Ch. 4 : Pertambangan Crackstar

36 0 0
                                    

Aku, Yulia serta budak lainnya berjalan cukup lama menyusuri area pertambangan. Pertambangan ini cukup luas, membutuhkan waktu lama untuk mengelilinginya. Sehingga lebih mudah untuk mengenakan kereta kuda.

Kenapa, kusir tadi tidak membawa kami sampai ke dalam!!!.

Aku menggerutu dalam hati menampilkan wajah cukup kesal.

"apa kau baik-baik saja"

Kata kata Yulia membuatku terkejut, aku pun melihatnya dan tersenyum.

"tidak apa-apa kok, jangan khawatir"

Aku mengatakannya setenang mungkin agar dia tidak merasa takut, meski sepertinya tidak ada gunanya.

"oh, begitu..."

"SIAPA YANG SURUH LO BICARA!!!"

Suara yang berat memotong percakapan kami. Suara tersebut berasal dari salah seorang yang membawa kami.

Secara reflek Aku dan Yulia langsung tertunduk diam. Kami tidak ingin berbuat macam-macam disini.

Jalan yang terbuat dari tanah kotor telah habis. Kami tiba didepan sebuah bangunan yang lumayan besar. Bangunan yang tidak menarik sama sekali. Temboknya terbuat dari batu bata yang dibiarkan tak terawat. Memiliki atap yang meruncing seperti rumah pada umumnya. Namun jika dilihat dari semua bangunan disini. Rumah ini adalah bangunan yang terbaik.

Kami memasuki bangunan tersebut secara berurutan.

Di dalamnya terdapat perabotan seperti rumah pada umumnya, seperti meja sofa lemari dan lainnya. Tidak ada yang mengesankan dari bagian dalamnya.

Di ujung ruangan ini ada seseorang yang duduk diatas kursi sedang mengisi beberapa lembar kertas. Pekerjaannya begitu serius hingga dia tidak mengetahui kedatangan kami.

Aku melihatnya sesaat dan sepertinya dia bukanlah pria yang mendatangi kami kemarin. Paras dan auranya sangat berbeda.

"boss, ini dia, pasokan budak kita bulan ini" sapa salah satu pengawal kami kepada bossnya, atau itu yang dia bilang.

"saat ini aku sedang sibuk. Segera lakukan seperti biasa"

Orang tersebut terlihat mengacuhkan kami, dia sama sekali tidak peduli dengan budak yang baru dibelinya. Bagaimanapun dia hanya menganggap kami seperti alat yang siap digunakan maupun dibuang jika tidak diperlukan.

"cihh, ayo..."

Pengawal tersebut terlihat kesal, dia lalu menarik kami menuju keluar dari rumah tersebut. Mereka saat ini menarik kami menuju kedalam tambang. Mereka akan langsung mempekerjakan kami bersepuluh.

Setelah berjalan beberapa ratus meter kami tiba didepan mulut goa yang digunakan untuk menambang bijih. Goa tersebut terlihat sangat gelap, hanya ada lampu pijar yang menerangi beberapa blok tempat didalam sana.

Dari dalam terlihat beberapa budak sedang berlalu lalang menarik gerobak, sama seperti sebelumnya.

"ayo cepat"

Aku mendengar suara bergema dari dalam sana. Suara teriakan yang sangat membisingkan telinga. Seperti seorang yang sedang melakukan penyiksaan disertai dengan suara cambuk yang menggelar.

Kami lalu sampai di area pertambangan yang cukup luas. Didalamnya banyak terdapat budak seperti kami. Mereka menggali bijih dengan peralatan tambang pada umumnya. Setiap kali mendapatkan bijih mereka akan mengumpulkannya hingga ditaruh dalam gerobak. Sementara budak lain akan menarik gerobak yang penuh menuju gudang.

Aku merasa kejadian ini tidaklah aneh bagiku. Karena mereka adalah budak, mereka akan melakukan apapun yang diperintah oleh tuannya. Aku melihat banyak dari mereka terjatuh, bahkan hingga tidak kuat berdiri. Saat mereka terjatuh pasti ada seorang yang mencambuk mereka hingga terbangun.

Indah Gemerlapnya Dunia Baru : LiberzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang