p a r t 6

33.9K 1.6K 8
                                    

Dehaan berjalan dengan cepat menuju kamar dan mendapati Aresha tengah duduk santai sembari memakan sepotong pizza. Cewek itu tersenyum padanya sembari mengangkat pizza.

"Lo ngapain sih, Sha?" tanya Dehaan.

"Gue cuma banting pintu aja," jawab Aresha kemudian melanjutkan makannya.

Sementara Dehaan berjalan menghampiri Aresha, duduk di sebelah cewek itu.

"Kaget tau! Si Hana sampai curiga tuh," kata Dehaan, mengambil sepotong pizza lainnya. Aresha mendengus kemudian mengedikan bahunya.

"Biarin aja! Lagian ngapain ngomongnya lama-lama?" tanya Aresha tidak suka.

"Dia nanyain di mana apartemen lo," jawab Dehaan kemudian memakan pizza.  langsung menoleh menatap Dehaan.

"Terus lo jawab apa?" tanya Aresha penasaran, menatap cowok itu.

"Gue cari alesan aja, biar dia nggak nanya terus." Dehaan menjawab kemudian makan sembari bersandar di punggung kasur. Aresha menghela napas lega.

"Jangan sampai dia tau," ucap Aresha mengelap bibirnya dengan baju Dehaan, cowok itu menghela napas melihat Aresha kemudian mengacak rambutnya. Dehaan menatap Aresha, cewek itu diam saja sembari memainkan ponselnya.

Cowok itu bersandar pada Aresha sembari memakan pizza di tangannya dan melihat bajunya yang kotor. Dehaan menyikut Aresha, membuat cewek itu menoleh padanya.

"Baju gue," ucap Dehaan, Aresha mengedikan bahunya.

"Nanti kan bisa dicuci lagi, Dehaan." Aresha berucap kemudian mendenguskan tawanya.

Cowok itu kemudian duduk dan memeluk Aresha, setelah selesai memakan pizza yang ada di tangannya tadi. Aresha balas memeluk cowok itu, kemudian Dehaan melepas pelukannya dan hendak mencubit pipi Aresha, namun bel pintu berbunyi lagi.

"Siapa lagi, sih?!" gumam Dehaan kesal, ia mancubit pipi Aresha gemas kemudian segera keluar membuka pintu.

Cowok itu berdecak kesal mendapati sahabatnya di sana, Tio. Tio tersenyum menyebalkan, menaik turunkan alisnya pada Dehaan. Dehaan mengangkat sebelah alisnya pada cowok itu.

"Hai. Sahabatku," sapa Tio.

"Ngapain lo kesini?" tanya Dehaan langsung pada poin utamanya. Tio berdecak, memutar bola matanya.

"Capek gue, nggak disuruh masuk nih?" sindir Tio, melirik ke dalam apartemen Dehaan.

Dehaan baru saja akan melarang, tapi Tio malah mendorong Dehaan yang menghalangi pintu dan memaksa masuk dan cowok itu langsung duduk di sofa. Mungkin Tio belum sadar dengan hoodie merah muda di belakangnya.

"Lo mau ngapain, sih, sebenernya disini?" tanya Dehaan, ikut duduk di samping Tio dengan gusar.

"Gue mau numpang rebahan doang sih. Eh-" ucapan Tio terhenti saat melihat hoodie di belakangnya, "Ini kayak yang dipake Aresha ke sekolah tadi deh," Tio mengambil hoodie merah muda di belakangnya.

Dehaan menghela napas panjang, kemudian menyahuti Tio. "Iya."
"Dia di sini?" tanya Tio penasaran melirik sekeliling apartemen Dehaan. Dehaan mengangkat alisnya, berfikir sebentar.

"Ya. enggak lah. Ketinggalan aja di mobil gue," bohong Dehaan segera, ia tidak akan membiarkan siapapun tahu Aresha ada bersamanya.
"Eh. Tapi kalau ini? Hp juga ketinggalan di mobil?" tanya Tio curiga, menunjuk ponsel kecil yang khusus untuk menelfon milik Aresha.

"Iya,” jawab Dehaan. Masih dengan tatapan curiganya, Tio berdiri dan mendekati Dehaan, cowok itu segera bergeser menjauh.

"Jangan deket-deket anjir!" ucap Dehaan panik.

Live With A BadBoy 2✔️ [sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang