Ch. 1 : Egois Dan Cengeng

90 2 0
                                    

Ups, maaf aku lupa. Aku adalah...

Di.. Di.. Di.. (alarm berbunyi)

"Ahh, mimpi ini lagi. Sepertinya sudah tiga hari aku begini"

Pagi ini cerah seperti biasa, sinar mentari menembus sela sela gorden di kamarku membuatku terbangun kedua kalinya.

Namaku adalah Toni, seorang yang baru saja lulus SMA. Kini sesuai janji orang tuaku aku bisa menonton anime dan bermain game sepuasnya. Kalian pasti berpikir aku adalah generasi yang tidak patut dicontoh. Tapi sebelumnya aku tidak mau sombong, tetapi hidupku di masa depan saat ini sudah terjamin. Aku sudah lolos tes dan diterima di universitas yang cukup ternama di ibu kota. Untuk membalas usaha kerasku kini aku bisa bersantai sampai kapanpun yang aku mau.

Sedikit info tentang diriku dari kecil aku tidak memiliki teman bermain. Itu membuatku frustasi, namun aku menemukan hidup baru yaitu di dunia anime dan game. Disana aku dapat terbebas dari belenggu kesendirian. Dan kini aku akan memuaskan segala hasrat ku.

Saat ini seperti biasa aku mengurung diri didalam kamar sedang bersiap untuk menonton anime favoritku, anime tentang dunia fantasi. Sudah satu minggu aku mengurung diri dalam kamar. Aku hanya keluar untuk mengambil makanan dan mandi. Tidak seperti para maniak anime, aku cukup teratur dalam menjaga kondisi tubuhku agar tetap bersih.

Saat aku menekan tombol play ibuku memanggil. "Toni turun sebentar"

Meski dalam diriku aku menolak, aku harus tetap menuruti kata ibuku "iya bu, sebentar"

****

Ibu memintaku untuk keluar dari rumah sebentar dia memintaku untuk mencari ikan didanau.

Aku sempat menyarankan untuk membeli dipasar. Tapi dengan suatu alasan ibuku bersikeras memintaku untuk memancing.

Sebenarnya aku tidak terlalu keberatan, tapi kini aku sangat keberatan. Bagaimana tidak, aku sudah diberi janji untuk melakukan apapun yang aku suka. Tapi sekarang ini...

"Hah, panasnya. Padahal baru jam 7, Apakah ini efek dari mengurung diri terlalu lama?" Aku mendengus mengeluh sambil menyusuri pematang sawah.

Entah mengapa sambil berjalan aku bergumam dan berbicara pada diriku sendiri. Tapi itu memang wajar bagiku, aku sering seperti ini karena tidak punya teman.

Cukup lama aku berjalan membawa alat pancingku. Di sini tempatnya tidak pernah berubah dari saat aku kecil. Airnya masih sangat jernih, dan pepohonan yang masih lebat.

Aku meletakkan peralatan ku "Umm, pertama umpan, Sudah lama aku tidak memancing, biasanya umpannya telah disediakan ayah. Tapi ya sudahlah" dulu aku sering memancing bersama ayahku, waktu-waktu itu sangat menyenangkan.

Aku menyusuri pepohonan menuju tempat dulu sering menemukan cacing. Aku Pun mulai menggali, berharap mendapatkan umpan yang cukup banyak, tapi tidak terlalu banyak. Lagi pula aku ingin segera pulang dan meneruskan anime milikku.

Beberapa aku menggali semakin dalam dan semakin dalam. Aku bisa melihat kukuku kotor terkena tanah. Aku menyentuh sebuah batu yang sangat dingin. Pencarianku terhenti dan aku diam sejenak. Apa ini? ini sebuah kotak bukan batu.

Aku langsung mengangkat kotak tersebut dan meletakkannya. Bentuknya seperti kotak penyimpanan, tetapi sepertinya sangat kuno dan berharga. Aku masih memandangnya dengan penasaran.

Apakah didalamnya berisi harta karun?, itu yang sempat aku pikirkan. Dilihat dari manapun itu bukan seperti kotak biasa, dia memiliki motif yang jadul dengan pola seperti bunga mengitarinya. Meskipun tertutup tanah pola tersebut mudah untuk dilihat.

Aku begitu penasaran dan ingin membukanya. Tapi ini milik siapa?, apa tidak masalah jika aku mengintipnya?

"Ahh, apa ini aku kesal!"

Indah Gemerlapnya Dunia Baru : LiberzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang