24

4.3K 175 0
                                    

Hana pov

Hari ini kami berangkat ke Semarang.
Mama dan papa melarang membawa sendiri kendaraan. Akhirnya mang Adi yang menyetir.
Aku juga tak setuju jika Arya yang menyetir.

Hampir 7 jam perjalanan kami Jakarta semarang. Awalnya Arya menawarkan naik pesawat, namun aku meminta via darat saja.
Alhasil kami sampai sore hari.

Aku berjalan ke arah pintu.
Kutekan bel rumah.

Mamaku membuka pintu. "Hana." ucap mama lalu aku memeluk mama.

"aku kangen sama mama ." ucapku.

"eh, nak Arya. " ucap mama lalu Arya memeluk mama.

Kami masuk ke dalam rumah.

"papa mana ma ?" tanyaku mencari keberadaan papaku.

"masih mandi Han. Duduk lah dulu, pasti kalian lelah." ucap mama dan Arya duduk di ruang tamu.

Aku mengikuti arahan mama.

"Tasya gk di rumah ma?" tanyaku . " ada di kamar. Sya. Tasya. " ucap mama memanggil tasya.

"sya.  Ada tamu ini." panggil mama lagi.

Kulihat Tasya menuruni anak tangga dengan malas. " mbak Hana. " ucap Tasya berlari lalu memelukku.

"eh, ada mas Arya." ucap Tasya menyadari keberadaan Arya lalu tersenyum kepada Arya dan Arya membalas dengan senyuman.

Arya memang tidak akrab dengan keluargaku. Kalian ingatkan gimana aku dengan Arya menikah, bukan karna kami sudah dekat namun karna aku yang memintanya menikahiku.

"mbak Hana kok baru pulang sih, aku kesepian tau." protes Tasya.

"hahaha, mbak kan udah berkeluarga sayang." ucapku menoel hidung Tasya.

"lain kali ajakin Tasya lagi dong ke rumah mas Arya." pinta Tasya.

"Kau boleh datang kapan saja Sya." ucap Arya.

"serius mas?" tanya Tasya. 

"iya, kamu tinggal hubungi mas, biar mas yang kirim tiket dan menjemputmu sya." jelas Arya.

Aku tersenyum kepada Arya.

"yess, makasih mas." ucap Tasya senang.

Tasya adalah adikku satu-satunya. Saat ini dia sedang kuliah semester 4.

Papa keluar dari kamar.

"Papa." ucapku lalu memeluk Papa. Kemudian Arya menyalam papa.

"kapan kalian sampai ?" tanya papa.

"baru kira-kira setengah jam yang lalu pa." jawab Arya.

"papa senang kalian berkunjung." ucap papa.

"kami juga pa." ucapku.

Setelah lama-lama berbincang-bincang akhirnya kami masuk kekamar. Masih ada waktu 3 jam lagi menuju  pesta pertunangan Putri. Kami memilih rebahan.

"tidur lah Ar, nanti kubangunkan." ucapku, lalu kulihat Arya menutup matanya.

Saat ini sudah pukul setengah 7, aku sudah selesai mandi.

Kubangunkan Arya. Dia menggeliat sepertinya terganggu.

"Ar, ayo bangun." ucapku lagi sambil menepuk-nepuk pipinya.

Dia membuka matanya. Aku tersenyum padanya.

"kau sudah mandi?" tanyanya.

"sudah, mandilah Ar." ucapku lalu menuju meja rias.

Ku poles wajahku dengan make up tipis. Aku tak suka dengan dandanan terlalu mencolok.

Setelah selesai aku merapikan rambutku.
Arya keluar dari kamar mandi. Baju Arya telah kubuat di atas tempat tidur.

Aku menelan salivaku ketika melihat Arya hanya memakai handuk menutupi bagian bawah tubuhnya saja.

Segera aku kembali menata rambutku.

"menikmatiku Han." goda Arya mendekat lalu memelukku dari belakang. Tubuhku menegang.

"jangan berdandan terlalu cantik, aku tak mau laki-laki lain menatapmu kagum nantinya." ucapnya sambil mencium pipiku lalu kembali ke arah tempat tidur dan memakai pakaiannya. Pipiku bersemu.

"kau sudah selesai?" tanya Arya. Aku mengangguk. Lalu kami beranjak pergi.

Kami sampai di rumah Putri.
Dengan segera aku ingin menghampiri Putri, tanganku masih menggenggam tangan Arya.

Kami menemukan keberadan Putri dan tunangannya.

"hai Put," ucapku lalu memeluk Putri. Arya dan tunangan Putri berjabat tangan. Arya menyampaikan ucapan selamat.

"aku sangat merindukanmu" ucap putri.

"sama. By the way selamat ya.  Akhirnya sebentar lagi kau akan menyusulku." seruku bahagia.

"hahaha, kau ingat dulu kita ingin melangsungkan pernikahan bersama." ucap Putri. Aku mengangguk.

"kau curang, kau mencuri start Hana." ucap Putri lalu kami tertawa.

Aku melepaskan pelukanku. Arya menyalam Putri. Aku juga menyalam tunangan Putri.

"aku tak menyangka suamimu bakal mau ikut ." bisik Putri pelan. Aku menyikut Putri pelan lalu tersenyum palsu kepada Arya dan tunangan Putri.

Putri dan tunangannya menemui tamu yang lain.

Aku memandangi mereka yang terus memancarkan kebahagiaan mereka. Aku teringat saat pertunanganku dengan Arya. Yang ada hanya seperti pertemuan bisnis. Aku hanya bagian pelengkap pada saat itu.  Tapi aku tak bisa menyalahkan siapa-siapa karna itu semua permintaanku. Aku yang meminta Arya menikahiku.

"melamun Han." tegur Arya baru kembali mengambil minum.

"eh, "ucapku kembali kedunia nyataku.

"apa yang kau pikirkan Han?" tanya Arya penasaran.

"aku hanya bahagia melihat Putri bahagia Ar." bohongku.

Arya terlihat manggut-manggut.

Hari sudah semakin malam.

Akhirnya aku dan Arya pamit pulang.

---------------------------------------

To be with You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang