Little warn! Baca abis buka aja buat yang puasa, meski adegannya ga panas cuma otak kalian bisa bayangin lebih ntar... imajinasi kalian kan liar, ya 'kan?
***
Jongin menatap heran ranjang Sehun yang masih sangat rapi. Tidak ada suara air dalam kamar mandi. Artinya sejak kemarin Sehun tidak memasuki kamarnya.
Jongin meminum susu kotaknya, berpikir apa suaminya itu tidak berniat bekerja? Ini sudah hampir pukul 8. Pria itu ketiduran di ruang kerjanya atau apa, huh?
Jongin beranjak menuju ruang kerja milik Sehun. Membuka sedikit pintu dan mengintip dari celah pintu. Orang yang dicarinya ada di dalam, sedang mengoceh dengan seseorang di telepon sedangkan tangannya sibuk membalik kertas-kertas yang Jongin tidak mau tahu isinya.
Menghela nafas pelan, Jongin tidak mau mengganggu pria itu. Dia kembali lagi ke kamarnya.
Di dalam kamar itu, di sudut ruangan tempat Jongin biasa membaca di sofa tunggalnya yang nyaman, seorang pria tertidur dengan selimut tebal.
Pria itu menginap semalam atas keinginan Jongin, Sehun hanya mengangguk saat Jongin meminta izin. Tidak mengiyakan atau melarang.
Jongin mendekati pria itu, mengelus pipinya pelan--
Plak!
--dan menamparnya keras. Sangat keras sampai pria itu terbangun sambil membelalakan matanya. Ingin mengumpat jika saja dia tidak ingat yang menamparnya adalah Jongin.
"Pergi."
Kening pria itu berkerut bingung, "Hah? Kau yang semalam merengek ingin aku menginap."
"Baby yang memintanya, sekarang sudah tidak. Cepat pergi, aku muak melihat wajahmu, Park."
Pria itu melipat selimut yang digunakannya, lalu keluar dari sana tanpa mengucap apapun.
Jongin hanya menatap dia pergi melalui pantulan jendela kacanya. Seharusnya dia tidak bersikap demikian semalam. Harusnya dia terus membencinya seumur hidupnya.
"Baby, kau tahu bahwa dia ayahmu?" Pria tan itu mengelus perutnya pelan.
***
Sudah tiga hari Jongin diabaikan oleh Sehun. Dia kesal diabaikan tanpa alasan begini. Pria itu enggan bicara dengannya tapi suka sekali skinship. Memeluknya atau merangkulnya secara tiba-tiba.
Kemarin saat bertanya alasan Sehun mendiamkannya, pria itu malah melenggang pergi. Ketara sekali dia mengabaikan Jongin.
Jongin membuka pintu ruang kerja Sehun, tidak seperti sebelumnya yang hanya mengintip. Kali ini dia masuk dan berdiri menatap Sehun. Yang ditatap hanya melirik sekilas lalu kembali sibuk dengen teleponnya dan kertas-kertas itu.
Hampir sepuluh menit Jongin hanya berdiri diam disana, Sehun akhirnya mengalihkan atensinya pada Jongin.
"Kenapa Jongin-ssi?"
"Kau yang kenapa, kenapa mengabaikanku?"
"Aku tidak, lebih baik kita hidup berdampingan tanpa mencampuri urusan yang lain kan."
Jongin menggigit bibirnya, wajahnya sudah memerah menahan kesal.
"Aku tidak suka diabaikan!"
Mereka bertatapan tajam selama beberapa saat. Mungkin karena Jongin carrier dan bungsu dalam keluarganya makanya dia manja, begitu pikir Sehun.
YOU ARE READING
Heaven
FanfictionHanya karena ketundukannya pada ayahnya, Sehun harus rela memutuskan hubungannya dengan kekasihnya dan menikahi pria lain yang bahkan tidak dia kenal sama sekali. Pria yang menyimpan sejuta rasa kesedihan yang dapat Sehun lihat dimatanya, Kim Jongin.