3 : The Truth Behind Miss You

1.4K 237 10
                                    

Ps: cerita ini masih banyak kekurangan, typo bertebaran bahkan kapital belum saya benarkan. Dimohon untuk memaklumi, karena saya belum dapat merivisinya. Silahkan dinikmati membacanya, semoga suka ♡♡♡♡♡

.

.

.


Aku tak pernah tau, tak pernah menyangka, tak pernah membayangkan jika Hara datang kemari.

Datang dengan senyuman manis yang selalu aku rindukan, selalu aku pikirkan.

Benar, aku merindukannya. Aku merindukan masa-masa itu, dimana aku belum mengenal Nayoung, dimana diantara Bangtan belum ada pekerja tambahan.

Aku rindu. Sangat rindu, tapi keadaan lagi-lagi membuatku harus memilih.

Belum siap untuk melepaskannya, karena rasa ini masih amat sangat mencintainya. Tak ada lagi selain dia, kecuali aku telah goyah.

Fokusku terbagi, Hara dengan senyuman manisnya menatapku sangat dalam. Aku kalah,

Namun kurasa aku mulai goyah, aku.. mulai melupakan Hara, dan terus menerus memikirkan Nayoung.

Latihan masih berlangsung, dan Hara terus menatapku, seakan mengatakan kata rindu yang teramat dalam.

Teringat saat-saat kami berlibur ke kampung halamanku, aku ingat sangat. Bagaimana dia tersipu, bagaimana dia tersenyum didepan orang tuaku.

Masa itulah yang membuat aku senang tapi juga palsu. Ada sesuatu yang tidak bisa ku teruskan di hubungan ini.

Istirahat, itu yang dikatakan pelatih kami. Mengambil ponsel dan duduk disampingnya, tersenyum saat menerima pesan.

Bukan, ini bukan seperti yang kalian kira. Yang mengirimi pesan adalah adikku. Dan kenapa aku duduk disampingnya alasannya satu.

Aku juga meeindukanya, wanginya pelukannya bahkan candaanya. Namun, sangat tidak disangka Nayoung menelfon, sungguh membuat semuanya kacau.

Moodku sedikit turun, dan memilih untuk pergi namun, Hara menahannku. Mengatakan dia merindukanku, dia menungguku.

Aku menolaknya, karena suatu alasan kuat. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini, bukan hanya tentang Nayoung tetapi juga tentangku.

Sudah cukup dua tahun ini aku melakukan segalanya, sudah cukup aku harus berbuat namun tidak pernah bebas.

"Kau tau Ra, aku tak melakukan ini tanpa ada alasan bukan?"

Kataku saat dia melangkah pergi, aku melihatnya. Menghentikan langkahnya, dan berbalik.

"Aku tau, dan aku tau jelas alasanmu. Bukan hanya tentang Nayoung, apa aku benar?" Aku mengangguk. Ternyata kita sama-sama tau dan sama-sama bertindak seolah tidak tau.

"Kenapa saat kau tau, kau masih bersamaku?"
Aku menantikan jawabanya.

"Aku mencintaimu, kau tau aku selalu berpikir apakah langkah yang kuambil ini benar atau salah? Menyakitkan atau membuatku bahagia. Aku sangat ingin mengakhirinya, namun aku sadar, disini bukan hanya aku yang berjuang, setidaknya kau pernah berjuang demi mempertahankan hubungan ini."

Diam.

Aku memikirkan semua perkataanya, benar semua yang dikatakan benar. Namun aku hampir menyerah, aku membuatnya semakin sakit diatas semua kesakitan yang ku alami.

Mendekat kearahnya, menatapnya dalam. Menyentuh wajahnya, aku tau dia menahan nafasnya karna terlalu terkejut.

Menariknya dalam pelukanku, aku merindukannya. Aku meeindukan masa itu, namun juga ingin melupakan kata itu.

"Ra.. aku tau ini berat, tapi bisakah kau menunggu sampai waktu yang tepat, bukan tentang Nayoung, tapi tentang mereka."

Dia mengangguk membuatku menitihkan air mataku, aku sedang berjuang meyakinkan semua orang.

Karna yang kuhadapi ada seseorang yang tak pernah bisa kubantah...

왜난?  • knj ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang