Ch. 8 : Relawan

19 0 0
                                    

Seorang prajurit dengan pakaian beratnya yang terbuat dari besi mendekatiku. Dia terlihat sudah sangat kelelahan.

Dia berhenti dan menekan dadanya yang tertutup besi sebelum berbicara kepadaku.

Dia memang sangat kelelahan.

"apakah kamu relawan yang baru?"

"iya"

"Tolong ikut denganku, kamu harus melapor kepada bos Bolg"

Melapor ya, aku sebenarnya masih ingin untuk melihat lihat desa. Tapi kurasa tidak apa-apa.

Aku lalu mengangguk dan mengikuti langkahnya. Ternyata dia memang benar sangat kelelahan.

Meski ini sudah malam, sepertinya penjagaan masih terus berjalan. Terlihat bolg duduk di posnya seperti tadi. Apa dia menungguku?

"bos, ini. Aku menemukannya"

"kau sudah tiba ya. Maaf mengganggumu. Tapi kamu harus membayar biaya masuk. Juga memberitahu identitasmu"

Aku merasa keadaan mulai serius disini. Aku rasa aku bisa masuk dengan gratis, tapi kurasa tidak semudah itu.

Uang sangatlah penting.

"baik, aku harus mulai dari mana"

"cukup tunjukan kartu identitasmu"

Dia lalu berkata sambil menunjukan wajah terkejut. Namun dia langsung menghapusnya.

Tapi, kartu identitas ya... Aku tidak punya aku mau bilang apa.

"maaf, tapi aku tidak memilikinya"

"kenapa bisa tidak ada? Apa boleh buat, ayo masuk"

Sepertinya didalam sana akan ada masalah yang cukup besar. Semoga dia tidak mengetahui identitas ku sebagai budak. Aku harap ini hanya seperti membuat KTP.

Aku masuk kedalam pos penjaga tersebut. Ternyata ruangan ini lebih luas dari yang terlihat. Ada beberapa sekat untuk membedakan ruangan. Ini seperti kantor polisi.

"silahkan duduk"

Bolg menunjuk ke salah satu kursi disana. Dia lalu pergi ke depan.

Mengikuti arahannya aku lalu duduk disana, dan tak perlu menunggu lama, bolg kembali. Dia membawa selembar kertas.

Dia lalu duduk dihadapan ku dan meletakkan kertas tersebut didepan ku.

"ini, kau bisa menulis identitas mu disini"

Menulis ya, aku tidak bisa menulis.

"maaf tapi aku tidak bisa menulis"

Bolg terlihat kesusahan dengan ini.

"sudah kuduga. Tunggu sebentar"

Sepertinya dia memang kerepotan denganku. Dia bernafas dengan cukup lama.

Bolg lalu kembali lagi. Kali ini dia membawa sebuah lempengan batu. Batu itu sangat rapi, berbentuk persegi dan terlihat mengkilap.

Dia lalu meletakkannya di atas meja dan menutupinya dengan kertas sebelumnya.

"letakkan tanganmu diatasnya"

Kira-kira apa ya yang akan terjadi jika aku melakukannya.

Aku meletakkan tanganku diatasnya.

Sesaat kemudian batu tersebut bercahaya sebentar. Bersamaan dengan itu muncul tulisan-tulisan didalam kertas tersebut.

Aku cukup terkejut saat melihatnya, ini sangat ajaib. Aku rasa ini yang dinamakan sihir.

Indah Gemerlapnya Dunia Baru : LiberzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang