Ch. 10 : Iblis Dan Relawan Gila

16 0 0
                                    


Aku sebenarnya ingin segera mengganti penampilanku. Namun toko itu tidak memilik ruang ganti. Aku lalu memutuskan untuk menuju ke sebuah penginapan.

Selama 2 malam sebelumnya aku tidur di luar, dibawah pohon dan didepan toko seseorang. Tentu saja itu karena uang juga penampilanku yang menyedihkan.

Kini aku memiliki lebih banyak uang yaitu 20 koin perak. Aku rasa ini akan cukup untuk menginap selama beberapa malam.

Marty pernah menyarankan sebuah penginapan untukku. Dia bilang penginapan tersebut milik kerabatnya. Dia juga bisa memberikan diskon kepadaku.

Itu sangat patut dicoba, mumpung aku telah bekerja keras.

Aku membuka pintu penginapan, kuharap benar ini tempatnya.

"selamat datang di penginapan Marlin"

Sapaan yang sangat ramah menyambutku. Itu berasal dari penerima tamu yang aku lihat.

Dia adalah seorang perempuan.

Jika kulihat sepertinya dia seumuran denganku. Dia sangat muda. Juga lumayan cantik, dengan tubuh yang menyaingi penampilan pramugari.

Namun saat dia melihat penampilanku, wajahnya yang tadi ramah berubah kosong. Seperti melihat gelandangan. Tentu saja kami bagai bulan dan kotoran, sangat jauh.

"apa ada yang bisa saya bantu"

Dia mengatakannya dengan cuek.

Kesan yang diberikannya cukup buruk, namun aku masih bisa menerimanya.

"maaf, saya ingin memesan kamar"

"satu malam 2 perak, 3 malam 5 perak. Belum dengan makan siang"

"aku ingin, memesan 3 malam"

"jadi, totalnya 5 perak"

"baik"

Apakah dia memandangku sebagai manusia, atau masih sebagai budak. Jika dipikir pikir menjadi budak lebih baik. Tatapan mereka 10 kali lebih baik daripada dia.

Memikirkannya membuatku nostalgia.

Aku menyerahkan 5 koin perak dari kantongku.

"ini kuncinya"

"maaf, tapi. Apakah di sini ada kamar mandi atau apapun"

"sayang sekali, anda harus mandi diluar"

Aku menghela nafas saat mendengarnya. Berjalan keluar lagi yah. Padahal aku ingin segera ganti baju.

Ngomong ngomong soal mandi. Aku sudah tidak ingat kapan terakhir kali aku mandi.

Aku rasa itu sebelum aku pergi ke dunia ini. Itu dapat terlihat dari betapa kaku dan kotornya rambutku. Aku bahkan dapat merasakan ada sesuatu yang membuatku geli disana. Juga lalat lalat yang mengikuti ku terus menerus.

Sepertinya aku juga harus mulai memperhatikan penampilanku.

Reaksi semua orang membuatku terganggu terus menerus.

Aku lalu menuju ke kamarku. Penginapan ini memiliki bar di lantai bawah dan kamar dilantai atas. Itu informasi yang kurang penting.

Aku segera memasuki kamarku dan melempar 2 buah tas yang barusan kudapatkan.

Sebetulnya setelah aku melihat tempat tidur. Aku ingin segera melompat dan menggeliat di atasnya.

Namun entah mengapa aku tidak tega.

Baru kali ini setelah lebih dari 6 bulan aku bisa melihat tempat tidur yang layak. Aku merasa ini seperti mimpi.

Aku bahkan tidak rela untuk menempatinya. Lagi pula tubuhku masih kotor, aku dapat merusaknya.

Indah Gemerlapnya Dunia Baru : LiberzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang