Jongin tadi bangun pagi-pagi sekali. Semalam dia tidak bisa tidur nyenyak karena kiriman paket yang didapatnya.
Dia tahu betul siapa yang mengirim. Harusnya dia menikah dengan pria itu saja. Bukan malah menghancurkan hidup Sehun.
Suara langkah kaki dari lantai atas membuyarkan lamunan Jongin.
"Makanlah sebelum pergi." Ucap Jongin sedikir keras agar pria yang menuruni tangga itu tidak buru-buru kabur.
Jongin mendongak, "Duduklah, sebentar lagi selesai."
Pria itu duduk seperti perintah Jongin. Matanya menelisik ke segala arah karena gugup.
Tidak lama kemudian Jongin meletakkan masakannya dihadapan pria manis itu.
"Makanlah, mau minum apa? Susu?"
"Air saja."
Jongin menggedikkan bahu, "Padahal susu itu enak, aku selalu meminum susu setiap pagi." Komentarnya.
Jongin kembali ke dapur dan membuat susu untuk dirinya sendiri serta air untuk tamunya. Dia meminum segelas susunya lalu membuat lagi.
Setelah itu baru dia kembali ke meja makan. Jongin diam dan menikmati omelette-nya.
"Hyung.."
"Anggap saja karmaku karena kekasihmu jadi seperti sekarang karenaku."
Pria manis itu tidak berani bicara lagi, dia fokus pada makanannya.
"Jika Sehun-ssi datang lagi tolong layani dia. Jangan biarkan dia memasuki jalang lain."
"Iya hyung."
Jongin mengambil amplop cokelat dari saku celemeknya.
"Bayar kuliahmu, layani Sehun saja jangan menjajakan diri pada orang lain. Hubungi aku jika membutuhkan sesuatu. Aku juga akan membantumu untuk biaya rumah sakit."
Pria manis itu meletakkan alat makannya, kepalanya menunduk dalam. Bibirnya bergetar menahan tangis.
"H-hyung.."
Jongin menyudahi sarapannya, "Sebagai bayaran pagi ini, tolong cuci piring. Jadi ini bukan hutang budimu."
Jongin tersenyum manis sebelum naik ke lantai atas. Memasuki kamar Sehun. Melihat Sehun sudah tidak ada di tempat tidur, dia menyiapkan stelan kantor yang akan Sehun gunakan hari ini.
Menimang dasi warna apa yang cocok dengan Sehun.
Dan akhirnya dia memilih dua stelan untuk Sehun. Stelan pertama terdiri atas celana bahan putih, kemeja merah muda dan jas putih tanpa dasi. Stelan kedua ada celana bahan hitam dan jas hitam, dengan kemeja putih dan dasi biru gelap.
Setelah merasa menyelesaikan tugasnya dia mengambil kertas note dan pulpen yang dibawanya.
Menulis beberapa baris kalimat agar Sehun mau memakai salah satu dari dua stelan itu.
Cklek.
"Sedang apa Jongin-ssi?" Tanya Sehun yang baru keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang melilit dipinggangnya.
Jongin memasang poker face-nya, "Mau pamit, aku akan check-up pagi ini dengan papaku."
"Oke."
Jongin berjalan keluar untuk bersiap, dia harus tampil sempurna untuk check-up pertamanya. Dan juga, dia tidak sabar melihat perkembangan janinnya.
Sehun mengambil kemeja di lemarinya, matanya tidak sengaja melihat tumpukan baju di tempat tidur.
'Pakai salah satu dari ini, permintaan baby.'
YOU ARE READING
Heaven
أدب الهواةHanya karena ketundukannya pada ayahnya, Sehun harus rela memutuskan hubungannya dengan kekasihnya dan menikahi pria lain yang bahkan tidak dia kenal sama sekali. Pria yang menyimpan sejuta rasa kesedihan yang dapat Sehun lihat dimatanya, Kim Jongin.