RiVani//6

1.2K 63 1
                                    

  Semua orang bisa bilang cinta
tapi tidak semua orang bisa setia

"Reyhan lo tau gak kemarin tuh ada yang habis di tembak" kata bagas ke reyhan yang bertujuan menggoda vani yang baru duduk di bangkunya

"Masa sih,di tembak sama siapa emangnya"

"Di tembak sama yayang rivan,tapi sayangnya belum di jawab tuh kan sakit" kata bagas yang tambah menggoda vani

Ia langsung keluar kelas sambil menutup kedua kupingnya dengan kedua tangannya. Dia telah di buat kesal sejak tadi malam ia terus di gara soal Rivan yang menembak dirinya. Bagaimana jika ia jadian dengan rivan pasti mereka tambah menggoda dirinya.

Sedangkan di kelas bagas dan reyhan malah ketawa.

Vani sedang menikmati lagu sambil duduk di taman dan memakan roti karena tadi ia tak sempat untuk memakannya.

"Lagi dengerin apa" kata rivan yang langsung duduk di sampingnya

"Lagu" jawabnya cuek yang di telinganya masi terpasang earphone

"Kalau orang ajak bicara mukanya di tatap,dan earphone di buka dulu" sambil mencopot earphone dari telinga vani.

"Kenapa sih van,kalau mau ngomong langsung bilang aja"

"Kok lo tiba tiba jadi cuek,biasakan sika lo ke orang friendly"

"Friendly itu pembawaan,cuek itu kebiasaan" katanya sambil berlalu pergi. Ia masi kesel karena sikap teman temanya jadi dia ikut kesal juga ke rivan karena dia lah sebab temannya menggodanya terus.

  
                                                              . . .

Kringgg...kringgg...kringgg

"Kantin yuk" ajak laras dan di angguki caca

"Gue gak ikut,titip beliin batagor mba yuyun aja yah" kata vani

Vani sedang asyik membaca novel yang ada di depannya sekarang. Tiba tiba ia ada batagor di atas mejanya

"Makasih ca,udah beliin batagornya. Uang lo gue ganti entar aja yah" katanya yang masi asik menatap novel di bukunya

"Sama sama" ucap rivan dengan suara berat khasnya
Vani kaget dengan suara itu dan segera menutup novelnya dan melihat Rivan yang sudah ada tepat di depannya dan membuat mereka saling bertatapan

"Kok lo bisa disini van" sambil mengalihkan tatapannya

"Nganterin batagor titipan lo" jawab rivan

"Kan gue nitipnya bukan sama lo"

"Caca dan laras nyuruh gue buat bawaain titipan lo" kata rivan
"Awas aja tuh dua curut gue jitak sebentar"batinnya

"Lo makannya,gue balik ke kelas bentar lagi bel. Jangan novelnya aja yang di seriusin gue juga mau di seriusin"kata rivan sambil keluar kelas
Kali ini ia benar benar ingin hilang dari permukaan bumi. Sekian sekian kalinya Rivan membuat jantungnya berdetak lebih kencang.

"Gimana tadi batagor yang di anterin sama doi pasti rasanya beda yah" kata caca yang mulai menggoda sahabatnya itu

"Pasti bedalah,karena ditambahin pake bumbu cinta" sambung laras

"Plisslah guyyss,stop ganggu gue" ucap vani

                                                           . . .

Rivan.POV

Terdengar suara piring yang beradu dengan sendok di ruang makan

"Gimana sekolah kamu" tanya Rudi kepada putranya yah Rudi jarang berada di rumah kadang ia harus keluar kota atau keluar negeri untuk mengecek pekerjaannya.

"Berjalan seperi biasanya" jawab rivan

"Kamu gimana ka,kuliah lancar tidak"

"Tidak ada kendala dan berjalan lancar yah" jawab cika

"Ayah bunda tau gak,rivan lagi pdkt sama cewe" kata cika sengaja memberitahu ayah

"Asal ngomong aja lo" ucap Rivan

"Yang gue bilang benar yah,gue dengar waktu ada teman lo yang lain datang kalian bicara soal lo lagi pdkt sama cewe"
Mata rivan kini membulat karena ucapannya kakanya kali ini ia tak bisa mengelak.

