Bertemu Dengannya

1.8K 245 59
                                    

Setelah kejadian beberapa minggu yang lalu, (namakamu) tidak mau memikirkannya lagi, ia juga sudah melupakannya dan mencoba untuk mengerti keadaan Iqbaal maupun Kiki dan Aldi.

Ia kini bekerja sebagai seorang waiters disebuah cafe besar dan megah, tempat yang dulu sewaktu SMA sering ia kunjungi bersama dengan salsha dan steffi. Jadi, sudah banyak waiters yang mengenal dirinya dan sempat membuat mereka bingung karena (namakamu) yang dulu sering mampir kesini dan memesan banyak makanan maupun minuman mewah, kini menjadi seorang waiters. Tak lupa juga dengan karin yang ikut bekerja dengannya dan tinggal di apart miliknya.

Hari ini cukup melelahkan, sama dengan hari-hari sebelumnya. Dengan pelanggang yang tak henti-hentinya untuk berkunjung. Jelas saja, karena ini saatnya makan siang, dan semua pekerja kantor mampir ke cafe besar tersebut.

"(nam), lo gak istirahat? Waktu jam kerja lo udah habis dan waktunya istirahat. Lo keliatan pucat banget, belum lagi lo belum makan tadi pagi dan udah kerja sekeras ini. Lo makan dan istirahat dulu, biar lo gak sakit" nasihat karin pengertian, menatap satu-satunya sahabatnya yang sangat sibuk dengan pesanan pelanggang.

"enggak rin, gue gakpapa" selalu itu jawaban dari (namakamu), membuat karin menghela nafas jengah dan dengan kasar ia merampas nampan yang berisi makanan dari tangan (namakamu), untung saja tidak jatuh.

"karin! Lo apa-apaan sih, untung makanannya gak jatuh!" kesal (namakamu) berusaha merebut nampan tersebut, tapi dihalangi oleh karin.

"cukup sampe disini aja kesabaran gue, lo tau kan kalo gue orangnya gak sabaran dan keras kepala? Sebelumnya lo boleh nolak gue, tapi kali ini gak akan bisa! Lo makan dan istirahat, nanti gue bangunin kalo jam istirahat lo selesai" tegas karin layaknya seorang ibu yang memperingati anaknya

"Ta-"
"gak ada tapi-tapian" sarkas karin dengan tatapan garangnya, membuat (namakamu) harus mengalah dan pergi keruangan, dimana tempat khusus para waiters perempuan istirahat.

*****

"Berarti dia bekerja di Florist Gump in cafee? Baiklah, pekerjaanmu sudah selesai, saya sudah mengirim uangmu" ucap lelaki tersebut dengan seringaian kecil dibibir nya.

"Baiklah nona (namakamu), selamat datang di kehidupan Dhiafakhri" ucapnya dan melenggang pergi dari ruangannya

Saat berjalan dilorong kantornya, sering sekali pegawai karyawannya yang menyapanya dan menundukkan kepala mereka saat mereka melihat iqbaal, boss terkejam yang pernah ada, sedangkan iqbaal hanya acuh tak acuh dengan tampangnya yang tampan tapi menyeramkan.Ingin melawan pun mereka tidak akan pernah bisa, karena dampaknya akan sangat buruk.

Sambil berjalan, iqbaal menekan sesuatu dilayar ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Kirim padaku nomor pemilik apartemen Sanjaya Girlson dan Florist Gump in cafee. Sekarang!" perintah iqbaal pada seseorang tanpa mengucapkan 'hallo' diawal kalimatnya, dan langsung mematikan telefonnya tanpa menunggu jawaban dari seseorang disana.

Saat sampai di lift, iqbaal segera menekan tombolnya, dan segera masuk kedalam, lalu menekan tombol lagi untuk menuju lantai bawah.

Tling

Satu notifikasi masuk pada layar ponselnya, dan menunjukkan 2 nomor ponsel seseorang yang dimintanya tadi.
Seulas seringaian licik ia pancarkan pada wajah tampannya, membuat siapa saja yang melihatnya bergidik ngeri.Dengan segera ia menghubungi pemilik caffe Florist Gump in cafee tersebut.

"Florist Gump in cafee, ada yang bisa kami bantu?"

"keluarkan (namakamu) chelsy Fransiskan dari cafe anda"

"Maaf, saya berbicara dengan siapa?"

"Iqbaal Dhiafakhri"

"APA?!! ahhh... Ma...maaf pak, sa...saya ti--"

My Boss is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang