Senja juga mengajarkan,yang
Indah pasti akan tenggelamRivan terus menelfon vani yang hingga kini tak ada balasan dan hanya jawaban dari suara operator terdengar. Ia menganggap harus segera menemui vani karena telah membuat gadisnya itu marah
Sedangkan disisi lain vani sedang sibuk dengan membaca novelnya. Awalnya ia sudah mendengar handphonenya berdering bahwa ternyata rivan menelfonnya mengingat ia masi ngambek dengan rivan ia memutuskan untuk tak mengangkat telfonnya. Setelah ia tak mendengarkan panggilan telfon yang terus berulang ia coba untuk mengecek handphonenya.
25 missed call from rivan
"Ya elah baru juga 25kali udah gak nelfon,segitu aja udah nyerah" ucapnya dengan sebal
Tokkkk...tokkk...tokkk
"Masuk aja ma,vani gak kunci kok pintunya"ucapnya ke sang mama
"Ni,itu ada rivan atuh di bawa,mau ketemu sama kamu" ujar mamanya
"Ha?Rivan"teriak vani kaget yang di angguki mamanya
"Sana gih samperin,kasian anak orang nunggu"ucap mamanya
"Hmmm gimana yah,mama bilang aja vaninya udah tidur gitu terus mama suruh pulang aja rivan"kata vani
"Masa mama di ajarin bohong sih,kasian atuh anak orang udah datang masa langsung disuruh pulang. Kamu samperin aja udah nunggu loh dia" jelas mama
"Tapi ma..."belum meyelesaikan bicaranya feni mendoronh tubuh putrinya ke luar kamar menuju ke bawah
"Mama kan akunya udah bilang tadi gak mau"kata vani kepada sang mama yang terus memaksanya turun yang tak sadar mereka sudah sampe di ruang tamu dimana rivan menunggu
"Tuh udah bicara yah kalian berdua,mama tinggal bentar" ucap feni dan langsung pergi.
Vani mengambil posisi duduk di sofa depan rivan dengan melipat kedua tangannya di dada. Rivan yang merasa suasana yang terasa canggung mulaing membuka suara terlebih dahulu
"Nih aku bawain martabak manis extra coklat"ucapnya sambil menyodorkan martabak manis ke depan vani
Vani masi tetap diam dan tak mengalihkan pandangannya dari rivan seolah meminta kejelasn. Rivan yang merasa takut akan tatapan tajam oleh vani akhirnya menjelaskan alasannya berbohong
"maaf buat yang tadi sore. Aku gak niat sama sekali buat bohongin kamu,tadi tuh maksud aku biar kamu istirahat aja dirumah gak nungguin aku latihan basket yang lama dan bakal buat kamu kecapean. Kalau aku gak bohong kamu gak bakal pulanh dan gak istirahat dirumah. Jadi maafin aku yah" jelas rivan
"Tapi van,aku tuh merasa gak enak sama kamu. Pasti tadi kamu lambat latihan kan mana kamu temenin aku makan dulu terus nganterin aku pulang jadinya aku gak enak. Pasti kamu capelah udah habis nganterin aku terus latihan basket kasian di kamu jugalah" balas vani yang tak mau kalah dengan argumennya
"Kan aku udah bilang aku sama sekali gak merasa di repotkan kamu,malah justru kalau aku lebih punya waktu buat kamu kalau aku direpotin itu malah buat aku senang sayang" ucap rivan yang membuat vani seketika bullshing karena kata terakhirnya yang dia ucapkan
"Apaa,sumpah gue gak salah dengar si rivan manggil gue sayang. Emanga habis di buat kesel malah di buat fly" batin vani
"Serah kamu deh, ya udah aku maafin" jawab ketus vani
"Kok dimaafinnya kayak gak ikhlas yah"ujar rivan
"Iya,aku maafin tapi dengan syarat kamu gak boleh bohong lagi sama aku. Janji?" Ucap vani dengan nada lembut dan mengajukan jari kelingkingnya ke arah rivan
KAMU SEDANG MEMBACA
RiVani
Teen Fiction"perhatian dari kejauhan lebih baik daripada sok romantis padahal miris" - Rivan "Friendly itu pembawaan... Cuek itu kebiasaan." -Vani Tuhan... Gak mungkin mempersatukan dua manusia tanpa tujuan. Yah....walaupun mungkin gak sejalan yang semua org ha...