"Wah,masa sih dek. Kenapa gak cerita ke bunda" kata bunda

"Anak ayah lagi pdktan sama cewe,sukses gak. Jangan maluin maluin ayah kalau sampe kamu di tolak. Ayah mau ajarin cari pdktan waktu ayah pdkt ke bundamu tidak dijamin berhasil" gurau rudi

"Nanti jangan lupa kenalin ke bunda" kata novi

"Ayah bunda gak usah di bahas lagi" kata rivan yang memohon kepada orang tuanya untuk berhenti membahas hal itu. Rivan kesal memiliki kaka yang mulut ember tidak bisa menjaga rahasia
Mereka melanjutkan makan dan asik berbincang bincang.

              
                                                           . . .
Vani.Pov

"Van,nanti bang riko mau pulang dari singapura" ujar papanya

"Serius,kapan pa pulangnya biar nanti aku jemput bang rikonya" tanyanya excited

"Papa,gak tau coba tanya sama mama kamu"
"Ma,bang rikonya kapan pulang"

"Setau mama sih lusa soalnya tante linda bilang sama mama kayak gitu"

Riko adalah kaka sepupunya tetapi dia menganggap riko sebagai kaka kandungnya karena mereka telah dekat sejak kecil dan vani sendiri adalah anak tunggal makanya dia sangat dekat dengan riko seperti suadara kandung.

"Yeyyy,nanti aku gak bakal kesepian lagi deh"
Ucapnya seperti anak kecil

"Aku ke kamar deluan ma pa" sambil mengecup pipi kedua orang tuanya.

"Anak kita udah gede tapi kelakuannya masi kayak anak kecil yah ma" ucap erik

Ketika masuk kamar ia langsung menjatuhkan badannya ke kasur empuk miliknya. Ia melihat hpnya dan tertera 3 panggilan tak terjawab dari rivan

"Kenapa rivan telfon gue" batinnya dalam hati
Ia bingung untuk menelfon balik atau tidak karena mungkin itu suatu hal yang penting tapi dia gengsi untuk menelfon balik atau bisa saja rivan salah telfon tapi mana ada sala telfon sampai 3 kali. Ia memutuskan untuk menelfon balik mungkin saja ada sesuatu hal yang penting ketika ia mau telfon rivan malah menelfon balik.

"Halo van,ada apa?"

"Gue tadi mau kasi tau lo bisa temenin gue lusa nyari kado buat nyokap gue,kan gue gak tau selera cewe jadi gue minta bantu cariin kado"
Kata rivan

"Gimana nih,kan lusa gue jemput bang riko terus kalau gue tolak kan gak enak" ujarnya dalam batin yang bingung

"Halo ni,bisa gak" tanya rivan
"Bisa,tapi nanti gue kasi tau jam berapa perginya" ujarnya

"Makasi ni,good night" ucap rivan memutuskan telfon.

"Good night to van" batinnya dalam hati
Jujur saja hari ini ia telah di buat baper oleh rivan. Soal dia akan menjemput riko atau menemani rivan yang harinya bertepatan ia akan memikirkan solusinya nanti ia malas untuk berpikir malam ini. Ia ingin langsung segera tidur setelah mendengar ucapan good night dan itu adalah ucapan pertama dari cowo,waktu berpacaran dengan niko ia tak pernah tuh di ucapkan good night wajarlah orang ia hanya di jadikan bahan taruhan. Dari pada mengingat itu mending ia tidur masuk ke dunia mimpinya yang indah yang ia jamin kali ini akan mimpi yang sangat indah karena habis di ucapan good night oleh rivan.

Hai guysss jangan lupa voment😘😘😘
Author mau ngucapin makasih nih buat kalian yang udah mau baca cerita author. Maaf yah kalau misalnya ceritanya kalau kurang jelas.
Menurut kalian ceritanya gimana bisa langsung comment atau vote aja yah.
Love you all♥️

 

RiVaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang