p a r t 12

27.6K 1.5K 26
                                    

Setelah beberapa saat bermain permainan online itu, sekarang Dehaan dan Aresha memilih menonton tv. Aresha hanya termenung hingga ia merasakan tarikan pelan di rambutnya. Itu Dehaan.

"Kayaknya gue harus potong rambut deh, " kata Aresha mengusap-usap rambutnya.

"Jangan dong," kata Dehaan.
Aresha hanya tersenyum, dan itu membuat Dehaan ikut tersenyum juga.

"Gue bosen nih," kata Aresha, ia mulai merasa bosan sekarang setelah bermain permainan online itu.

"Mau ngapain?" tanya Dehaan, cowok itu tersenyum miring. Aresha yang tahu maksud Dehaan langsung menyikut perut cowok itu.

"Nggak! Kita kemana gitu. Sebentar aja," kata Aresha.

Dehaan menoleh pada cewek itu kemudian tersenyum, "Kita ke pasar malam aja gimana?" tanya Dehaan.
Aresha membulatkan matanya dan mengangguk senang.

"Iya! Gue mau!" kata Aresha segera berdiri dan segera mengganti pakaian.

Aresha memakai hoodie peach dan baggy pants  Sementara Dehaan memilih untuk memakai kaos hitam dan celana hitam. Serba hitam seperti biasa, namun kali ini Dehaan juga memakai jaket berwarna hijau gelap. Ini jaket yang Dehaan pakai saat mereka mendaki gunung Batur, di Bali tahun lalu.

“Eh, gue jadi keinget pas kita naik gunung. Inget nggak?” tanya Aresha, menarik jaket Dehaan.

Dehaan melihat jaketnya lalu tersenyum, “Inget lah. Kapan-kapan ayo kita pergi ke sana lagi. Atau kita pergi ke gunung lainnya,” Kata Dehaan.

Aresha tersenyum lebar dan mengangguk penuh semangat. Kemudian segera menarik tangan Dehaan. "Yuk! Kita pergi sekarang!" ajak Aresha.

Dehaan mengangguk dan menggenggam tangan erat sembari berjalan ke parkiran. Seperti biasa Dehaan membukakan pintu untuk Aresha, lalu ia segera masuk dan memacu mobilnya ke Pasar malam.

"Gue udah lama nggak ke sana! Pokoknya kita nggak boleh pulang kalau gue belum puas mainnya!" kata Aresha senang.

"Iya, Sha," kata Dehaan.
Aresha terlihat senang, dan Dehaan juga senang karena itu. Aresha mengambil beberapa foto dirinya dan Dehaan. Lalu memasukannya ke sosial media.

Gue masukin banyak-banyak aja kali ya. Biar si Hana cemburu terus ga deket-deketin Dehaan lagi. Pikir Aresha.
Akhirnya ia memposting foto-foto itu, dan tersenyum puas karena itu pasti akan membuat Hana iri. Hingga mereka sampai di taman bermain itu, banyak orang di sana. Dan sangat banyak permainan.

Dehaan memarkir mobilnya, kemudian mereka segera turun. "Dehaan! Gue mau makan itu!" kata Aresha menarik tangan cowok itu. Mereka berjalan cepat menuju penjual permen kapas itu.

"Saya beli 2, pak," kata Aresha. Lalu dengan senang mengambil dua permen kapas itu, lalu memberikannya pada Dehaan.

"Nih, bayar," kata Aresha. Dehaan mencubit perut Aresha, membuat cewek itu tertawa dengan keras. Dehaan segera membayar permen itu, lalu berjalan bersama Aresha sembari makan permen kapas.

"Kok lo nggak makan permennya?" tanya Aresha melihat Dehaan hanya memegang permennya tanpa memakannya sedikitpun.

"Kalau mau bilang aja, Sha," kata Dehaan.

"Iya, Mau!" kata Aresha lalu tertawa senang, mengambil permen kapas di tangan Dehaan.

"Seneng banget lo ya,” kata Dehaan.

"Iya dong, kan lagi jalan sama pacar." kata Aresha menyikut Dehaan. Dehaan tertawa mendengar itu.

"Bukan karena gratisan?" tanya Dehaan.

Aresha pura-pura berfikir sebentar kemudian menjawab, "Itu juga bener," kata Aresha.

Mereka melihat-lihat, lalu Aresha tertarik dengan stan pembaca garis tangan itu. "Dehaan, kita kesana yuk," ajak Aresha menunjuk stan itu.

Dehaan menggeleng, menarik Aresha ke tempat lainnya, menjauhi stan itu. Aresha memasang wajah sedih sembari menatap stan  itu.

"Dehaan, ayo ke sana!" ucap Aresha, Dehaan menggeleng, Dehaan kurang tertarik tentang membaca garis tangan seperti itu. Aresha berdecak kemudian memilih untuk menurut saja pada Dehaan.

Mereka melangkah ke tempat wahana lain, dan melihat wahana bianglala yang terlihat mengasyikan. "Kita naik itu aja yuk Dehaan," ajak Aresha.

Tanpa berpikir panjang, Dehaan setuju. Cowok itu mengangguk dan mereka segera ke wahana itu, dan pria di sana mempersilahkan mereka masuk. Aresha terus menggenggam tangan Dehaan saat wahana itu mulai berputar. Ia terus menunduk melihat ke kakinya.

Dehaan menggerakan tangannya, Aresha mendongak menatap Dehaan yang menatapnya khawatir. "Lo takut, Sha?" tanya Dehaan.

"Nggak," jawab Aresha cepat, lalu tersenyum.

"Jangan takut, kan ada gue," kata Dehaan menggenggam erat tangan Aresha.

Aresha mengangguk. Mereka duduk berhadapan, dan itu membuat Aresha bisa langsung menatap mata cowok itu. Hingga saat Bianglala itu bergerak dan mereka tiba di puncak. Membuat Aresha ketakutan dan tiba-tiba sesak nafas saat melihat ke bawah.

"Aresha!" Dehaan menggenggam erat tangan cewek itu. "Liat gue aja," kata Dehaan.

Aresha mengangguk, dan menatap cowok itu. "Gue sebenernya takut, Dehaan," kata Aresha.

"Trus, kenapa lo mau naik ini?" tanya Dehaan. Aresha menatap cowok itu kemudian tersenyum, mengedikan bahunya.

"Biar romantis gitu." Aresha menjawab, Dehaan tersenyum.

"Ya udah kalau gitu jangan takut, dimana romantisnya kalau takut-takut gini," kata Dehaan.

Aresha mengangguk. Mereka pikir wahana ini sudah selesai. Tapi begitu tiba-tiba wahana ini berhenti. Dan mereka masih di atas. Aresha luar biasa panik. "Dehaan!"

Dehaan berdecak kesal karena wahana ini tiba-tiba berhenti. Ia menarik Aresha agar duduk di sebelahnya lalu memeluknya erat. "Jangan panik, Sha," kata Dehaan.

"Gue takut. Ini tinggi banget, Dehaan,” kata Aresha.

"Gimana kalau wahananya nggak jalan lagi. Terus kita masih di atas ini. Kalau wahananya rusak, terus kita jatuh, gimana? Gue gak mau mati Dehaan! Gue ....”

Dehaan menciumnya sesaat, membuat Aresha terdiam. Tidak bergerak. "Asal lo tau aja, Sha. Gue juga panik. Dan, makin lo panik gitu gue juga makin panik, Sha. Jadi lo diem aja ya. Atau gue cium lagi."

Live With A BadBoy 2✔️ [sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang