.

"Ada tamu yang mencarimu di lobby. Kurasa tamu itu penting, jadi cepat turun." Aku mengiyakan, tanpa berkata apapun hanya mengangguk. Lalu mengambil jaket dan topi. Sejujurnya sudah lama sekali tidak menerima tamu dari luar agency, semenjak kepergiannya.

Bolehkan saat ini aku berharap bahwa dialah yang datang? Sepertinya tidak. Sesampainya di lobby aku mencari-cari. Karena ramai dan aku tidak mengenali siapapun kecuali para staff.

Menuju meja resepsionis, menanyakan siapa yang mencariku, namun belum sempat staff itu menjawab, ada yang memanggilku.

"Kim Namjoon." Aku beku. Suara itu terdengar sangat familiar. Aku sangat kenal dengan suara ini, suara yang begitu aku rindukan hampir satu tahun kebelakang. Berbalik, dan menemukannya di hadapanku. Menggelengkan kepala adalah hal pertama yang aku lakukan.

"Aku pikir, aku gila." Itu yang aku katakan. Mana mungkin Hara kembali setelah penolakan waktu lalu di London. Oh ayolah, sadar Kim Namjoon.

"Namjoon, it's me Alice." Rasanya waktu berhenti tepat di hadapanku sekarang. Dia tersenyum manis, mengingatkanku pada kenangan kita. Secara tiba-tiba kenangan manis dan buruk berputar di kepalaku layaknya sebuah kaset yang diputar berulang kali.

"H-hara?" Sial. Hanya itu yang bisa aku katakan. Dia tersenyum, menyambut panggilanku dengan tatapan indahnya juga senyum manisnya yang sangat aku rindukan.

Reflek aku memeluknya ditengah keramaian. Menangis sedu dalam pelukannya. Sungguh, aku merindu.

I miss you ra, really miss you.

~

Cafe. Benar, kami berada di sini untuk membicarakan semuanya, yang sebenarnya aku belum siap untuk menceritakan. Tetapi...

"Namjoon."

"Hara." Aku tersenyum ditengah kebodohan kami. Bisa-bisanya memanggil di saat yang sama. "Silahkan Ra." Dia tersenyum dan mengangguk.

"Sebenarnya, aku belum ingat. Tapi aku hanya ingat orang terakhir yang bersamaku waktu lalu Joon. Dan aku tau itu kamu juga Yonggi." Aku menunduk. Menutup mataku, karena kenangan buruk itu sungguh mengganggu.

"Its okay Joon, it's not your bad okay?"

"Mianhae.." Lama sekali, kami terdiam tanpa ada yang mau memulai pembicaraan, sampai saat aku membuka pembicaraan.

"Waktu lalu, semuanya begitu kacau ra saat...." Aku menceritakan semuanya, tanpa terkecuali. Menceritakan bagaimana kedua orang tua kita, bagaimana perlakuan ibu, dan bagaimana aku berpisah dengan Nayoung. Aku benar-benar menceritakannya. Menatap matanya dengan sangat dalam. Karena aku berpikir, tidak akan bisa lagi melakukan ini.

Menggenggam tangannya, juga kulakukan. Aku rindu sungguh. Namun rasa menyesal begitu kuat di pikiran dan hatiku.

"Joon, ayo kita mulai semuanya secara perlahan." Dia tersenyum setelah mengatakan itu. Namun belum sempat aku berkata, dia lebih dulu menjelaskan.

"Ayo perbaiki hubungan kita Joon, bukan sebagai kekasih. Tapi sebagai keluarga." Dari sini aku tahu, tidak akan ada lagi kata kita sebagai sepasang kekasih tetapi yang ada hanya sebagai saudara.

"Aku memilih memakai marga ayah karena aku ingin memperbaiki semuanya Joon, aku ingin Ibu mengakui aku." Dan aku menyetujuinya dengan mataku yang berkaca-kaca.

"Ayo buat kenangan bersama lagi Ra, sebagai keluarga."



----


Selesai ><

oh iya, Buku II aku UNPUBLISH, karena aku masih dalam masa REST dan kasian klo yang nungguin kan :" jadi yaudah aku unpublish aja biar ga jadi pikiran huhu


makasih buat kalian yang udah mau baca Book Ini ><

왜난?  • knj ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang