34

11.6K 246 6
                                    

Arya pov

Aku terkejut.

Hana disini.

Dia ada disini.

Apa aku bermimpi? Tanyaku dalam hati.

"kau terlalu lama menatapnya." sentak Valeri.

Ah iya. Aku terlalu lama memandangnya.

"Hana." panggilku dengan rasa rindu.

Ku dekati dia yang masih mematung menatapku.

Kulihat dia berlari kearahku lalu memelukku sambil terisak.

"maafin aku Ar." ucap Hana.

"Tidak. Tidak Hana. Harusnya aku yang minta maaf." ucap Arya.

Hana menggelengkan kepalanya lalu menatapku sendu.

"aku tak seharusnya salah paham.  Harusnya aku bertanya dulu padamu. Harusnya aku mendengarkanmu dulu." ucap Hana.

"salah paham ?" tanyaku bingung.

"istrimu ternyata cemburu padaku Ar. Dan dia melihat terakhir kali kita makan siang dikantor. Padahal kita kan sedang menunggunya." jelas Valeri.

Hana semakin menundukkan kepalanya.

Aku menarik wajahnya agar menatapku.

"kau ke kantor hari itu Han?" tanyaku lembut.

Hana mengangguk " maafkan aku Ar." ucapnya.

Lalu aku memeluknya kembali.

"tidak Han. Aku yang harusnya meminta maaf. Aku yang harusnya mengabarimu terlebih dahulu saat itu agar kau tak salah paham." ucap Arya.

"kau sungguh payah Ar, untuk menyelesaikan masalahmu sendiri saja kau tak bisa. Harus aku yang turun tangan." keluh Valeri lalu beranjak pergi.

"thank's Leri." seruku.

Dia melambaikan tangannya tanpa menatapku sambil terus berjalan.

Aku membawa Hana duduk di kasur.

"kau tak marah lagi padaku?" tanyaku.

Hana menggeleng.

"kau akan kembali lagi kerumah ini Han?" tanyaku lagi.

Hana terdiam.

Hatiku yang penuh harapan baru tadinya kini khawatir akan hancur kembali.

Kutatap terus wajah Hana.

Aku menunggu jawabannya.

"aku mau jika ....." ucap Hana terputus.

" jika apa Han?" tanyaku tak sabar.

Dia tampak ragu mengatakannya.

"em.... Jika kau bersedia menanamkan benihmu di rahimku." ucap Hana  pelan dan malu-malu.

Aku membulat mataku tak percaya ia mengatakan hal itu.

Semangatku pulih 100%  .

"kalau itu, aku sudah berencananya menuntutnya darimu jika kau kembali." ucapku lalu meraih dagu Hana lalu menciumnya.

Tak terasa waktu sudah malam.
Kupandang Hana yang masih tertidur di pekukanku.
Aku tersenyum sambil mengelus pipinya.
Ia terganggung dengan aktivitasku.
Ia membuka matanya lalu tersenyum padaku.

" trimakasih Han. Trimakasih. Aku sangat mencintaimu. " ucapku sambil mencium puncak kepalanya.

Dia meraba wajahku dengan tangannya. Terasa nyaman.

"Ar, sebaiknya kau membersihkan ini. Kau terlihat lebih tua 5 tahun dengan ini." ucap Hana meraba rambut-rambut kecil diwajahku.

"baiklah. Aku akan membersihkannya.
Ucapku beranjak ke kamar mandi.
Kulihat Hana memalingkan wajahny malu melihat tubuhku tak tertutupi apapun.

Aku mengangkat tubuhnya dan membawanya ke kamar mandi.

Hana terkejut dan semakin membulatkan bola matanya.

Awalnya aku berniat menggodanya ternyata aku yang tergoda melihat tubuhnya.

------------------------------------------------------------------------
END

To be with You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang