Ch. 11 : Masalah dari Seorang Ayah

10 0 0
                                    

Aku hari ini memutuskan untuk mendatangi toko senjata mengingat ini sudah hari keempat aku didesa ini.

Besok aku akan mengembalikan pedang pinjaman ini kepada marty. Lagi pula aku akan menjalankan sebuah misi hari ini.

Klinting Klinting...

Suara bel berbunyi sesaat setelah aku membuka pintu toko.

Didalam sini aku melihat rak penuh debu seakan tak terawat. Disana tersimpan banyak senjata, namun aku heran siapa yang dapat menggunakan senjata senjata seperti ini. Rata-rata ukuran mereka sangat besar.

Aku mengelilingi dalam toko yang sunyi ini, melihat lihat semua benda yang dipamerkan.

"anda mencari apa tuan kecil"

Sebuah suara dari sampingku mengagetkanku. Aku menengoknya, dia adalah pemilik toko ini.

Tampangnya yang ramah membuatku tenang, tubuhnya memang sedikit kekar. Namun itu terlihat ideal untuknya.

Dari baunya kurasa dia habis mencuci pakaian.

"saya ingin mencari pedang"

"pedang"

Pemilik toko ini terlihat berfikir.

"oh, pedang... Sudah lama tidak ada yang membeli benda semacam itu disini"

Pemilik itu lalu beranjak, dan menuju ke rak bagian ujung kanan toko ini.

Aku mengikutinya dan berfikir.

Desa ini begitu lemah, tak banyak prajurit dan warga disini terlalu damai. Tidak ada yang memiliki pengetahuan atau cara untuk mempertahankan diri. Jika aku melihat desa ini terlalu Makmur sampai-sampai melawan monster lemah saja tidak sanggup.

"ngomong ngomong, apakah anda pendatang baru"

Pemilik toko ini bertanya sambil mengacak-acak kotak senjata didepan ya, berusaha mencarikan pedang yang cocok untukku.

"aku jarang melihat wajah anda sebelumnya"

"benar, saya adalah relawan baru di desa ini... Saya baru datang empat hari yang lalu"

Mendengar perkataan ku pemilik toko tersebut tiba tiba berhenti mencari.

Kenapa dia berhenti?

Dia lalu berdiri dan menggerakkan kepalanya. dia bermaksud memintaku untuk mengikutinya.

Tanpa berkata apapun aku lalu mengikutinya. Entah mengapa suasana ini berubah menjadi super canggung. Apa aku mengatakan hal yang salah sebelumnya.

Kami sampai dibagikan belakang toko ini, aku menemukan sekelompok anak kecil yang berjumlah 7 orang. Dari tingginya aku rasa mereka berkisar antara umur 8 sampai 12 tahun.

Aku tidak mengerti apakah mereka adalah anak-anak dari paman ini ataukah titipan. Jika mereka adalah anaknya, aku ragu bagaimana dia akan membiayai hidup mereka semua.

"kau mengingatkanku pada anak pertama ku"

Paman ini tiba-tiba mengatakan sesuatu. Sesuatu yang aneh, dari nadanya dia terdengar sedih. Namun dengan suara yang tegap dan agak lemah.

Aku merasa sedikit sedih dan merinding mendengarnya. Tapi bagaimana ceritanya aku bisa mirip dengan anaknya.

"beberapa tahun yang lalu anakku bergabung dengan prajurit yang ada di desa ini"

Aku tau ini, ceritanya pasti akan sangat sangat panjang.

"dia bilang ingin menjadi seperti pahlawan Ahres, meskipun usianya sudah dewasa namun dia tetap bermimpi seperti anak kecil. Dasar anak bodoh"

Indah Gemerlapnya Dunia Baru : LiberzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang