5 - Dia

2.1K 323 38
                                    

Little warn!


***


Jongin memilih mengurung diri dalam kamarnya saat makan malam selesai. Teman Sehun yang lain dengan senang hati mengambil tugas cuci piring.

Pria manis yang sedang mengandung itu diam menatap langit malam yang terlihat kelam, hanya ada bulan yang mengangkasa sendirian tanpa ditemani bintang.

Tok tok.

Jongin tidak perlu repot menoleh untuk tahu siapa yang masuk. Memang siapa lagi selain suaminya?

"Jongin-ssi."

"Keluar."

Terlihat wajah Sehun menegang karena usiran Jongin. Dia tidak tahu rencana awalnya malah membuat si manis seperti ini.

Dalam diam Sehun meletakkan susu hangat di meja, disamping kursi santai yang Jongin duduki di depan jendela besarnya.

Sedikit melirik ekspresi Jongin, dan Sehun kembali menyumpahi dirinya sendiri. Itu. Tatapan itu adalah tatapan saat dia bertemu Jongin untuk kali pertama.

Kosong. Hampa.

Sehun sadar diri, kehadirannya disini hanya akan membuat suasana hati Jongin tidak baik.

Maka dari itu, Sehun memilih pergi keluar tanpa pamit.

Berjalan menuju ruang kerjanya, yang didalamnya sudah ada orang yang menunggunya.

"Bagaimana bisa kau melakukan ini Sehun?" Seseorang langsung menancapkan belati pada hati Sehun. Bukan belati dalam artian sebenarnya. Tapi, tetap saja rasanya sakit diberi pertanyaan seperti itu.

Sehun hanya bisa diam. Tidak ada kalimat elakan yang dia lontarkan.

"Jangan membuat pikirannya kacau, dia sedang hamil." Satu-satunya perempuan disana bersuara.

Ruangan yang diisi enam orang itu kembali lenggang.

Mereka sudah tau masalah ini, karena Suzy dan Tao mendesak Sehun saat menyadari keadaan tidak kondusif setelah Jongin pamit masuk ke kamarnya.

Suzy keluar terlebih dahulu. Diikuti Kyungsoo dibelakangnya. Bicara pada Sehun yang sedang seperti ini tidak akan membuahkan hasil apapun.

"Kau bisa menyerahkan anak itu dan Jongin padaku saat Jongin sudah melahirkan." Ucapan itu membuat Sehun melirik tajam.

"Pergilah. Kau akan mati jika memancing emosinya." Yang satunya menimpali.

Akhirnya mereka bertiga pergi, meninggalkan Sehun yang berdiri diam.

Sehun memang tidak pernah memiliki rasa untuk Jongin. Tapi tatapan Jongin yang seperti tadi membuat hatinya tercabik.

Apalagi dia adalah dalang yang membuat Jongin seperti itu.

***

Jongin tidak tidur semalaman. Dia tidak bisa.

Bagaimana dia bisa jika saat memejamkan mata sepersekian detik wajah itu selalu membayanginya.

Orang yang selalu tersenyum dan berjanji akan menjaganya, berpaling dan menyumpahinya karena dia hamil.

Bukan salahnya jika dia memiliki rahim. Bukan juga salah calon bayi ini atas semua hal yang ia lakukan.

Tidak ada yang salah. Jongin percaya takdir selalu benar.

HeavenWhere stories live. Discover now