4 :The Truth Behind Sorry

1.3K 233 8
                                    

Ps: cerita ini masih banyak kekurangan, typo bertebaran bahkan kapital belum saya benarkan. Dimohon untuk memaklumi, karena saya belum dapat merivisinya. Silahkan dinikmati membacanya, semoga suka ♡♡♡♡♡

.

.

.

Billboard?

Siapa yang tak senang jika pergi bahkan tampil di acara musik bergengsi itu. Tapi disini keadaanku sedang tak memungkinkan untuk senang.

Aku merindukan, sangat merindukan Hara. Aku sakit, aku terus memanggil namanya dalam tidurku. Aku tau itu.

Aku bersikap acuh, tak tau menau akan kejadian semalam diamana aku demam, sangat tinggi hingga membuatku tak sadarkan diri. Padahal aku hanya tidur.

Kesakitan ini berlanjut, saat dimana aku memulai untuk beraktivitas hari ini. Sesak nafasku terus menerus menerjang, tanpa tau jika pemilik badan ini sudah sangat lelah.

Aku memaksakan ini, tanpa memberitahu semaunya. Hanya aku, dan ya jika ada Hara, kau tau dia tau. Karna aku pernah mengalami ini dimasa lalu.

Aku menoleh, tapi yang kutemukan justru Hara disana. Aku takut dia mengetahui aku yang sekarat. Takut sekali.

Aku mengacuhkannya, membuatnya menangis lagi lagi dan lagi. Tak lelakah kau Namjoon membuat gadis yang kau puja, cinta bahkan sayangi menangis.

Aku terlalu munafik untuk ini. Latihan sebelum perfom kami lakukan tetapi, tentu aku tak begitu mengeluarkan tenagaku. Takut, terjadi sesuatu sebelum aku perfome yang sesungguhnya.

Aku melihat hara berbincang dengan oara member, aku iri. Aku ingin berbicara padanya, namun untuk saat ini semua hanya kutahan dan hanya bisa tersenyum dalam kesakitan yang melandaku.

---

Kami bersipa untuk tampil, aku tau aku tak akan kuat setelah perfome. Aku terlalu memaksakan diri. Keringatku terus mengucur.

Aku terus mengerutkan dahiku, menahan sakit. Sebenarnya beberapa staff telah bertanya, tapi aku hanya tersenyum tak ingin membuat khawatir.

Perfomeku dimulai, tak ada kendala karna aku berhasil menahannya. Namun saat kembali ke backstage.

Aku merasa aku akan mati sekarang juga. Nafasku semakin sedikit, kepalaku yang pusing hungga mataku yang mengabur.

Aku mencoba memanggil satu nama. Hara.

Berjalan diurutan terakhir, memegang dinding agar tidak terjatuh, namun naas usahaku sia sia. Aku terjatuh, dengan menutup mata.

Tidak, aku tidak pingsan. Aku hanya menutup mata karena tidak kuat. Aku mendengarnya. Hara meneriakkan namaku dengan lantang. Membuat semuanya menoleh dan berlari kearahku.

Hara membuat aku, memakai pahanya untuk menyanggahku. Dia menangis, tersendu. Meramalkan berbagai makian juga doa agar aku tak apa.

Dia mencoba membangunkanku, tapi jujur saat ini aku tak bisa membuka mata, terlalu sakit dan terlalu membuatku seakan ingin pingsan.

Namun saat aku merasa dia ingin melakukan nafas buatan. Aku membuaka mataku, karena Hara tak akan pernah bisa melakan itu.

Aku tersenyum, dia memakiku. Aku menggumamkan beberapa kata, yang membuatnya menganggukan kepala.

Tersenyum lalu benar-benar tak sadarkan diri. Karena memang aku sudah sangat tidak tahan.

Aku bahkan tak semoat mengatakan, aku mencintainya. Aku mengulur waktu dan membuatku harus dirawat dirumah sakit.

왜난?  • knj ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang