Gue lapar!!

2.1K 279 104
                                    

"Disini bukan tempat untuk mengumbar kemesraan"

Glek!
(namakamu) dan aldi spontan menoleh kesamping dan segera merubah posisi mereka saat mendapati iqbaal dengan aura tidak bersahabat dari tatapannya, ia juga memasukkan kedua lengannya kesaku celananya, menambah kesan mengintimidasi dari dirinya.

Iqbaal menatap mereka tajam, (namakamu) menggaruk tengkuknya salah tingkah, aldi hanya terdiam dan merapikan kemejanya.

"kita gak lagi me-mesraan kok. Itu tadi kita lagi,, emm... Anu, apah.. Ah ya, kita tadi lagi berantem. Iya kan al?" ujar (namakamu) sambil menekan kata 'iya kan al?' diakhir kalimatnya, tak lupa juga ia mendelik kearah aldi agar meng'iya'kan ucapannya tadi.

Iqbaal dan aldi saling menatap dan mendengus kasar saat mendengar penuturan (namakamu). Alasan yang sangat bodoh menurut mereka.

"Apaan sih, lo berdua kenapa liat gue gitu banget?" tanya (namakamu) saat iqbaal dan aldi menatapnya tanpa ekspresi, yang membuat (namakamu) merasa sangat risih.

"Mata kamu kenapa?" tanya iqbaal saat memperhatikan mata (namakamu) yang sembab, dan menghiraukan pertanyaan gadis tersebut.

(namakamu) memegang matanya, lalu menatap iqbaal bingung.

"emang mata gue kenapa?" tanya (namakamu) sambil menyeka air matanya yang masih hinggap dipipinya.

"Kamu habis nangis?"tanya iqbaal kembali, tanpa menjawab pertanyaan (namakamu).

(namakamu) menatap iqbaal, lalu tercengir layaknya orang bodoh. Iqbaal menaikkan satu alisnya, kembali tanpa ekspresi.

"Tadi gue nonton Drama korea sama aldi dan bang kiki. Dan... Endingnya sedih banget anjirrrr... Huaaaa!!" teriak (namakamu) dan menghempaskan tubuhnya kesofa sambil menutup wajahnya dengan bantal sofa.

Iqbaal dan aldi kembali saling bertatapan, aldi menggeleng jengah dan iqbaal memutar bola matanya kesal.

"Gue balik aja deh baal, nanti gue panggil bang kiki deh, biar kita berangkat bareng" pamit aldi, iqbaal hanya mengangguk tanpa menatap aldi. Aldi beranjak dan pergi kearah kamar kiki, dan saat yang bersamaan iqbaal melangkahkan kakinya kearah sofa dan duduk disamping (namakamu).

Iqbaal menatap (namakamu) yang masih menangis, membuatnya berdecak kesal dan menarik bantal sofa yang dipegang (namakamu) untuk menutupi wajahnya dengan kasar.

"ihhh... Apaan sih, ganggu aja" ucap (namakamu) kesal, iqbaal menatapnya datar dan mengalihkan perhatiannya pada layar lebar yang berada dihadapannya. Dan saat yang bersamaan, ia melihat sepasang kekasih yang sedang berciuman. Iqbaal sedikit terkejut, tapi berusaha ia tunjukkan sikap biasa saja.

(namakamu) yang juga sama melihat adegan tersebut, menelan salivanya susah payah, merasa malu karena iqbaal juga melihat adegan tersebut. Padahal saat ia menonton adegan yang seperti itu bersama aldi dan kiki, ia terlihat biasa saja. Tapi saat bersama iqbaal, entah mengapa ia merasa sangat malu.

"Anak kecil tidak seharusnya menonton hal seperti ini" ucap iqbaal dan menatap (namakamu), melihat reaksi gadis tersebut yang terkejut akibat ia bersuara, membuatnya hampir saja tertawa. Wajah (namakamu) yang tampak imut juga membuat tangannya gatal untuk mencubit pipi tembem gadis itu.

"ihh.. Siapa yang anak kecil sih?" rajuk (namakamu) sambil bersidekap dada. Mulutnya juga ia condongkan kedepan, menambah kesan imut pada wajahnya.

"kamukan emang anak kecil" ucap iqbaal, (namakamu) menatapnya kesal.

"Hello!! Gue anak kecil dari segi apaan? Umur gue aja udah 23 tahun, masa iya gue masih kecil. Gila lo" umpat (namakamu) masih dengan ekspresi kesalnya.

My Boss is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang