Jongin sedang sarapan saat Sehun datang ke dapur dengan wajah bantalnya.
"Sehun-ssi tidak bekerja?"
Sehun yang sedang membuka kulkas menoleh, "Aku akan bekerja setelah makan siang."
Si tan mengangguk. Tidak ambil pusing. Dia sadar diri jika disini dia hanya menumpang sebentar agar tidak membuat keluarganya menanggung malu, jadi dia tidak perlu ikut campur dalam urusan Sehun.
Sehun duduk di samping Jongin, menelungkupkan kepalanya yang terasa berat.
"Kembalilah ke kamar. Jangan tidur disini."
Sehun hanya menanggapi omelan Jongin dengan deheman pelan.
"Aku akan ke toko buku dengan kakakku, lalu ke restoran miliknya. Mungkin akan pulang sebelum makan malam."
Sehun menegakkan tubuhnya, "Beberapa temanku akan kesini nanti, bisa kau beli makanan saat pulang nanti?"
Jongin mengangguk. Setelah menyelesaikan sarapan dia bersiap berdiri.
"Bersiaplah, aku yang akan membereskan ini."
Tidak mau ambil pusing, Jongin memilih menurutinya.
Meninggalkan Sehun yang mencuci piring bekas sarapannya.
.
.
.
.
.
30 menit berlalu. Jongin sudah siap untuk pergi. Hanya tinggal menunggu kakaknya untuk menjemput.
Kakinya melangkah menuju dapur, dirinya sedang ingin minum susu stroberi.
Matanya menatap amplop yang ditempel dengan magnet di pintu kulkas.
'Pakai ini.' Itu yang tertulis di amplop, Jongin segera membukanya dan sedikit terkejut karena isinya adalah black card.
Apa si tunggal Oh itu sudah gila? Mereka menikah hanya karena suatu kepentingan, kenapa juga dia sampai memberinya black card. Suka sekali menghamburkan uang.
Tapi Jongin senang juga sih, dengan begini uang jajannya dari sang ayah bisa dia tabung untuk anaknya nanti.
Jongin mendengar klakson, dia segera berjalan keluar. Hyungnya sangat tidak sabaran.
Tapi sampai di depan rumah, dirinya malah melihat hyungnya tengah beradu mulut dengan seorang pria.
"Hyung."
Kedua pria manis yang beradu argumen itu menoleh, mendapati Jongin yang memandang mereka dengan bingung.
"Masuk ke mobil Jongin." Titah Taemin. Sebenarnya Jongin ingin langsung menurutinya, tapi dirinya sedang penasaran dengan pria asing di depannya.
"Dia siapa?"
"Aku bilang masuk ke mobil Jongin."
Akhirnya Jongin memilih menuruti hyungnya, daripada hyung manisnya itu mengamuk padanya. Membayangkannya saja Jongin sudah merinding. Terakhir kali hyungnya mengamuk, jatah uang bulanan Jongin dipotong setengahnya. Entah apa yang diadukan hyungnya itu pada sang ayah.
Jongin duduk di kursi belakang karena di kursi kemudi sudah ada kekasih Taemin yang menonton perdebatan hyungnya sambil memakan sandwich.
"Dia siapa hyung?"
Pria di balik kemudi --kekasih Taemin, menoleh, "Entah. Tapi manis juga sih."
Jongin menatap jengkel orang yang membanggakan dirinya sebagai calon suami Taemin itu, "Jika aku adukan kau bisa langsung diputuskan."
YOU ARE READING
Heaven
FanfictionHanya karena ketundukannya pada ayahnya, Sehun harus rela memutuskan hubungannya dengan kekasihnya dan menikahi pria lain yang bahkan tidak dia kenal sama sekali. Pria yang menyimpan sejuta rasa kesedihan yang dapat Sehun lihat dimatanya, Kim Jongin.